Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.
Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."
Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."
Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
A M BAB 32 - kerja kelompok.
"Siapa mut, kok kayak ribut bener." Kata Lilie. Merasa penasaran dengan bunyi notifikasi beruntun dari handphone gadis disampingnya. "Itu tukang pinjol apa."
"Yakali cewe gue pinjol-pinjolan Li. Pekerja keras gini mustahil gak mampu nafkahin calon istri." Menyahut. "Bener gak cinta."
"Bulshit! Sok iye lu beban ortu." Jack tentu langsung menyambar. Meneguk air dingin sampai jakunnya bergoyang. Lalu melemparkan senyuman penuh ejekan.
Mereka sedang duduk santai di atas sofa ruang tamu. Setelah tadi menyelesaikan kerja kelompok dan makan bersama.
"Mulut." Menegur. Membuka bungkus camilan bronis untuk diserahkan pada Dinya. Melirik pemuda tempramental itu lagi. "Lagian lo udah tau kalau Sinan ngasilin duit sendiri, sengaja banget nyari kesempatan buat being rude and mean."
"Tch." Hanya bisa berdecak. Baru bangkit ketika teriakan bibi mereka mengudara. Merajut langkah. "Asik pisang goyengg~"
"Ikut!" Kata si gadis. Menawarkan Dinya untuk ikut. Tersenyum sambil melambaikan tangan setelahnya. "Aku ambil pisang oyeng duyu mut~ tundu yaa~ tundu yaaa~ muach!"
Terkekeh geli mendengar bahasa bayi yang keluar. Membuka layar dan mengerutkan kening. Belum apa-apa sudah 99+ notifikasi saja. Entah bocah itu gabut atau apa.
"Siapa, kok aku kepo." Bangkit dari kursi satunya untuk pindah dan duduk disamping Dinya. Dengan senyum mengembang berkata lagi. "Wo-AHH!! Baby.. kontak aku disematin ya ternyata, ya ampun. Langsung bilang mau adat apa, cepet udah gak tahan."
"Apaan." Membiarkan pemuda yang tampak kepanasan itu merangkulnya. Bersandar dan terdiam. Keterdiaman yang menjadi akibat pertanyaan selanjutnya muncul. "Lo sama Kim saling kenal ta. Gak ada maksud apa-apa cuma nanya. Kepo kayak lo."
Seseorang yang hatinya sedang berbunga langsung terdiam. Menunduk dalam untuk meletakkan dagu pada pundak gadis itu.
"Gadis manis yang diberkati." Serak Sinan. Mengukir senyum dan berujar lemah. Setengah merengek. "Masa lagi romantis-romantisnya malah bahas orang lain, sayang. Lain kali gaboleh lagi ya cinta."
Mengangkat kepala. Menyandarkan tubuh sambil mengangkat tangan. Merangkul.
"Karena kamu sayangku jadi aku jawab." Kata pemuda tampan tersebut. "Kim itu cewe yang udah dari lama ngikutin aku."
Selanjutnya jawaban dari pertanyaan itu melayang. Penjabaran tidak terlalu panjang tapi jelas sejelas-jelasnya. Sehingga akhirnya harus terhenti ketika Jack dan Lilie datang.
"Pisang pisangg~ pisang goreng anget~ permisi mas mbak, mau beli? Ada promo khusus couple." Menawarkan ala penjual gorengan. Bergurau riang. "Lima ribuan."
"Buset lima ribu." Terkekeh. Melirik gadis itu geli sebelum menaruh mangkuk anti panas dipangkuan Dinya. "Mendingan punya gue."
Sementara ketiganya saling melempar canda. Mimik seorang gadis yang tadi sempat ceria mulai kembali mendatar. Dengan mulut mengunyah menatap santai pada layar handphone. Lantas mengangguk.
An
Kakak dimanaaa~ ʕ´• ᴥ•̥'ʔ
Firasat Le Ruen kok gak enak ya:'<
Kakak hati-hati ya kak..
TAKE CARE!! ( ≧Д≦)
Melirik ketiga orang di sekitar. Menyumpal lebih banyak pisang goreng kedalam mulut. Bersandar nyaman. Dinya juga menangkap kekhawatiran serupa atas dirinya. Ada hal buruk yang sedang menunggunya. Tapi apa.
***
Semua kejadian dan semua yang terjadi adalah hasil dari suatu proses. Begitu pula sebuah hubungan yang awalnya tidak diinginkan dan disangka-sangka, itu terjadi dikarenakan suatu proses. Itu terjadi karena telah melewati proses. Entah proses itu lama atau malah sesingkat membalikkan tangan.
"Sana cabut." Katanya bersidekap dada. Menatap pemuda keras kepala yang terus merengek. Melanjutkan tegas dan penuh peringatan. "Kenapa diem. Cepet sana."
"No no! Hmph." Menggeleng ribut. Membuang muka, namun pada akhirnya menggulirkan tatapannya lagi. Memasang raut paling menyedihkan. Memohon. "Lemme stay, pwease.. boleh ya."
Pagar berkarat menjadi saksi usaha penuh bujukan yang tak ada hasilnya. Dinya dengan datar memberi sorot paling menusuk. Mengangkat jari telunjuk. Menyuruh si tampan diam dan pergi.
Drama terus berlanjut. Sampai beberapa saat kemudian baru Sinan mulai menyerah. Itu juga terjadi hanya karena dia tak ingin si gadis berpendirian teguh kedinginan.
"Fine, dasar tega.. huh." Cemberut. Membuang nafas panjang. Lalu tersenyum dan berkata lagi. "Kalau gitu aku pulang ya sayang, kamu yang nyenyak tidurnya."
Hanya mengangguk. Mengiyakan agar cepat. Lantas ingin berbalik dan menutup pagar.
"Eh tunggu!" Memanggil. Membuat langkah si gadis terhenti. Meniru nada film. "Jangan rindu, karena rindu itu berat. Biar aku saja."
Stress. Kira-kira begitu isi hati si korban. Menghembuskan nafas lega ketika akhirnya mobil Sinan melaju. Setelahnya ia baru mulai mengunci pagar dan berjalan masuk.