Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Rose sudah sampai di rumah, dan dia menjadi semakin panik ketika dia tidak menemukan keberadaan Tiara. Dia langsung menghubungi kakaknya lagi, dia sungguh merasa bersalah. Tapi cukup lama dia melakukan panggilan, Seruni mungkin sedang melakukan sesuatu sampai tidak langsung menerima panggilan dari Rose itu.
Rose menepuk mulutnya perlahan.
"Duh, ngapain kemarin aku pakai ngomong gak usah ajak Tiara, nanti anak itu hilang! sekarang beneran hilang. Tahu kalau kemarin ucapanku dikabulkan, aku ngomong aja pengen punya suami lagi yang kayak Gading Marteen. Sekarang gimana ini?" gumam Rose panik.
Rose masih mondar-mandir di ruang tamu. Sambil sesekali memukul pahanya yang terasa begitu pegal. Tadi dia sudah periksa seluruh rumah, dan tidak menemukan Tiara. Padahal, sebenarnya kalau dia sadar sesuatu yang sangat penting, yang merupakan master key, untuk mengetahui ada tidaknya Tiara di rumah itu sangat mudah.
Kan kunci rumah ini ada 3, satu di bawa Seruni. Satu lagi di bawa Fathan. Satu lagi ada di bawah pot bunga pukul empat yang ada di samping pagar bagian dalam. Ketika dia datang, kunci itu masih ada di sana. Bukankah sebenarnya itu sudah bisa memastikan kalau Tiara belum pulang. Dia pakai keliling semua kamar sampai halaman belakang. Kan itu namanya memubazirkan tenaganya. Tapi bagi orang panik, semua sah.
[Gimana Ros?]
Panggilannya akhirnya diterima oleh kakaknya.
"Mbak, gak ada mbak. Tiara belum pulang. Apa aku lapor pak RT aja ya mbak?"
[Apa hubungannya sama pak RT, Rose? belum juga 24 jam gak bisa kita lapor juga, Rose. Ini mbak sama mas kamu sudah mau pulang. Coba terus hubungi nomornya Tiara saja dulu! ini mas mu juga lagi usaha telepon temannya yang bisa bantu cek rekaman kamera pengawas]
"Iya mbak!"
Brukk
Rose menjatuhkan dirinya di sofa ketika panggilan itu terputus. Bukankah seharusnya saat ini dia sedang melow menangisi perceraiannya dengan mantan suaminya. Tapi, dia benar-benar tidak sempat melakukan itu. Dia terlalu panik, karena Tiara hilang.
**
Tiara masih berada di ruangan tunggu di rumah sakit itu sendirian. Di depannya memang ada banyak makanan. Tapi rasanya dia tidak berselera. Dia mencoba mengingat apa yang kurang. Dia merasa ada yang terlupa, tapi benar-benar bingung itu apa.
Sampai dia membuka pintu ruangan itu, niatnya cuma mau cari angin. Tapi dia melihat ada seorang wanita berambut pendekar yang wajahnya mirip bibinya lewat dekatnya.
"Ih, bisa gitu ya. Muka mbak-mbak itu mirip sekali dengan bibi Rose..."
Tiara segera menjeda ucapannya, bukan hanya ucapannya saja. Tapi Tiara juga menjeda langkahnya. Dia berhenti dan menepuk keningnya.
"Oh my Ghoshh! bibi Rose masih ketinggalan di kantor catatan sipil! aduh, kok bisa lupa sih. Aduh gimana ini?" Tiara terlihat begitu panik.
Tiara mengingat kembali dimana ruangan operasi itu berada. Tapi, dia langsung membeku di tempat itu. Dia lupa, dimana ruangan operasi itu.
"Daripada nyasar, pulang dulu deh. Pakai telepon di rumah buat telepon bibi Rose. Aku gak ingat nomornya!"
Tiara berlari ke arah lift. Dia berniat untuk pulang secepatnya. Ternyata sesuatu yang rasanya sangat penting tapi terlupakan olehnya itu adalah bibinya sendiri.
Untungnya di sekitaran rumah sakit banyak taksi umum. Jadi, dia menghentikan salah satu taksi dan masuk ke dalamnya. Dia akan pulang ke rumahnya.
**
Di tempat berbeda, jam pulang sekolah sudah tiba.
Andrew yang memang tidak bisa sebenarnya dengan mudah melepaskan Tiara. Mencari gadis itu di kelasnya.
Tadinya dia berpikir, pasti Tiara akan mencarinya lagi karena menyesal sudah minta putus darinya. Secara dia murid paling kaya di sekolah ini kan. Gak mungkin bisa dengan mudah Tiara melepaskannya.
Tapi ternyata, dia salah. Sampai waktu pulang sekolah. Tiara sama sekali tidak menemuinya.
"Heh, Hayati!" panggil Andrew yang melihat Hayati, teman satu bangku Tiara keluar dari kelasnya.
Tas ransel polkadot yang dipakainya nyaris jatuh, untung saja dia cepat menangkapnya.
Gadis berkacamata itu juga tampak gugup. Karena aura Andrew dan kedua temannya itu memang aur-auran. Mereka kan memang sangat populer di sekolah ini.
Saat Andrew melangkah maju menghampiri Hayati. Satu kali Andrew melangkah, Hayati bahkan membenarkan kacamatanya sebanyak dua kali. Dia terlihat salah tingkah dan gugup sekali.
Trenz yang iseng, malah maju lebih dulu dari Andrew dan berdiri di belakang Hayati. Sangat dekat sampai dia menjadi lebih gugup dari sebelumnya.
"Jangan gugup, santai saja" kata Trenz sengaja menggoda Hayati.
Bahu Hayati sampai naik turun, dia terlihat sangat gugup. Mungkin saat ini debaran jantungnya, kecepatannya sudah mengalahkan kecepatan motor Dani Pedrosa.
"Kalian mau apa?" tanya Hayati panik.
Trenz yang benar-benar iseng malah sengaja mendekati telinga Hayati.
"Mau makan kamu!" bisiknya dengan suara berat.
Brukk
Tas Hayati jatuh, gadis itu sampai berjongkok dan menutupi kepalanya.
"Ha ha ha" Trenz tertawa begitu puas.
"Kenapa lebai sekali?" tanya Choki di belakang Andrew.
Kalau saja Tiara saat ini ada di tempat ini. Sudah habis tiga pemuda itu olehnya. Berani betul, dia menggangu Kamus bahasa Inggris berjalannya Tiara.
"Tiara mana?" tanya Andrew sambil berjongkok di depan Hayati.
Hayati mengangkat kepalanya perlahan. Melihat ke arah Andrew.
"Ti... tidak masuk!" jawabnya tergagap.
Hayati sungguh tertekan, dia merasa sangat terintimidasii oleh ketiga pemuda itu.
"Kenapa? sakit?" tanya Andrew lagi.
"Di suratnya tertulis, ada urusan keluarga!" kata Hayati lagi sambil menunduk.
Andrew segera berdiri.
"Ke rumahnya?" tanya Trenz pada Andrew.
"Mau ngapain? emaknya galak woi!" kata Choki lantang, itu sesuai realita memang.
Beberapa kali bertemu di luar sekolah. Beberapa pemuda mencoba menyapa Tiara. Dan ibunya langsung nyolot. Maklum, anak gadis satu-satunya. Seruni memang cukup protektif.
Baru juga mereka berdiskusi. Ponsel Andrew berdering. Begitu tahu itu panggilan telepon dari ayahnya. Andrew sangat malas menjawabnya, dia membiarkan panggilan itu berdering beberapa kali.
"Gak di angkat?" tanya Trenz yang masih sibuk menarik satu helai, dua helai rambut Hayati yang masih berjongkok di bawah dan memeluk tasnya dengan erat.
"Paling nyuruh belajar, nyuruh ini, nyuruh itu!" kata Andrew malas.
Tapi ketika panggilan lain berdering. Andrew langsung menerimanya.
"Halo bibi Yuli"
[Tuan muda, nyonya besar sedang di operasi. Jika sudah pulang sekolah. Cepatlah datang ke rumah sakit]
"Nenek di operasi? iya iya bi, aku ke sana sekarang!"
Tanpa memperdulikan kedua temannya lagi. Andrew segera bergegas meninggalkan tempat itu.
"Terus, ini orang mau diapain?" tanya Chiko menunjuk ke arah Hayati.
Trenz yang iseng terkekeh pelan.
"Gimana kalau kita jadikan tumball..."
Hayati yang mendengar itu langsung berlari histeris.
"Agkhhh!" pekiknya ketakutan.
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣