Wanita Bercadar Itu Istri-ku

Di pagi hari nya Devano seperti biasa sedang siap siap untuk berangkat ke sekolah namun mulai hari ini Devano akan berubah sedikit demi sedikit untuk belajar menghargai dan bertanggung jawab seperti yang dia ucapkan kemarin sore pada mama dan papa nya.

"Huh pulang sekolah aku harus melamar pekerjaan untuk bisa menapkahi istriku," Ucap Devano Debgan mata yang sayu.

Ya mulai hari ini pasilitas Devano resmi keluarganya cabut termasuk uang jajan nya, makanya Devano hari ini akan mencari pekerjaan untuk dirinya bertahan hidup.

Devano langsung saja berangkat sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu, karena devano harus bergerak dari sekarang.

Sesampainya Di sekolah teman temannya Devano sudah menunggunya siapa lagi jika bukan Devan dan Aldino karena Arjuna dan Deren sudah lulus sekolah dan sekarang sudah masuk fakultas.

"Bos lo kemana aja, sekarang li udah jarang kumpul lagi sama kita, iya nggak Van???" Tanya Aldino kepada Mereka.

"Yoi,"

"Okh gue sibuk, Akhir akhir ini," Jawab Devano penuh kebohongan sibuk dari hongkong padahal Devano hanya Rebahan di mansionnya, bahkan setiap pagi Devano sudah muntah muntah dan minta apapun yang dia mau dengan nggak tanggung tanggung kan hal-hal aneh pun dia ingin seperti kemarin yang dirinya menginginkan sate Byawak.

"Okh, Bos nanti pulang sekolah kita kumpul di bascam ya udah lama juga kita nggak kumpul,"

"Hmmm," Hanya Deheman yang keluar dari mulut Devano.

Saat berjalan menuju kelasnya tak sengaja Vania melihat Devano dan kedua Tanya sedang berbincang Bincang, Dia pun berjalan menghampiri mereka.

"Hay Dev," Tanya Vania Denfan senyum lebaran beserta keringanan mata untuk menggoda Devano.

"Sedangkan Devano yang di perlakukan seperti itu hanya buang muka saja tanpa melayani Vania, karena dia bertekad untuk berubah meskipun dia harus mati matian menahan Hasratnya.

"Hay juga Vania Cantik," Bukan Devano yang menjawabnya melainkan Devan dan Aldino.

"Kana aja kalian kok akhir akhir ini jarang ketemu padahal aku sudah kangen dengan kalian," Ucap Vania dengan maksud terselubung bahkan mereka bertiga pun tahu kemana arah pembicaraan Vania.

"Sama Vania, jadi kapan nih kita happy happy lagi," Tanya Aldino dengan menaik turunkan Alisnya.

Sedanfkan Devano hanya diam saja tanpa menjawab sepatah kata pun.

" Kenapa dulu gue begitu menginginkan jalang seperti lo Vania, sumpah sekarang lo udah liar, Vania yang gue kenal itu malu malu bahkan baik dan tak liar seperti ni," Ucap Devano dalam hati.

"Guys gue kekelas dulu ya,"

Ucap Devano sambil melenggang pergi meninggalkan mereka bertiga tanpa menunggu jawaban mereka.

" Itu Devano kenapa ya kok sikapnya hari ini sangat aneh,??" Tanya Aldino kepada Devan.

"Gue juga nggak tahu," Jawabnya sambil mengedikan bahu.

Sedangkan Vania yang melihat Devano seperti itu pun kesal karena rencana nya tidak berjalan dengan lancar.

"Ya sudah kami duluan ya Van," Ucap Aldino Berpamita.

"Iya,"

Setelah mendapat jawaban dari Vania, Aldino dan Devan langsung saja berjalan mengikuti Devano yang hari ini kelihatan aneh.

"Dev ," Ucap Aldino.

"Hmmm,"

"Lo nggak masuk kelas ??"

"Nggak," Jawab nya dengan pandangan yang kosong seperti orang yang sedang melamun.

"Dev lo kenapa cerita sama kita???" Tanya Devan.

"Gue bingung," Ucap Devano dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Bingung kenapa,??? "

"Gue mau cari kerja tapi gue bingung harus mulai dari mana," Ucap Devano.

"Hah, kita nggak salah denger kan Dev,?? " Tanya Aldino.

"Nggak ,nggak mungkin seorang Devano Alexander mencari pekerjaan," Timpal Devan.

Mereka berdua tidak mempercayai Devano karena siapa yang akan percaya coba seorang Devano Alexander anak bungsu pengusaha nomor satu seindonesia,

"Ck, gue serius," Ucap Devano Dengan tatapan kesal.

"Asli lo Dev," Tanya Aldino sekali lagi untuk memastikan.

"Iya,"

"Tapi kenapa??" Tanya Deren penasaran hal apa yang membuat Devano menjadi orang yang menyedihkan seperti ini.

Devano pun langsung menceritakan masalahnya dari awal hingga akhir.

"Jadi begitu ceritanya," Ucap Devano Dengan menghela nafas.

"Emmm Bos sebenarnya Nanti malam ada balapan di sicuit, tapi aku ragu untuk bilang sama lo karena kan kita juga tahu kondisi lo dan keluarga setelah fi tinggal Nafisha makanya gue nggak berani membicarakan soal ini pada lo," Ucap Aldino.

"Berapa hadiahnya,???" Tanya Devano.

"Dua milyar,"

"Mendengar uang yang besar itu mata Devano melebr sempurna bagaikan mendapat angin segar menghampirinya.

"Gue ikut, lo urus aja pendaftarannya Dan kabari gue jam berapa balapan nya,"

"Oke lah Bos kalau begitu,"

"Seperti biasa Bos jam 11 malam di sircuit,"

"Oke,"

Siang harinya Devano menjalankan rencananya yaitu menaci sebuah pekerjaan, Devano kesana kemari melamar setiap perusahaan maupun toko toko yang ada di Jakarta namun tidak ada yang menerima nya Dengan alasan Devano masih remaja dan belum lulus sekolah.

Ini adalah tempat terakhir yang Devano datangi di hari ini sebuah Restoran Bintang Lima.

"Permisi,"

"Iya ada apa Dek,??" Tanya kasir yang ada di sana.

"Bisakah saya bertemu dengan pemilik Restoran ini,???" Ucap Devano dengan hati hati.

"Ada keperluan apa dek Dengan pemilik Restoran ini,???"

"Okh nggak kak ,saya hanya ingin melamar pekerjaan saja," Ucap Devano.

"Baik tunggu sebentar,"

Orang itu langsung pergi untuk menghampiri ruangan pemilik Restoran ini

tok tok tok

"Permisi ," Ucap orang tersebut.

"Masuk,"

Ceklek

"Ada apa kamu ke sini Lin,??," Tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah pemilik Restoran ini.

"Maaf bu di depan ada anak muda yang katanya ingin melamar pekerjaan,"

"Suruh dia kemari,"

"Baik bu,"

Setelah menyuruh Devano untuk bertemu dengan pemilik Restoran ini Orang tersebut langsung pergi untuk bekerja kembali, dan di sinilah Devano sekarang bersama wanita paruh baya yang terlihat begitu cantik namun sayangnya dia sudah menikah dan sudah mempunyai anak.

"Ada yang bisa saya bantu,???" Tanya Bu Lintang to the point.

"Perkenalkan saya Devano bu, saya kesini hanya untuk melamar pekerjaan," Ucap Devano.

"Kamu yakin dek, kamu kan masih sekolah,??"

"Saya yakin Bu,"

"Baiklah kamu saya terima kerja di sini, tapi apakah kamu akan menerima pekerjaan ini,???"

"Maksud ibu,???"

"Sebenarnya si sini belum ada tempat yang kosong untuk kamu bekerja, tapi saat ini saya sedang mencari orang untuk membantu saya menemukan seseorang yang sudah berbuat curang di Restoran saya, jika kamu mau kamu akan saya tempatkan di bagian kasir, selain kamu melayani pembeli kamu juga harus mereka hasil menjualan disini, apakah kamu bisa melakukan hal itu,"

"Bisa bu,"

" Tapi ini hanya Rahasia kita berdua karena saya tidak mau ada yang tahu tentang masalah Restoran ini,"

"Baik bu,"

"Kalau begitu selamat bergabung di Restoran kami," Ucap bu Lintang sambil menyodorkan tanganya untuk berjabat tangan.