NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:768.6k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 32

Pukul tujuh pagi, Hilda dan Arumi masih terlelap ketika suara bel pintu apartemen berdering nyaring, memecah keheningan.

Hilda mengerjap pelan, mencoba mengusir kantuk yang masih menggelayuti matanya. Sementara di sisi lain, Arumi bergumam tidak jelas, menutup kepala dengan bantal.

Bel berbunyi lagi, lebih panjang kali ini.

Dengan malas, Hilda bangkit dari ranjang, menyeret langkah ke arah pintu.

Begitu daun pintu dibuka, matanya langsung bertemu dengan sosok Ryan ambang.

Hilda mengerjap, matanya masih terasa berat. Namun begitu pandangannya jatuh pada sosok pria asing yang berdiri di ruang tamu, kantuknya seketika lenyap.

Wajahnya tampan, rapi, dan berwibawa, membuat Hilda sempat terpaku. Tapi ia sadar, ia sama sekali tidak mengenalnya.

Itu adalah pertama kalinya ia melihat pria itu.

Hilda masih terpaku di ambang pintu, matanya tak lepas dari sosok pria asing di hadapannya. Wajah tampan itu seolah langsung menghapus sisa kantuk yang tadi menahannya untuk bangun.

"Maaf, Nona," suara bariton pria itu memecah keheningan. Nada bicaranya sopan namun tegas. "Saya ingin bertemu dengan Nona Arumi. Apakah dia ada?"

Begitu mendengar nama Arumi disebut, Hilda seolah baru tersadar dari lamunannya.

“Oh, iya, iya! Tunggu sebentar ya, saya panggilkan,” jawabnya agak gugup, sambil berbalik menuju ruang tengah.

Sementara itu, Ryan tetap berdiri di ambang pintu, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, menunggu dengan tenang namun matanya sesekali meneliti sekeliling.

"Rum, bangun," ucap Hilda sambil menggoyangkan tubuh sahabatnya dengan lembut.

Arumi hanya bergumam pelan, matanya masih terpejam, seolah enggan melepaskan diri dari dunia mimpi.

"Bangun, Rum," ulang Hilda, kali ini sedikit lebih tegas namun tetap penuh kesabaran.

Hilda sedikit menunduk, mendekatkan wajahnya ke telinga Arumi.

"Rum, bangun. Ada yang nyariin kamu," ucapnya dengan nada setengah berbisik, setengah bersemangat.

Arumi menggeliat pelan, kelopak matanya mulai terbuka setengah, masih dibayangi rasa kantuk.

"Siapa?" tanyanya malas, suaranya serak khas orang baru bangun.

Aku nggak tahu siapa dia, Rum. Aku nggak kenal, tapi yang jelas dia cowok, dan ganteng banget,” ujar Hilda dengan mata berbinar, seolah baru saja melihat selebritas.

“Ganteng?” gumam Arumi pelan.

Sejak kapan ia mengenal pria ganteng? Selama menikah dengan Hansel, Arumi hampir tak pernah berinteraksi apalagi berteman dengan pria lain. Pikiran itu berputar di kepalanya, menimbulkan rasa heran bercampur waspada.

Arumi kemudian duduk, berusaha menata sisa rasa kantuk dan perasaan yang masih kusut setelah bangun tidur.

“Dia sendiri?” tanya Arumi, memastikan.

“Iya, sendiri,” jawab Hilda singkat.

“Tapi siapa ya, Hil? Aku nggak kenal cowok mana pun sejak menikah dengan Hansel,” ujar Arumi, keningnya berkerut.

“Kecuali…” ucapannya menggantung di udara.

Hilda langsung menangkap maksudnya. “Kecuali… pria malam itu,” katanya pelan.

Deg!

Arumi menelan ludah. Jantungnya berdegup tak beraturan. Apa mungkin. benar, pria itu yang ada di luar?

"Ah, tapi nggak mungkin, Hil. Dia mana tahu tempat tinggalku? Lagian, aku yakin dia juga nggak tahu wajahku seperti apa. Malam itu kan cahayanya redup," ujar Arumi, mencoba meyakinkan diri.

"Kita nggak pernah tahu, Rum. Sekarang teknologi dan informasi itu canggih, lho," sahut Hilda sambil mengangkat alis.

"Udah, ayo cepat keluar. Kasihan, tuh, cowok ganteng di luar nungguin lama," tambahnya dengan senyum menggoda.

Begitu selesai berbicara, Hilda menarik tangan Arumi, memaksanya berdiri.

Arumi menelan ludah, sedikit ragu, tapi langkah kakinya tetap mengikuti Hilda menuju pintu. Begitu daun pintu terbuka sosok pria yang berdiri tegap di ambang pintu.

Dia mengenakan kemeja biru gelap yang rapi, dan wajahnya terlihat tenang meski matanya jelas menyapu ke arah Arumi.

“Nona Arumi?” tanya pria itu sambil menatapnya penuh kehati-hatian.

“Iya, saya,” sahut Arumi, sedikit mengernyit karena tidak mengenal wajahnya.

“Saya Ryan, asisten Pak Elfando,” kata pria itu sambil merogoh saku jasnya, mengeluarkan sebuah kartu nama lalu menyerahkannya.

Arumi menerimanya, matanya bergerak cepat membaca tulisan di atas kertas tebal itu. Nama dan jabatan yang tertera membuatnya semakin bingung.

“Iya, ada yang bisa saya bantu, Pak Ryan?” tanyanya hati-hati, nada suaranya terkontrol meski rasa penasaran mulai menguasai pikirannya.

Ryan menatapnya sejenak, seolah mempertimbangkan kata-kata yang tepat. “Pak Elfando ingin bertemu dengan Nona, secara pribadi.” katanya.

“Pak Elfando.” Arumi menggumamkan nama asing itu, seolah mencoba mencari-cari di ingatannya. Namun, sama sekali tidak ada wajah atau peristiwa yang berkaitan dengan nama itu. Ia menatap Ryan dengan alis sedikit berkerut.

Dia tidak mengenal siapa pun bernama Elfando, apalagi sampai ada urusan yang memerlukan pertemuan.

“Memangnya ada urusan apa Pak Elfando itu ingin menemui Arumi?” tanya Hilda, suaranya penuh rasa ingin tahu, namun nada curiganya jelas terdengar.

Ryan tersenyum tipis, tapi tatapannya tetap terjaga, seperti seseorang yang sudah dilatih untuk tidak mengumbar informasi sembarangan. “Maaf, saya hanya diminta menyampaikan hanya itu saja." Kata Ryan.

“Jangan, Rum. Nanti malah perdagangan manusia lagi,” ujar Hilda blak-blakan, tanpa peduli Ryan mendengar.

Ryan hanya tersenyum tipis, entah geli atau sekadar sopan menanggapi.

“Saya nggak kenal yang namanya Pak Elfando. Mungkin Anda salah orang,” ucap Arumi, berusaha terdengar tegas meski nadanya sedikit ragu.

“Nona Arumi pasti ingat… tiga minggu lalu, di club. Pak Elfando dan Nona Arumi…” Ryan menggantung ucapannya, seolah sengaja memberi ruang bagi mereka untuk menyimpulkan sendiri.

Mata Arumi langsung membesar, Hilda pun terperangah. Degupan jantung Arumi terasa di telinganya sendiri, ternyata pria yang bersamanya malam itu, bernama Elfando.

“Ada urusan apa dia ingin menemuiku? Aku...aku sudah membayarnya malam itu,” kata Arumi, suaranya terdengar terbata. “Katakan saja padanya, kita sudah impas. Kami sama-sama saling menyenangkan.”

Hilda langsung maju setengah langkah, menatap Ryan dengan tatapan tajam. “Sampaikan pada si Pak Elfando itu, temanku tidak akan menemuinya.”

Tanpa memberi kesempatan Ryan membalas, Hilda segera menutup pintu apartemen.

Begitu pintu tertutup rapat, keduanya saling berpandangan. Napas yang sejak tadi tertahan perlahan terlepas, seolah beban besar baru saja diangkat dari dada mereka.

*****

Support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya, biar author semangat up-nya, terima kasih.....

1
May Keisya
Arumi ga kerja apa ya😂... bar punya kegiatan n bisa nunjukin ke org2 dzalim klo dia bisa berdiri dikaki sendiri
alfyhmbrkh
Aku membuat sebuah karya menarik di NovelToon, mohon dukungannya ya! langsung klik profilku ga novelnya seru²
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
rumi liatin jari manismu sambil bilang maaf aku bukan janda lagi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
lambat lu keras kepalanya mi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
tolol masih nanya mau verikan dia atau aku gustiii
Erna Lubis
rasain kau Nayla..
Anonymous
Jangan sampai hilda menghancurinhidup arumi, kasihan kadang teman dekat yg menghancurkan kita diam2😭
Anonymous
Arumi terlalu bertele2, gk tahan mundur, mana mertua kaya mercon gitu mulutnya
rose pareira
si Ryan mati suri ya, ga ada bunyinya
Putra Putra
d maafkan ntar d slingkuh ini lg, nangis² lg capek deh
Putra Putra
arumi ke bukan drama, g cpt ambil keputusan, kok y sakit hati bkn cpt kluar dr mslh tp mlah mendayu dayu, jd gregetan dg sikap arumi
Sunarmi Narmi
SAMPAI SINI KOK JADI MALES BACA..NAYLA DIATAS ANGIN TRUS...DAH LAH DRIPDA AKU EMOSI BACA NOVEL BIAR RILEKS MLAH BIKIN 😡😡 MENDING STOP LAH TAK CARI YG LUCU" DN ROMANTIS PENUH PERJUANGAN..KLO MAIN LICIK KYAK GINI KURANG SUKA..MAAF YA THOR
Sunarmi Narmi
JANGAN LAMA" BAB KEMENANGAN NAYLA + DIMAS THOR..LIHAT NGAK BNYAK YG LIKE DN KOMEN..KRN MEREKA MALES LIHAT NAYLA MASIH DIATAS ANGIN ALIAS MAKIN MENGILA...KPAN DIA HANCUR..ARUMI KAN KASIHAN...!!!!!
Sunarmi Narmi
KOK NGAK DISUNTIK MATI AJA SIH THOR...KAN MENGANCAM NYAWA SESEORANG KLO HALU NYA SDH KELEWATAN KYAK HANSEL...🤔🤔🤔🤔
Sunarmi Narmi
Ooo HANSEL Jdi EDAN ALIAS GILA...😄😄KURANG TRAGIS SIH..
Sunarmi Narmi
Aku mlah kangen masakan Arumi ya..lebih berselera pas bacanya..yg thailan mah bodo amat ngak pham..😄😄
Sunarmi Narmi
Reuni SMA ngak segitunya jg kali...bully sdh lewat soalnya usia mereka jg sdh dewasa jdi rata' yg pernah aku ikuti ngak ada bully an justru seru" an tpi klo timbul cinta lama kembali menyala bnyak..tpi ya tergantung orangnya..klo pamer kekuasaan ,pamer harta cuma di Drakor dn Dracin..Indonesia No...Aman pokoke.
Sunarmi Narmi
Semoga segera hamil baby twins
Sunarmi Narmi
Aku jdi perempuan ngak bnyak omong sih..kata orang akubtegas ..jdi klo kebanyakan debat mlah bikin emosi..eksekusi lupakan Han Rum..itu pesanku..kmu terlalu bertele tele...jdi kebnyakan drama..kelamaan kmu galaunya..
Sunarmi Narmi
ini ngapain Arumi msih di rumah GOBLOK AMAT RUM KAMU..BYAKITIN DIRI SENDIRI...TOBAT...TOBYATTT KIRAIN PLNG DRI BANDUNG DITEMENIN HILDA TRUS BERBENAH BAJU DN SEMUA LNGSUNG PERGI..NGAPAIN NASIH NGENDON DI RUMAH HANS...HARGAI DIRIMU RUM..NGAPAIN DEBAT SAMA HANS...BENER" YA RUM KAMU STUPID 😡/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!