NovelToon NovelToon
Kakakku, Kekasih Suamiku

Kakakku, Kekasih Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Pelakor jahat / Nikahmuda / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Pernikahan Adelia dan Reno terlihat sempurna, namun kegagalan memiliki anak menciptakan kekosongan. Adelia sibuk pada karir dan pengobatan, membuat Reno merasa terasing.
​Tepat di tengah keretakan itu, datanglah Saskia, kakak kandung Adelia. Seorang wanita alim dan anti-laki-laki, ia datang menumpang untuk menenangkan diri dari trauma masa lalu.
​Di bawah atap yang sama, Reno menemukan sandaran hati pada Saskia, perhatian yang tak lagi ia dapatkan dari istrinya. Hubungan ipar yang polos berubah menjadi keintiman terlarang.
​Pengkhianatan yang dibungkus kesucian itu berujung pada sentuhan sensual yang sangat disembunyikan. Adelia harus menghadapi kenyataan pahit: Suaminya direbut oleh kakak kandungnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Sinar mentari pagi merayap masuk melalui jendela rumah tua itu, menerangi debu-debu yang menari di udara. Pagi seharusnya membawa kesucian dan harapan baru, tetapi yang ada hanyalah canggung yang mematikan, dingin, dan kotor.

Pagi pertama setelah malam pengkhianatan terberat terasa seperti berjalan di atas pecahan kaca. Reno dan Saskia sama-sama menghindari kontak mata.

Reno keluar kamar utama dengan mata merah karena kurang tidur, menyembunyikan rasa bersalahnya di balik senyum yang dipaksakan. Saskia keluar dari kamarnya dengan wajah pucat, seolah ia belum tidur sama sekali.

Adelia, ironisnya, adalah satu-satunya yang merasa damai. "Selamat pagi, Mas, Kakak!" sapa Adelia ceria, mencium pipi Reno dan memeluk Saskia sekilas.

"Aku tidur sangat nyenyak. Rumah ini membawa ketenangan, ya? Mas, tolong buatkan kopi. Kakak, temani aku sarapan. Hari ini kita harus fokus healing."

Reno dan Saskia hanya mengangguk. Reno merasa setiap sentuhan Adelia adalah siksaan dan reminder akan ciuman terlarang semalam.

Saskia merasa dirinya palsu, duduk di meja makan yang sama, berbagi sarapan, padahal ia telah menjadi bagian dari kehancuran rumah tangga adiknya.

Adelia mengusulkan kegiatan harian: "Hari ini, kita ke makam Ibu dan Ayah. Aku sudah lama tidak membersihkannya. Setelah itu, kita masak Oseng Tempe kesukaan Mas Reno, ya? Kakak yang masak, aku bantu."

Reno dan Saskia tidak bisa menolak.

Di bawah pohon kamboja yang menaungi makam, suasana hening terjadi.

Reno, Adelia, dan Saskia membersihkan makam orang tua mereka. Adelia larut dalam kesedihan, berlutut sambil bercerita tentang betapa ia merindukan ibunya dan menyesali kesibukannya.

Saat Adelia beranjak jauh untuk mengambil air dari sumur kecil di dekat sana, Reno mendekati Saskia.

"Kak, kita harus bicara sekarang," bisik Reno, suaranya putus asa, napasnya berat oleh ketegangan.

Saskia tidak menoleh, tangannya sibuk mencabut rumput liar di sekitar batu nisan dengan keras, seolah ingin mencabut semua dosa.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan, Reno," jawab Saskia, suaranya sangat dingin, kembali ke peran Saskia yang taat dan menjaga jarak.

"Apa yang terjadi semalam, biarlah menjadi dosa yang kubawa sendiri. Setelah kita pulang ke Jakarta, aku akan segera pergi. Aku tidak ingin merusakmu dan Adelia."

"Tapi kamu tidak bisa pergi begitu saja! Kamu pikir apa yang terjadi padaku?" Reno menarik lengan Saskia perlahan, memaksanya menoleh.

Saskia menepis tangan Reno dengan cepat, matanya tajam dan dipenuhi air mata kemarahan moral. "Perasaanmu? Perasaanmu adalah milik Adelia, Reno! Kamu harus kembali padanya! Apa yang terjadi di rumah ini, di rumah kenangan ini, adalah pengkhianatan paling buruk. Jangan ulangi lagi! Jangan sentuh aku lagi!"

"Aku mencintaimu!" Reno berkata, suara bisikannya sangat keras dan penuh tekanan, nyaris menjadi erangan.

"Aku tahu aku salah! Tapi aku tidak bisa mengontrolnya. Kamu adalah satu-satunya yang melihatku, Kak! Bukan hanya sebagai pebisnis, tetapi sebagai Reno yang lelah dan kesepian!"

Saskia menatapnya dengan tatapan jijik yang ditujukan pada dirinya sendiri. "Dan aku tidak ingin jadi wanita yang menghancurkan rumah tangga. Aku sudah cukup menderita di masa lalu. Aku tidak akan menambah dosa ini!"

Saskia membalikkan badan, memaksakan kehendak moralnya yang kuat, meskipun ia merasa hatinya tercabik oleh penolakan itu. Reno tahu ia tidak bisa memaksakan diri di tempat yang sakral seperti makam. Ia hanya bisa menatap punggung Saskia yang menjauh, frustrasi membakar dirinya.

Saat malam kembali merayapi desa, Godaan memuncak.

Setelah makan malam, yang dihabiskan dalam keheningan yang menyesakkan, Adelia terlihat sangat lelah. Ia cepat-cepat masuk kamar utama, mengatakan pada Reno bahwa ia ingin tidur lebih awal.

Reno dan Saskia kembali terperangkap. Reno duduk di ruang tengah, pura-pura membaca buku, tetapi matanya terus tertuju pada pintu kamar Saskia yang tertutup rapat.

Rasa frustrasi Reno tak terbendung. Ia tahu Saskia mencintainya, tetapi Saskia memilih moralitas. Rasa bersalahnya kini berjuang melawan hasratnya yang telah menemukan jalannya dan cinta yang baru tumbuh.

Pukul 23.30, Reno memastikan Adelia sudah tidur nyenyak setelah memberinya segelas teh hangat agar Adelia merasa tenang dan tertidur dengan cepat.

Ia bergerak perlahan, menyelinap ke kamar Saskia.

Pintu kamar Saskia tidak terkunci, Saskia sengaja membiarkannya terbuka sedikit. Ia sedang menunggu.

Reno masuk. Saskia berbaring di tempat tidur kecilnya, tubuhnya kaku, bersembunyi di balik selimut tipis.

"Keluar, Reno," kata Saskia, suaranya sangat pelan, hampir tak terdengar, tetapi tidak ada urgensi dalam nada suaranya.

"Tidak. Aku tidak akan keluar," bisik Reno, ia menutup pintu dan menguncinya dengan perlahan. Suara 'klik' kunci itu terdengar seperti pintu gerbang menuju dosa yang tertutup.

"Aku tidak bisa. Aku harus bicara. Aku tidak bisa hidup normal setelah semalam."

Reno berjalan mendekat, duduk di tepi tempat tidur, membuat kasur kecil itu sedikit bergoyang.

"Aku tahu kamu mencintaiku, Kak. Aku melihatnya. Kamu adalah wanita yang selalu didorong untuk berkorban. Tapi untuk sekali ini, biarkan kamu egois. Biarkan kamu mencintaiku, dan biarkan aku mencintaimu."

Saskia berbalik. Air mata menggenang di matanya. "Dan aku merasa kotor, Reno! Kamu adalah suami adikku! Jangan bicara tentang cinta di tempat yang seharusnya suci ini! Aku tidak ingin menjadi Arif yang merusak kehidupanmu!"

"Kamu bukan Arif!" sergah Reno, memegang tangannya. "Arif meninggalkanmu saat kamu butuh. Aku datang saat kamu paling rapuh. Itulah bedanya! Kita dipertemukan karena kita berdua kesepian. Ini takdir yang terlambat, Kak. Jangan tolak takdir!"

Reno tidak memberi waktu Saskia berargumen. Ia tahu kata-kata tidak akan berhasil lagi.

Reno memeluk Saskia dari samping, menariknya ke pelukannya. Ia membenamkan wajahnya di leher Saskia, mencium aroma sederhana khas Saskia yang memabukkan, kontras dengan parfum mewah Adelia.

"Aku minta maaf. Aku tidak akan memintamu berbuat dosa," bisik Reno, dengan janji palsu yang segera ia langgar.

"Biarkan aku hanya memelukmu. Biarkan aku menjadi sandaranmu, sebentar saja." Ia memegang tangan Saskia, mencium punggung tangan itu, lalu menggosokkannya ke pipinya.

Saskia melawan. Ia mendorong bahu Reno. Tetapi dorongannya lemah. Sangat lemah.

"Reno, kumohon. Aku tidak bisa..." Suara Saskia kini terdengar lebih seperti permohonan kepasrahan ketimbang penolakan. Ia tahu ia kalah. Ia tidak bisa menyangkal betapa ia mendambakan kehangatan itu.

Reno membalikkan tubuh Saskia hingga mereka berhadapan. Ia menatapnya dalam kegelapan. Ia tahu ia telah melangkah terlalu jauh dan tidak ada jalan kembali.

"Aku mencintaimu, Kak. Dan kamu mencintaiku," kata Reno, pengakuan itu dingin dan final.

Saskia tidak bicara. Ia hanya menatap Reno, air matanya mengalir. Ia membiarkan Reno mencium dahinya, lalu mencium pipinya. Sentuhan Reno kini lebih berani, tangannya mulai merayap di bawah selimut, menyentuh pinggang Saskia, membelai punggungnya yang bergetar.

Meskipun pikirannya berteriak "Hentikan!", tubuh Saskia merespons sentuhan itu dengan kejutan listrik.

Punggung Saskia melengkung, merespons setiap sentuhan. Ia membiarkan Reno menariknya lebih dekat. Ia merasakan kekuatan, kehangatan, dan pengakuan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Perlawanan moral Saskia runtuh di bawah pengakuan cinta dan sentuhan Reno. Ia adalah gadis polos yang baru pertama kali dicintai, dan ia menyerah pada cinta itu, mengabaikan moralitas yang selama ini ia junjung.

Reno memeluknya lebih erat. Sentuhan itu semakin intens, semakin jauh. Ia menyadari Saskia telah luluh. Ia mencium bibir Saskia, ciuman yang lambat, menuntut, dan penuh kemenangan. Tangan Reno membelai lembut, menyingkap jilbab Saskia, menyentuh rambutnya yang wangi.

Saat sentuhan mereka semakin intens, semakin mendekati batas yang tidak dapat ditarik kembali, tiba-tiba,

Ponsel Reno yang ia tinggalkan di kamar utama berdering keras, memecah kesunyian malam dan keintiman mereka.

Reno dan Saskia seketika tersentak. Adelia pasti terbangun.

Reno menarik diri dengan cepat, wajahnya horor, rasa bersalah kembali menghantamnya seperti ombak. Ia merapikan pakaiannya yang sedikit kusut.

"Aku harus pergi. Itu pasti telepon mendesak," bisik Reno, frustrasi dan marah pada gangguan itu.

Saskia hanya mengangguk, terengah-engah, tubuhnya gemetar antara rasa malu dan rasa damba. Ia menatap Reno dengan tatapan baru tatapan perempuan yang baru saja mengakui hasrat terlarangnya.

Di ambang pintu, Reno berhenti. Ia menatap Saskia, matanya penuh janji yang mematikan.

"Kak. Besok malam," bisik Reno, suaranya dingin,. "Di kamar ini. Aku ingin kita bersama sepenuhnya. Aku akan pastikan Adelia tidur lebih nyenyak. Aku akan pastikan tidak ada yang mengganggu kita."

Saskia tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya mengangguk, mengiyakan, matanya memancarkan ketakutan dan gairah yang disatukan.

Reno keluar, membiarkan pintu kamar Saskia tertutup. Saskia, gadis polos yang kini baru sadar bahwa ia telah menjadi gadis nakal, tersisa sendirian di kegelapan, merangkul bantalnya. Ia hanya bisa berdoa agar malam berikutnya tidak pernah datang, sambil di saat yang sama, ia sangat menantikannya.

1
Dew666
Up juga nih… yg banyak up nya penasaran kapan Adel tau pengkhianatan mereka
Ibu negara
aku kok masih bingung
Dew666
Kapan Adelia tau perselingkuhan mereka 😭😭😭
Dew666
Poor Adelia 😭😭😭
Dew666
👄👄👄👄👄
Dew666
Kasian Adelia 😭😭😭😭😭
Dew666
Kapan Adel tau perselingkuhan mereka😭😭😭
Dew666
Lanjut… kapan Adel tau kebusukan mereka?
Dew666
Lanjut… ayo langsung ketauan aja, biar Adelia gak d bohongi lama-lama, kasian Adelia..
Dew666
🍒🍒🍒
Dew666
Kasian Adelia….
Dew666
😍👍
Dew666
😍😍😍
Dew666
Kalian berdua jahat👹
Dew666
🌻❤️
Dini Nuraeni: Terimakasih sudah mampir kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!