NovelToon NovelToon
Lesson After Class

Lesson After Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Gadis nakal / Dosen / Diam-Diam Cinta / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SweetMoon2025

Yurika Hana Amèra (Yuri), mahasiswi akhir semester dua yang mencari tempat tinggal aman, tergiur tawaran kosan "murah dan bagus". Ia terkejut, lokasi itu bukan kosan biasa, melainkan rumah mewah di tengah sawah.

Tanpa disadari Yuri, rumah itu milik keluarga Kenan Bara Adhikara, dosen muda tampan yang berkarisma dan diidolakan seantero kampus. Kenan sendiri tidak tahu bahwa mahasiswinya kini ngekos di paviliun belakang rumahnya.

Seiring berjalannya waktu, Yuri mulai melihat sisi asli sang dosen. Pria yang dielu-elukan kampus itu ternyata jauh dari kata bersih—ia sangat mesum. Apalagi ketika Kenan mulai berani bermain api, meski sudah memiliki pacar: Lalitha.

Di tengah kekacauan itu, hadir Ezra—mahasiswa semester empat yang diam-diam menaruh hati pada Yuri sejak awal. Perlahan, Ezra menjadi sosok yang hadir dengan cara berbeda, pelan-pelan mengisi celah yang sempat Yuri rindukan.

Antara dunia kampus, cinta, dan rahasia. Yuri belajar bahwa tidak semua yang berkilau itu sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SweetMoon2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Liar di Parkiran Mal

​Yuri berjalan santai penuh debaran menuju kasir. Dia segera membayar buku yang dia ambil dan berusaha tenang keluar dari toko buku itu. Dia yakin seratus persen Pak Kenan nggak akan sadar dengan keberadaannnya. Lagipula, kondisi toko juga lumayan ramai, bukan cuma dia saja yang ada di balik rak-rak buku di dalam sana.

​"Huh, ngeri banget. Sudah aman kan ya?" Yuri bergumam sendiri sambil celingukan ke kanan-kiri.

​"Itu pacarnya Pak Kenan? Jangan-jangan itu dia yang namanya Lalitha, yang sempet diomongin Widya kemarin", lanjutnya, masih bicara pelan sama dirinya sendiri.

​Ponsel di tas Yuri mendadak bergetar tanda ada telepon masuk. Jelas dia kaget, adegan di toko tadi belum juga mereda di otaknya. Buru-buru Yuri meraih ponselnya. Nama Isa muncul di layar.

​"Ya, Sa," jawab Yuri yang masih sibuk menetralkan detak jantungnya.

​"Lo, kenapa deh? Napas lo ngos-ngosan gitu."

​"Gue? Ah, itu tadi ke dorong orang di dalam toko buku. Gue-nya kaget. Ini gue masih di mal," kilah Yuri sambil berjalan menuju kafe terdekat.

​"Oh, ngunu. Pantes ramai banget gue dengarnya. Btw, gue sudah tanya sama Mbak kosan, katanya datang saja langsung ke sana. Yang punya rumah itu katanya bapak pensiunan gitu, dulunya kerja di pemerintahan. Oh ya... rumahnya warna cokelat muda, pagar hitam, halaman depannya luas, kanan kiri sawah. Patokannya setelah perumahan Green Hill sama kantor kelurahan. Gimana, Ri. Masih minat nggak?"

​"Boleh, Sa. Asal disana aman dan keliatannya lingkungannya tenang ya. Lo bisa anter gue kapan? Besok gimana?"

​"Ri, sorry banget nih. Kalau lo ke sana sendiri gimana? Sebulan ke depan jadwal gue padat banget, Say. Lo tau sendiri habis ini ada MABA (Mahasiswa Baru) yang masuk, kan. Gue nggak bisa ke mana-mana, rapat BEM mulu nih," sesalnya dari seberang.

​Yuri tertawa lirih. Kasihan juga sama salah satu teman baiknya ini, yang kalau sudah berurusan dengan yang namanya BEM jelas nggak bisa diganggu gugat.

​"Nggak papa kali, Sa. Nanti gue kesana sendiri. Lo jangan lupa makan sama istirahat, ya. Gue nggak mau lo tumbang, nanti kelas sepi, Mbak!"

​"Sialan lo! Yo wes lah, habis ini gue share loc ya tempatnya. Semoga saja cocok. Bye, Yuri."

​"Bye, Isa. Thanks sebelumnya, ya."

​Yuri menutup panggilan dan memutuskan untuk masuk ke salah satu kafe terdekat, dia memilih take away ice americano yang terkenal enak disana.

​Lanjut, Yuri melenggang masuk ke toko bodycare, membeli beberapa produk yang dia ingat stoknya di kosan sudah menipis.

Yuri juga mampir ke toko baju, buat beli beberapa kemeja dan kaos lengan panjang untuk dia kuliah. Sebelum pulang, Yuri mampir ke salah satu restoran cepat saji, membeli paket makanan untuk makan malamnya.

***

​"Fiuh, capeknya," kata Yuri saat dia sudah masuk ke dalam mobilnya. Dia sibuk menata barang belanjaan di kursi sebelahnya sambil menyeruput ice americano yang es-nya sudah mencair.

Tangannya langsung melepas cardigan yang dia pakai. ​Yuri menyandarkan badannya, memejamkan mata sebentar sambil menghabiskan es kopinya.

Saat ada suara berisik di luar sana, matanya terbuka, dia nggak sengaja melihat pasangan yang berjalan menuju mobil yang terparkir.

BOOM!💣

Ya, itu dosennya, Pak Kenan, lagi gandengan mesra sama perempuan yang Yuri tebak pasti itu pacarnya—si Lalitha. Dosennya itu hanya menanggapi sesekali obrolan si pacar dan tersenyum.

​Kali ini, seolah Yuri yang lagi main detektif-detektifan bukan lagi Widya, teman baiknya. Mengintai gerak-gerik dosennya dari dalam mobilnya sendiri. Seolah nggak mau melewatkan kejadian di depan matanya langsung.

Pak Kenan masuk ke dalam mobil yang terparkir di sebelah kanan, persis di seberang mobil Yuri. Kebetulan macam apa ini, pikir Yuri.

​Dia masih fokus memperhatikan dari dalam mobilnya. Untungnya semua kaca mobil Yuri anti tembus pandang. Dari posisinya, dia jelas melihat si "cewek" langsung melahap habis bibir dosennya.

​"Wow... nepsong amat, Mbak," kekeh Yuri di balik setir nggak nyangka melihat adegan seperti itu.

​"Wow.. wow.. gue dapat tontonan gratis nih! Percumbuan antara Bapak Dosen kesayangan sejuta umat—eh nggak deng, lebay, kesayangan mahasiswi-mahasiswi FEB—yang lagi kokop-kokopan di parkiran mal. Kalau gue rekam dan kesebar, pasti banyak yang patah hati nih atau malah gue kena tuntut," lagi-lagi Yuri ngomong sendiri di dalam mobilnya sambil bergidik ngeri.

​"Buset... Aw... Aw... banget itu cewek. Jangan-jangan demenannya Pak Dosen yang liar begini. Ngeri banget. Hi..."

​Yuri masih menatap lekat pemandangan di depannya. Kalau dilihat, sebenarnya mobil Pak Kenan itu pakai kaca gelap, tapi Yuri masih bisa melihatnya.

Yuri sampai sempat berpikiran konyol, "Jangan-jangan gue punya ilmu melihat yang nggak bisa dilihat orang lain," yang ada dia malah cekikikan sendiri di dalam mobil dengan pemikiran konyolnya.

"Ceroboh banget dosen gue. Untung saja gue yang lihat. Kalau mahasiswa lain, apa nggak mendadak viral dua orang itu," dengus Yuri. Badannya mulai ikutan panas dingin.

Sudah hampir tiga puluh menit, kegiatan keduanya belum juga selesai dan semakin liar. Mobil dosennya belum juga jalan. Niat Yuri, dia nggak bakal jalan duluan. Dia mau menunggu mobil Pak Kenan keluar dari parkiran mal lebih dulu.

​"Gue juga pernah pacaran, tapi nggak gitu juga, kali," mendadak Yuri membandingkan dengan gaya pacarannya kala SMA dulu, yang mana nggak jauh dari belajar dan belajar.

Ah... ada nakalnya juga sih— ya cium, kecup, pegang sama raba-raba dikit, dikit doang. Sayangnya mereka harus putus karena si mantan lanjut kuliah di luar negeri dan Yuri jelas nggak mau pacaran LDR. Dia nggak sepercaya itu dengan hubungan jarak jauh.

​"Uh... jadi kangen mantan kan. Pengen cium-cium", monyongnya sambil dudunya terus dia benarkan.

​Yuri masih memperhatikan bagaimana si "cewek" asik menciumi leher dosennya, yang mana wajah Pak Kenan terlihat keenakan dengan baju kemejanya yang sudah terbuka kancingnya. Semakin merinding disko badan Yuri melihat adegan didepan sana.

"Uh, yeah. Di kampus macem orang lurus aja Pak. Taunya mesum juga ya", ledek Yuri sambil mengerang lirih. Sial!

​"Papa... Mama, Adik nakal, nih!" Yuri langsung melihat ke arah suara keras yang muncul dari arah pintu keluar mal. Ada keluarga kecil berjalan menuju parkiran dengan troli penuh barang.

​"Ayo, Adik, digendong Mama saja sini. Jangan ganggu Kakak, ya."

"Endong Mam...", Yuri melihat anak kecil yang di gendong sepertinya mengantuk.

​Setelah pandangannya terlalih sejenak, Yuri kembali melihat ke arah mobil dosennya, yang mana adegan 21+ sudah berakhir. Mobilnya menyala dan melesat keluar dari parkiran.

​"Akhirnya..."

​Yuri juga segera menyalakan mesin mobilnya dan keluar dari parkiran mal. Jalanan padat merayap langsung menyambutnya di depan mal. Maklum, malam ini kan malam Minggu, jelas ramai banyak muda-mudi dan masyarakat sekitar keluar buat menikmati malam.

​Terlihat jelas mobil Pak Kenan ada di depan mobil Yuri, selang dua mobil. Beberapa titik dia mengalami macet seperti kendaraan yang lain.

***

Setelah menempuh waktu yang cukup melelahkan, karena macet. Mobil Yuri masuk di jalanan lingkar​ kampus, kurang dari seratus meter lagi dia sampai di kosan. Jalanan di sekitar kampus malah lengang dan sepi malam ini. Yuri menyetir dengan santai. Lampu jalanan belum juga dibetulkan oleh pemerintah setempat.

Tepat saat dia akan berbelok ke arah jalan menuju kosannya, mobil Pak Kenan malah berbelok ke arah sebaliknya, masuk ke gerbang perumahan yang terkenal mahal dan eksklusif di seberang sana.

​"Pak Kenan atau ceweknya yang tinggal sana? Atau malah keduanya tinggal seatap?"

1
Tinta Kental
hm....... menarik....
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: ditunggu komen-komen lainnya 🤗😘
total 3 replies
Siti Musyarofah
jiwa misquenku meronta😭
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: sabar ya kak. yang nulis pun sama 🤣🤭
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjaaay, 'Pesona dozen muda.' 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: anda berisik ya... kasih hadiahnya kaka 🤣🤣🤣
total 1 replies
Vanilla Ice Creamm
hola.... nice see you again 😍
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Hallo Miss Ice Cream 🥰❤️
total 1 replies
WidBy
waduh, jangan macem2 Ez
WidBy
Lanjut thor
WidBy
wih muncul cwo baru nih
WidBy
siapa ya?
WidBy
Hayoloh, Pak Kenan
WidBy
lanjut...
WidBy
seru
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Makasih ya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!