NovelToon NovelToon
Sang Penyelamat

Sang Penyelamat

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Dokter Genius
Popularitas:92.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Irsyad mendapat tugas sulit menjadikan Bandung Medical Center sebagai rumah sakit pusat trauma di Bandung Timur.

Kondisi rumah sakit yang nyaris bangkrut, sistem yang carut marut dan kurangnya SDM membuat Irsyad harus berjuang ekstra keras menyelesaikan tugasnya.

Belum lagi dia harus berhadapan dengan Handaru, dokter bedah senior yang pernah memiliki sejarah buruk dengannya.

Bersama dengan Emir, Irsyad menjadi garda terdepan menangani pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Terkadang mereka harus memilih, antara nyawa pasien atau tunduk dengan sistem yang bobrok.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Sepadan

“Ayo.”

Ajakan Renya membuyarkan lamunan Reynand. Pria itu berjalan menaiki panggung. Sementara matanya terus mengikuti pergerakan Maira yang sudah turun dari panggung pelaminan.

Hampir saja pria itu terlewat memberikan ucapan selamat pada orang tua mempelai wanita karena perhatiannya terus tertuju pada Maira.

Usai memberikan selamat sekaligus berfoto dengan pasangan pengantin, keduanya segera menuruni anak tangga. Di tengah banyaknya tamu undangan yang hadir, mata Reynand terus berusaha mencari sosok Maira yang sudah hilang dari pandangannya.

Renya menarik tangan Reynand menuju stall yang menyajikan hidangan pasta. Dengan pasrah Reynand mengikuti saja kemana sang kekasih membawanya. Dia masih dalam mode pencarian the lost Maira.

Saat tengah mengantri pasta, tiba-tiba saja Reynand merasakan pundaknya ditepuk seseorang. Sontak pria itu membalikkan tubuhnya. Dia cukup terkejut melihat dokter senior yang dihormatinya berdiri di depannya.

“Dokter Arsy,” panggil Reynand.

“Saya pikir salah lihat. Ternyata benar ini kamu. Bagaimana kabar mu?”

“Alhamdulillah, baik. Gimana kabar dokter?” tanya Reynand balik sambil menyalami tangan Arsy.

“Alhamdulillah. Residensi mu sudah masuk tahun ke berapa?”

“Ketiga, dok. Sebentar lagi masuk tahun keempat.”

“Ehem..”

Renya berdehem pelan karena merasa diabaikan sejak kedatangan Arsy. Buru-buru Reynand mengenalkan Renya pada Arsy tanpa menyebutkan hubungan mereka. Ingin rasanya Renya protes, tapi wanita itu menahan diri.

“Dokter sendiri saja?”

“Saya dengan suami dan anak bungsu saya.”

Mata Arsy mengedar mencari keberadaan anak dan suaminya. Tadi Irzal sedang berbicara dengan salah seorang rekan bisnisnya, sementara Maira entah berburu makanan kemana. Matanya kemudian melihat Irzal yang sedang bersama Maira. Dengan cepat dia melambaikannya tangannya.

“Dari tadi Mas cari kamu. Ternyata kamu di sini,” ujar Irzal begitu sampai di dekat Arsy.

“Aku bertemu dengan junior ku. Kenalkan ini dokter Reynand.”

Ketika dua pria itu saling bertatapan, keduanya cukup terkejut. Begitu juga Maira yang berada di samping Irzal. Tak menyangka kalau Reynand mengenal Ibunya.

“Dokter Reynand,” sapa Irzal.

“Apa kabar, Om?”

Dengan cepat Reynand mencium punggung tangan Irzal. Kali ini Arsy yang dibuat terkejut. Dia tidak menyangka kalau suaminya sudah mengenal Reynand lebih dulu sebelum dirinya memperkenalkan.

“Mas kenal dokter Reynand di mana?”

“Waktu itu dia mengantarkan Mai pulang. Waktu Mai ngurus pasien di BMC.”

“Oohh..”

Hanya itu saja jawaban yang diberikan Arsy. Wanita itu melirik anak gadisnya yang sedari tadi hanya diam tanpa ekspresi. Sementara Renya tentu saja dibuat terkejut mendengar penuturan Irzal. Perasaannya langsung tak enak. Apalagi ketika melihat Maira begitu cantik dan tertutup.

“Mai.. jadi kamu sudah kenal dokter Reynand?” tanya Arsy.

“Hem..” hanya itu saja jawaban yang keluar dari mulut Maira.

“Kamu anaknya Pak Subroto kan?” tanya Irzal ketika melihat Renya.

“Iya, Om,” jawab Renya sambil menyalami Irzal.

Maira memandangi Renya cukup lama hingga akhirnya dia ingat di mana pernah melihat wanita itu. Dia adalah wanita yang dicium Reynand di parkiran basement salah satu pusat perbelanjaan di Bandung.

“Di mana Ayah mu?”

“Aku juga belum ketemu, Om. Mungkin Papa sedang bertemu salah satu klien.”

“Sampaikan salam saya buat Ayah mu.”

“Iya, Om.”

Irzal mengajak anak dan istrinya menjauh dari Reynand dan Renya. Pasangan itu melanjutkan kegiatan mengantrinya sepeninggal keluarga Irzal. Namun hati dan pikiran Reynand masih tertuju pada Maira. Apalagi gadis itu tadi terlihat cuek padanya.

“Kita makan di sana aja,” tangan Renya menunjuk sebuah meja yang tak jauh dari mereka.

Tanpa mengatakan apapun, Reynand mengikut saja. Keduanya menuju meja yang masih kosong. Reynand langsung menikmati makanannya setibanya di meja.

“Di mana kamu kenal anaknya Pak Irzal?” tanya Renya memulai pembicaraan.

“Waktu di rumah sakit. Kakaknya Maira bekerja di BMC bersama ku. Waktu itu sudah malam dan dokter Irsyad meminta ku mengantarkan Mai pulang.”

“Mai?”

“Bukankah namanya Maira? Wajar saja kalau aku memanggilnya Mai.”

Ada perasaan tak enak merayapi hati Renya ketika mendengar Reynand memanggil Maira. Entah mengapa wanita itu menangkap nada suara Reynand sedikit berbeda ketika menyebut nama Maira.

“Untuk apa anaknya Pak Irzal bekerja di BMC? Bukankah dia itu salah satu pemegang saham terbesar rumah sakit Ibnu Sina?”

Pertanyaan Renya membuat Reynand tersentak. Dia sama sekali tidak mengira kalau Ayah dari Irsyad dan Maira adalah pemilik rumah sakit Ibnu Sina. Pria itu memang sudah mendengar nama Irzal Habibi Ramadhan sebelumnya. Namun baru sekarang bertemu langsung dengannya.

Pantas saja Irsyad begitu berani melawan Handaru dan Sentanu. Ternyata dokter bedah trauma itu bukan orang sembarangan.

“Memangnya kenapa kalau dia bekerja di BMC?” suara Reynand terdengar kesal karena Renya sedikit meremehkan rumah sakit tempatnya bekerja.

“Rumah sakit tempat mu bekerja itu memang rumah sakit bagus, tapi itu dulu. Kalau sekarang, kamu tahu sendiri bagaimana keadaannya. Apa kamu ngga berniat pindah dari sana?”

“BMC memang sedang mengalami krisis. Tapi aku yakin sebentar lagi keadaannya akan membaik.”

“Sebaiknya kamu pindah saja ke Jakarta. Aku sudah bertemu dengan direktur Merlinda Hospital. Dia setuju mempekerjakan mu di sana.”

Sontak Reynand langsung menghentikan makannya. Pria itu menatap kesal pada Renya. Merasa wanita itu sudah mencampuri hidupnya.

“Kenapa kamu melakukannya? Sudah ku bilang kalau aku tidak mau pindah ke Jakarta.”

“Ada apa dengan mu? Aku berusaha membantu karir mu. Kalau kamu bertahan di BMC, karir mu tidak akan berkembang.”

“Aku bekerja sebagai dokter bukan untuk mengejar karir. Tapi untuk membantu sesama. Mencoba menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin.”

“Kamu jangan terlalu idealis, Rey. Jangan jadi katak dalam tempurung. Bukankah bagus kalau kamu pindah ke sini. Kita juga bisa menikah secepatnya.”

“Ada apa dengan mu? Tidak biasanya kamu seperti ini.”

“Kedua orang tua ku sudah mendesak ku untuk menikah dan hanya kamu pilihan ku. Apa salah kalau aku meminta mu segera mengambil langkah serius untuk hubungan kita?”

“Renya, aku..”

“Ternyata kamu di sini.”

Tiba-tiba saja terdengar suara seorang wanita dari arah belakang. Refleks Renya dan Reynand menolehkan kepalanya. Nampak kedua orang tua Renya berdiri di belakang mereka bersama dengan tiga orang lainnya.

Melihat kedua orang tua Renya, secepatnya Reynand berdiri kemudian mencium punggung tangan kedua orang tua Renya. Namun mereka hanya menanggapi dingin sikap yang diperlihatkan Reynand.

Keduanya memang tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Reynand. Di mata mereka, Reynand tidak cukup pantas menjadi suami Renya.

Alasannya klasik, mereka menganggap kalau Reynand tidak memiliki bibit, bebet dan bobot sesuai kriteria mereka. Profesinya sebagai dokter, tidak serta merta membuat pria itu bisa masuk menjadi bagian keluarga mereka.

Subroto mempersilakan ketiga orang yang bersamanya untuk duduk. Tanpa diminta, Reynand pun ikut duduk kembali. Perlakuan seperti ini sudah biasa diterima olehnya sejak menjalin hubungan dengan Renya.

“Renya, antar Mama ambil makanan.”

Tanpa menunggu jawaban anaknya, Fenita segera menyeret anaknya menjauh dari meja yang ditempati suaminya dan Reynand. Keduanya kemudian mengantri di stall yang menyediakan lasagna.

Baru saja mereka sampai, Maira juga ikut mengantri di belakang mereka. Gadis itu berdiri mengantri sambil memainkan ponselnya.

“Kamu masih berhubungan dengan Reynand? Mama kira sudah putus.”

“Putus apaan sih?”

“Mama ngga setuju kamu sama Reynand. Dia itu siapa sih? Keluarganya aja ngga jelas. Nanti kalau kolega Papa mu nanya asal usul Rey, kita mau jawab apa?”

“Ck.. Mama kenapa sih selalu ngungkit soal itu? Yang penting Rey itu baik, sudah bekerja juga dan yang paling penting, aku mencintainya.”

Inilah alasan yang mendorong Renya mendesak Reynand untuk bekerja di Jakarta. Supaya pria itu bisa bekerja di rumah sakit ternama dan mendapatkan karir yang bagus. Dengan begitu dia bisa membanggakan Reynand di depan kedua orang tuanya.

“Pernikahan itu ngga cukup cuma cinta. Dan pernikahan itu bukan cuma kamu dan Rey saja. Tapi ada keluarga besar kita. Papa mu itu orang terpandang. Paling dihormati di keluarganya. Apa kata seluruh keluarganya kalau tahu menantunya cuma anak panti yang ngga jelas asal-usulnya.”

Maira yang sedang memainkan ponsel, cukup terusik dengan perbincangan kedua wanita di depannya. Dia paling jengah mendengar pembicaraan tentang status sosial. Baginya status sosial itu tidak penting. Yang penting pria itu baik, mengerti ilmu agama dan bertanggung jawab, itu sudah cukup memenuhi kriteria.

Maira juga bersyukur kedua orang tuanya tidak pernah mempermasalahkan soal itu. Walau seorang pengusaha terkenal, Irzal tidak menolak ketika Arsyad hendak menikahi Asyila yang datang dari keluarga sederhana. Ayah Asyila hanya seorang pensiunan guru dan Ibunya seorang Ibu Rumah Tangga biasa. Yang penting keduanya saling mencintai dan Asyila mampu menjadi istri yang baik.

Malas mendengar perbincangan kedua orang di depannya, Maira membatalkan niatnya mengambil lasagna. Dia keluar dari ballroom lalu menuju lobi. Gadis itu mendaratkan bokongnya di salah satu sofa yang ada di sana. Dia juga mengirimkan pesan pada Arsy di mana dirinya sekarang.

Sementara itu, Subroto yang sudah duduk bersama Reynand, asik mengobrol dengan tiga orang yang datang bersamanya. Pria itu sama sekali tidak mempedulikan Reynand yang ada di dekatnya. Reynand sendiri tidak ambil pusing. Dia asik mengutak-atik ponselnya.

“Yang tadi itu Renya ya, Om?” tanya salah satu pria yang usianya sepantar dengan Reynand.

“Iya, masa kamu lupa?”

“Ya maklum, Om. Kan udah lama juga aku ngga ketemu Renya.”

“Iya juga. Kapan kalian ketemu terakhir kali?”

“Ehm.. sekitar sepuluh tahun yang lalu.”

“Udah lama juga, ya.”

“Kalau ini siapa, Om?”

Sadar kalau pertanyaan itu ditujukan untuknya, demi kesopanan, Reynand langsung memperkenalkan diri. Dia menyalami pria itu sambil menyebutkan namanya.

“Hubungan kamu dengan Renya apa?”

“Teman.”

“Teman.”

Jawaban Reynand dan Subroto terdengar bersamaan. Subroto cukup terkejut mendengar jawaban Reynand. Tapi dalam hati pria itu senang. Disangkanya Reynand sudah cukup tahu diri kalau pria itu tidak pantas bersama anaknya.

Namun berbeda dengan Reynand. Pria itu merasa kejadian malam ini menjadi momentum pas untuknya mengakhiri hubungan dengan Renya. Sekuat apapun Reynand berusaha, dia tahu kalau dirinya akan selalu dianggap sebelah mata oleh keluarga Renya.

Sebelum pembicaraan berlanjut, Renya datang bersama dengan Fenita. Belum sempat Renya duduk, Reynand sudah berdiri lebih dulu.

“Permisi semuanya, saya pergi lebih dulu.”

“Silakan,” jawab Fenita acuh tak acuh.

“Bisa kita bicara Ren?” tanya Reynand setengah berbisik.

Lebih dulu Reynand berjalan meninggalkan meja. Renya bergegas menyusul kekasihnya tanpa mempedulikan panggilan sang Ayah.

Reynand terus berjalan keluar dari ballroom. Pria itu menuju lobi kemudian duduk di salah satu sofa. Kebetulan sekali sofa yang dipilihnya berada di dekat Maira. Namun pria itu tidak menyadarinya.

“Kamu mau bicara apa?” tanya Renya sambil mendudukkan diri.

“Soal hubungan kita.”

“Kamu setuju menikah dengan ku dan pindah ke sini?”

“Tidak. Aku mau mengakhiri hubungan kita.”

***

Gimana reaksi Renya ya?

Jangan lupa mampir ke novel terbaruku, TOLONG!!! DI SINI BANYAK SETAN. Sebuah novel horror komedi. Kisah Nino yang tiba² terbuka mata batinnya setelah mengalami kecelakaan.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like, komen, rate bintang lima dan masukkan ke daftar pustaka biar terus dapat notifnya. Makasih🤗

1
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
makanya hati" dalam berucap 🤭
Endang 💖
seru Mak,,,
Munas Tuti
jiaaah...Oscar sok baik
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
calon ulet keket datang 😏... Kamelia apa²an kamu pake ngaku² Irysad miliknya ...dasar gk tau malu....pasti niih orang udah di tolak sama dr Irsyad deh 🤔
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
ciiihhh mulutmu bisa bilang gitu....
apa katanya gk takut dgn Dadvar....padahal ciut dlm hatinya pasti deh iya takut🫣
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
jgn liat orang dari umur....tp aura kepemimpinan yg menguar kuat.....tdk seperti dirimu Sensen yg gk ada wibawa /Smug/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
ahahahahhaha.... Raya kekihh sana Merry....ya wajarlah dia kekihh ....serasa gk reka calon imannya di perlakukan seperti orang yg telah melakukan kejahadan🤭
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
tuuh kan mana bisa Irsyad diem bae tanpa ada penelusuran .....dia pasti akan menyelidiki misteri pasiennya /Determined/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
orang yg ngoperasi pasti akan hapal pd pasiennya.... makanya Irsyad tau betul tentang Aruna
dewi rofiqoh
Oscar jangan cari muka, yang kamu tangani menyangkut Nyawa orang lain. Jangan main-main
Paula Abdul
hadeuh.... Kamehame ehh....Kamelia kepedean bat dah jadi orang, dikira dokter Irsyad mau sama lo 😏
Paula Abdul
Oscar kenapa mencurigakan ya tindak tanduknya, kek ada rasa yg gimana gitu deh
Dinar Keke
Irsyad lupa ya atau belum sempat ngucapin Terima kasih sama Naraya,, soalnya baru repot, nanti aja ucapan Terima kasihnya diajak makan malam
Dinar Keke
Itu baru Davdar belum biangnya👍👍👍 kasih paham kalau ketrurunan Hikmat dan Ramadan sekali ngomong langsung kayak peluru sesuai dengan tujuannya.
Bagus Davdar biar Sentanu mingkem, baru tau kalau dia bermasalah. Titip salam sama Sentanu, kalau dipulau Rinca butuh CMO kalau dia mau bisa tuh ngatur ngatur komodo, kali aja komodonya manut sama Sentanu😂😂😂
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
seharusnya sih benee y. tapi dia kyknya orgnya terlalu terburu2 dan cepat menarik kesimpulan
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
si dokter baru y? ngejar2 ampe pindah RS
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
berarti si sengkuni jd alarm nya si Handaru dng
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
mamposssshhhhh
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
cuman sebatas itu yg kau tau sengkuni?? kalah dng ama kita2
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
sesama pecundang ketemi, ya beginilah jadinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!