Clara Amanda anak satu satunya dari seorang tuan tanah di pinggiran desa yang jauh dari hiruk pikuk kota.
ayahnya bernama Arman Satya dan ibunya Tari Askara, mereka keluarga yang hangat dan baik pada siapa saja.
tapi semua berubah ketika tanah yang makmur itu mulai tersentuh oleh tangan tangan kotor dari kota.
membawa sejumlah uang untuk menghambakan para penduduk dan mulai menjual tanah mereka.
tentu saja Arman yang merupakan tuan tanah di sana menolak keras dan bahkan dengan berani mengusir orang orang itu.
pada akhirnya keluarga arman di bantai dan di habisi dengan sangat kejam dan brutal, arman yang merupakan jebolan petarung sempat melawan tapi akhirnya tumbang juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Pertha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan-jalan
tampa aba aba vior memberikan tendangan dan tinju terbaiknya tanpa di aliri energi magis pada bagian tubuh tiap masing masing dari 9 orang.
satu persatu dari mereka terlempar mundur akibat serangan cepat dan berat dari vior, hanya saja perbedaannya jika biasanya mereka meringis kesakitan, sekarang sudah tidak lagi walau ada rasa kebas tapi itu masih wajar dan mereka seperti tidak terlalu memikirkannya.
ke Sembilan orang itu pun langsung berdiri lagi bingung dengan apa yang terjadi pada tubuh mereka.
" bagus fisik kalian sudah di perkuat kalian sudah mampu menahan serangan terbaikku tanpa luka.... " ucap vior.
semua orang terkejut dengan kata serangan terbaik, mereka berpikir jika vior ini sedang bercanda dengan mereka, karena mereka tau sekuat apa vior itu.
" apa nona vior serius.... " tanya 58.
" apa aku terlihat main main. " ucap vior.
sembilan orang itu pun hanya bisa menggaruk kepala mereka yang tak gatal, untuk menjawab vior.
" ini semua karena nona Clara yang sangat berharap pada kalian, agar kalian bisa berdiri membatu nona Clara menumpas para musuhnya. " ucap vior.
" jangankan hanya musuh nona Clara, bahkan jika nona Clara mau negara ini, nona Clara cukup katakan saja pada kami. " nomor 27.
" benar bahkan jika kami harus mati untuk mendapatkannya, kami pasti akan mendapatkannya untuk nona Clara. " nomor 21.
" kalian begitu yakin ingin menyerahkan nyawa kalian untuk nona Clara. " ucap vior.
" mengapa harus tidak yakin, bahkan nona clara saja tidak perhitungan pada kami.... " nomor 27.
" benar nyawa ku tidak terlalu berharga jika nona membutuhkannya kapan saja aku siap memberikannya. " nomor 40.
" bukan hanya kamu saja 40 aku juga.... " nomor 35.
" kita juga..... " jawab yang lainnya.
" bagus semakin kalian loyal pada nona Clara maka kalian pasti tidak akan menyesal. " sela vior.
waktu berlalu setelah kesembilan orang itu membersihkan diri mereka, segera mereka menemui Clara yang memang sudah menunggu mereka.
" kalian lumayan, masih hidup dan tidak berkhianat pada ku. selamat. " pidato singkat Clara.
" baik untuk ke depannya kalian akan di tangani oleh vior, ingat vior adalah aku jadi apa yang di katakan vior itu sama dengan perkataanku apa kalian mengerti. " ucap Clara.
" kami mengerti.... " jawab mereka kompak.
" dan aku sudah memiliki nama untuk kalian, kalian kedepannya akan di kenal sebagai 9 kematian. " ucap Clara.
" seperti namanya, dimana saja kalian berada maka di sanalah kematian. " lanjut Clara.
" ingat karena kalian menyerahkan nyawa kalian padaku, maka jangan pernah mati sebelum aku memintanya. " kembali Clara melanjutkan.
" dan...., itu saja lah aku capek.... " ucap Clara.
9 kematian tentu dengan serius mendengarkan setiap ucapan Clara, dan itu akan mereka tanam sedalam mungkin agar tidak pernah lupa.
hari hari selanjutnya mereka berada di bawah bimbingan vior untuk mempelajari ilmu magis, yaitu menyerap energi magis untuk di jadikan kekuatan saat bertarung atau apapun nantinya.
selain di ajarkan cara menyerap mereka juga diajarkan cara menggunakan energi magis itu. ternya kemapuan sembilan kematian sangat lah luar biasa untuk memahami setiap detail yang vior ajarkan.
" sekarang kita akan berlatih dengan menggunakan energi magis kita jadi ayo lakukan yang terbaik. " ucap vior.
" baik..... " jawab mereka.
meninggalkan vior dan 9 kematian Clara terus melacak setiap tempat dan orang yang terkait pada Rafael, Clara sudan berniat menghilangkan si Rafael ini dari daun sampai akarnya. jadi Clara tidak akan menyisakan apapun yang berhubungan dengan Rafael.
Clara belajar melacak dan menjadi agen belajar dari banyaknya film yang selama ini dia tonton, ya Clara belajar secara otodidak karena otak Clara terlalu jenius.
bukan hanya di kota dan negaranya clara juga ke negara lain dan kota kota lain selama itu berhubungan dengan Rafael.
" hay.... " ujar seorang pada Clara.
tak ada jawaban.
Clara mengabaikan orang yang menurut Clara tidak dikenalnya.
" permisi.... " ucap orang itu kembali.
Clara pun coba melihat siapa sebenarnya orang yang berbicara padanya. rupanya seorang pria dia tampan tapi dia berpenampilan biasa saja, jika saja orang di depannya ini sedikit di poles sudah pasti menjadi incaran banyak wanita.
" ada apa.... " ucap Clara.
" kursiku di sana dan kaki mu menghalangi jalanku. " ujar pria itu.
" oh.... silahkan.... " ujar Clara.
" terimakasih. " jawab si pria menuju kursinya lalu duduk.
tidak ada jawaban dari Clara karena clara terus melihat ponselnya.
hari itu berlalu dan berganti pada hari berikutnya Clara yang sekalian jalan jalan memutuskan mampir di sebuh cafe yang menurutnya menarik.
ting..... ( suara bel saat pintu cafe terbuka)
ketika Clara masuk suasana sangat tenang hanya ada alunan gitar akustik yang tidak mengganggu telinga untuk menemani siapa saja yang datang. Clara memilih meja dekat kaca.
" selamat datang ada yang mau kakak pesan. " ucap suara maskulin yang tidak asing bagi Clara.
Clara langsung mengingat siapa lawan bicaranya ini hanya saja Clara tidak mengekspresikan nya.
"eh... bukankah.... " ujar pria itu rupanya pria yang sama bertemu dengan Clara kemarin di kereta.
" aku pesan ini..... " suara Clara jutek tapi masih enak di dengar.
" baik sudah di catat apa itu saja.... " ucap pria itu sangat ramah.
" ya itu saja.... " jawab Clara.
" baik pesanan akan segera datang mohon di tunggu sebentar. " ujar pria itu kemudian.
tak lama sekitar 5 menit pesanan Clara sudah datang dan pria yang sebelumnya lah yang mengantarnya.
" ini pesanannya.... permisi saya alan meletakkannya.... " ujar si pria sangat ramah.
tak ada suara dari Clara, clara hanya bersandar dan memejamkan mata tidak tau tidur atau tidak tapi nafasnya teratur.
" jika ada yang di butuhkan aku di sana, kakak cukup memanggil saja aku akan segera datang. " ujar pria itu yang tentu tidak ada jawaban dari Clara.
waktu berlalu telah 10 menit sesekali pria itu mencuri pandang ke arah Clara. pesanan Clara juga sudah tinggal separuh sebelum akhirnya habis.
Clara tau jika dirinya di perhatikan tapi Clara cuek saja karena itu tidak berdampak pada nya, Clara hanya menikmati suasana sejuk dan tenang cafe itu saja tanpa peduli yang lainnya.
" dia terlalu berbeda dari banyak wanita yang aku temui, dia seperti mawar berduri di gunung es, misterius, tapi terlalu menarik untuk di abaikan. " gumam si pria dalam pikirannya.
Merasa terlalu disia siakan jika orang seperti Clara di lewatkan begitu saja, hanya saja pria itu sadar untuk dekat dengan Clara dia tidak bisa menggunakan cara mendekati wanita pada umumnya.
waktu berlalu kembali dan Clara menyelesaikan waktunya di cafe, clara pergi ke kasir untuk membayar.
" apa di sini tidak ada orang lain.... " ucap Clara.
" itu tidak ada.... " jawab si pria.
" pantas saja..... ini. " jawab Clara. sembari menyerahkan tagihannya.
9,11,21,27,35,10,12,40,58