Arleta Mahira Kamajaya di hadapkan pada perjodohan dengan Restandi Putra Gutama. Tapi Arleta ingin menolaknya karena memiliki hubungan yang sudah berjalan tiga tahun dengan Kevin Monta. Walau tidak mencintai Arleta Restandi merasa Arleta pasangan yang tepat untuknya. Maka Restandi bermain cantik untuk merebut Arleta dari Kevin. Salah satunya dengan menemani Arleta menemui Kevin untuk membicarakan hubungan mereka. Namun Arleta mendapatkan kenyataan pahit, Kevin memiliki wanita lain. Karena sakit hati dan melihat kebaikan Restandi Arleta pun menerima perjodohan tersebut. Kevin sendiri tidak bisa menerima perpisahannya dan kembali memburu Arleta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ezi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Trisia berulah
"Rion setelah besar dia memilih sendiri jalan hidupnya, tanpa ada yang bisa mengubahnya". jelas Restandi.
"Apakah dia betul-betul ingin jadi aktor?" Arleta melihat prestasinya bagus di sana.
"Entahlah, dia bebas menentukan hidupnya. Berbeda dengan diriku". kata Restandi malas. Arleta jadi teringat pada cerita Restandi dulu. Menjadi dokter adalah keinginan papanya.
"Rest aku lihat kamu dingin pada papamu". Arleta melihat itu tidak hanya di rumah sakit tapi di rumah pun Restandi demikian.
"Matamu jeli juga. Aku kecewa pada papa, karena telah mengabaikan mama. Maka aku belajar untuk tidak akan pernah mengabaikan istriku nanti. Karena aku sudah melihat bagaimana tidak bahagianya mama di abaikan". Dari perkataan Restandi Arleta jadi tau mengapa pria ini memperlakukannya dengan baik, walau Restandi tidak mencintainya.
"Tapi Rest kamu menuruti papamu untuk menjadi dokter". bantah Arleta.
"Karena mama. Mama selalu ingin aku itu menurut pada papa. Mama terlalu mencintai papa". itu kuncinya. Restandi sangat sayang pada Sofi sehingga meluluskan keinginan Sofi. Karir dan jodoh dalam hidup Restandi Sofi lah yang berperan di dalamnya. Jika dia ingin bahagia berarti dia harus mengambil hati Sofi. Tapi untungnya Sofi sudah berpihak padanya.
"Ngapain kamu melamun? kamu menyesal jadi calon istri aku?". tanya Restandi sambil menarik hidung Arleta. Gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Boleh ga aku tau nama ibu kandung Rion?". tanya Arleta ingin tau. Restandi mengangguk.
"Anya Marinka". jawabnya singkat. Tepat seperti yang ada di biodata Rion, pikir Arleta.
"Apa lagi yang kamu mau tau?". tanya Restandi, sepertinya dia bisa meraba ada banyak pertanyaan di benak Arleta.
"Apakah ibu Anya di nikahi papa?".
"Tentu saja, dia istri kedua papa. Karena dia sudah melahirkan seorang anak. Tapi memang statusnya di rahasiakan, itu sebabnya tidak banyak yang tau jika aku punya adik". jelas Restandi. Arleta jadi mengerti mengapa selama ini dia tidak tau akan keberadaan Rion. Lalu apakah papa dan mamanya tau tentang hal ini? Bagaimana sikap mereka? Arleta sepertinya harus bicara pada mereka.
"Apakah itu berat buat kamu?". Restandi merangkul bahu Arleta, dia mengamati Arleta jadi banyak berpikir. Arleta tersenyum kecil lalu menggelengkan kepala.
"Tidak, kita kan punya kehidupan sendiri nantinya. Aku hanya terkejut mengetahui hal yang tidak pernah terpikirkan olehku. Dari sini aku juga jadi lebih mengerti kamu, kenapa kamu seperti ini".
"Aku seperti apa di matamu?". Restandi jadi ingin tau.
"Kamu sayang sama mama dan mau memenuhi permintaan mama. Kamu memperlakukan aku dengan baik walau tidak cinta sama aku". mendengar perkataan Arleta Restandi lega. Ternyata Arleta merasa dia sudah memperlakukan Arleta dengan baik. Tapi memang mudah menyukai Arleta. Restandi sendiri sudah menyayangi Arleta.
"Itu karena kamu berharga Arleta. Aku kan sudah pernah mengatakan padamu. Buktinya Kevin sulit melepaskanmu". Restandi sangat kesal jika mengingat pria satu itu. Pembicaraan mereka berhenti sampai di situ. Restandi mengantar Arleta pulang.
Trisia berencana untuk mengunjungi Armando lagi setelah lama tidak melihat pria itu. Dia rindu pada Armando dan merasa belum akan berhenti mengejar Armando. Tiba di depan kantor Armando dilihatnya sebuah mobil yang membawa Melani keluar dari kantor tersebut. Trisia penasaran, dia mengurungkan niatnya untuk mendatangi Armando. Maka di ikutinya mobil Melani. Sebenarnya Trisia sudah mencari tau hubungan antara Armando dan Melani. Ternyata Melani memang istimewa bagi Armando. Mereka sering menghabiskan waktu berdua uang membuat Trisia marah. Dia tidak menyangka diam-diam ternyata Armando memiliki wanita yang dekat dengannya. Trisia masih terus mengikuti mobil Melani. Pikirannya juga terus berjalan dengan kebencian pada Melani. Pada saat mereka berada di jalan yang sepi dengan kemarahannya Trisia menyalip mobil Melani, sehingga mobil itu oleng dan menabrak pembatas jalan. Trisia segera melarikan mobilnya dengan kencang. Setelah jauh dia pun menepikan mobilnya dan berhenti. Trisia gemetar dan menangis terisak. Ini pertama kalinya dia berbuat jahat pada seseorang. Dia menyesali apa yang dilakukannya tapi sudah terlambat. Trisia pun menangis dengan hebat, dia sangat takut. Setelah puas menangis Trisia perlahan menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumah. Melani mengalami luka yang serius hingga di larikan ke rumah sakit. Arsen yang menyetir mobil Melani saat itu juga terluka namun tidak separah Melani. Arsen menghubungi Armando yang sangat terkejut dengan apa yang Melani alami. Dia pun segera ke rumah sakit. Melani dan Arsen harus menjalani perawatan di kamar yang berbeda. Armando langsung mengatur penjagaan untuk Melani, walau dia belum tau apa yang sebenarnya fakta di balik kecelakaan Melani. Murni kecelakaan atau ada sesuatu. Dari penuturan Arsen tiba-tiba saja ada mobil yang menyalib walau jalan pada saat itu tidak ramai. Arsen sepertinya sering melihat mobil itu tapi dia lupa milik siapa.
"Istirahatlah, tenangkan dirimu agar cepat pulih, aku yang akan mengurus semuanya". kata Armando pada Arsen yang di balas pria itu dengan anggukan. Armando pun meninggalkan kamar perawatan Arsen menuju kamar Melani. Gadis itu terlelap karena obat tidur yang di berikan dokter. Melani terguncang dengan apa yang dialaminya. Itu sebabnya dokter memberinya obat tidur. Armando menatap Melani dengan sedih, perlahan tangannya membelai wajah gadis itu. Armando merasa dia tidak saja menyukai Melani, namun sudah mencintainya. Maka dia sangat khawatir pada keadaan gadis itu. Armando pun memutuskan untuk menjaga Melani setiap malam di rumah sakit . Sudah tiga hari Armando melakukan itu. Hari ini sebelum kerumah sakit Armando memutuskan pulang ke rumah terlebih dahulu. Keluarganya tengah makan malam termasuk Arleta.
"Armando, papa lihat belakangan ini kamu tidak tidur di rumah". pertanyaan papanya mengejutkan Armando. Arleta melirik kakaknya ingin mendengar jawaban Armando.
"Banyak yang harus ku urus belakangan ini, kalau repot aku pulang ke apartemen". jawab Armando tenang. Arleta sudah menduga Armando akan menginap di apartemen, dia juga tau ada siapa di apartemen. Tapi dia tidak mau mencampuri urusan kakaknya. Dia sendiri sedang bimbang dengan hatinya. Percakapannya dengan Restandi membawa perasaan galau dalam hati Arleta. Mungkin dia harus bicara pada mamanya. Arleta putuskan malam itu bicara dengan Mauren.
"Ma, mama tau cerita tentang mama Sofi?". tanya Arleta dengan hati-hati. Mauren mamanya menatap Arleta dengan heran.
"Cerita apa tentang Sofi? Apa yang kamu mau tanya Arleta?". Mauren tampak tidak sabar. Dia wanita yang tidak suka membuang waktu. Arleta jadi bingung bagaimana mengatakannya.
"Tentang Restandi yang memiliki adik mama tau ?". Arleta mengubah pertanyaannya.
"Oh itu, ya mama tau. Mama mengerti penderitaan yang Sofi rasakan karena dia teman mama".
makasih ya untuk novelnya.....sukses untuk karyanya kedepan
next thor
sweet