Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Zeline pergi.
Hari ini Aldigar sudah menjemput Jeny kerumah. Setelah itu ia langsung mengajaknya makan siang. Sore nanti dilanjutkan dengan fitting baju, sudah pasti ia tidak akan ke kantor hari ini.
Hal ini juga kesempatan besar bagi Mama Arlin untuk datang ke kantor menemui Zeline. Namun, tak semudah itu ia pergi untuk menemui Zeline di kantornya. Karena tentunya ada Finn yang pastinya sedang menjaga wanita itu.
Mau tidak mau Mama Arlin harus membawa Papa Hans ke kantor. Dengan dalih kunjungan kantor setelah sekian purnama Papa Hans tak mendatangi kantor itu. Karena ini akan membuat Finn pergi meninggalkan Zeline dari ruangan itu dan menemui suaminya untuk menyambut.
Entah bagaimana caranya Mama Arlin dapat membujuk suaminya itu untuk datang ke kantor, yang jelas wanita bisa melakukan apa saja jika dia sudah berkeinginan.
"Konfirmasikan ke Finn. Tuan Hans sedang menunggu," Tuturnya langsung ke pegawai resepsionis kantornya tanpa basa-basi.
"Baik Nyonya," Pihak resepsionis pun segera mengonfirmasikannya pada Finn dan Finn tentu saja langsung menerima panggilan itu.
Tuan Hans kemari? Ada apa? Tuan muda bahkan tak memberitahuku sebelumnya. Aku harap tidak ada masalah.
Walaupun ia sedikit terkejut namun tentu saja Finn segera turun ke gedung lobby utama dan segera menemui Tuan Hans yang menunggu diruang tunggu khusus untuk pemilik perusahaan.
Disana Finn langsung melihat Tuan Hans dan Nyonya Arlin yang menunggunya. Mereka diikuti oleh 2 pengawal pribadinya. Finn tentu menyambut mereka dengan sopan.
"Finn, Papa Hans kesini hanya ingin melihat-lihat suasana kantor. Kamu temani dia ya, aku mau ke toilet. Ia ingin melihat perkembangan kantor bagaimana," Jelas Mama Arlin, yang tentu tahu kalau Finn sedang bingung dengan kehadiran mereka yang tiba-tiba.
"Baik Nyonya,"
Mama Arlin segera pergi meninggalkan mereka. Ia bergegas menuju ke lantai atas tempat putranya bekerja. Alasannya ke toilet hanya untuk formalitas saja.
Sementara Finn juga langsung menginformasikan nya pada Aldigar lewat sebuah pesan.
"Tuan dan Nyonya datang ke kantor, Tuan Muda." Pesan Finn yang tersampaikan namun belum ada balasan darinya.
Setelah sampai dilantai atas mama Arlin langsung masuk ke ruangan kantor Aldigar tanpa basa-basi, bahkan sempat membuat Zeline yang sedang bekerja itu terkejut.
Zeline langsung berdiri dari duduknya untuk menyambut kehadirannya ini walupun mengagetkannya.
"Se-selamat siang Nyonya" Zeline tentu tahu ini mamanya Aldigar, karena ia pernah bertemu 2 kali dengannya waktu itu.
"Sudah berapa lama kau kerja disni?" Tanya Arlin mengawali percakapan. Namun sorot matanya tak bohong, ia sedang menahan amarahnya sejak tadi.
"5 bulan Nyonya," Jawab Zeline apa adanya.
Plakkkk!
Tamparan keras yang langsung Zeline terima justru lebih membuatnya kaget.
"Puas kau menggoda putraku! Bahkan belum setengah tahun kau bekerja kau sudah berhasil melakukan ini?!" Pekiknya menggebu-gebu penuh dengan amarah.
Bagaimana mungkin sebelum setengah tahun ia berkerja di kantornya ini ia sudah berhasil menggoda Aldigar, bahkan hamil? Ini sungguh tidak bisa dibiarkan.
"Katanya kamu hamil benar itu?!" Pekiknya lagi.
Zeline sudah mengusap pipinya yang terasa sakit, ia belum mengucapkan sepatah katapun.
"Lalu kenapa Anda menampar saya?" Hanya kata itu yang mampu terucap dari mulutnya, sungguh ia tak terima dengan tamparan ini.
"Kenapa???" Mama Arlin terkekeh mendengarnya. Seolah-olah ia memiliki dendam seribu tahun lamanya dengan yang namanya sekretaris.
"Katakan kalau itu bukan anak Aldigar! Kau hanya seorang sekretaris! Dan kau tahu putraku sudah memiliki kekasih bahkan akan menikah, tapi kau malah menggodanya? Tidak tahu diri!"
"Saya tidak pernah menggodanya Nyonya,"
Brakkkk!
Bahkan Mama Arlin sudah melempar undangan pernikahan Aldigar khusus untuknya. Ia tidak ingin mendengar apa yang terucap dari mulut Zeline. Ia juga berharap setelah melihat undangan itu Zeline membuka mata lebar-lebar agar ia tak lagi mendekati Aldigar.
"Itu undangan untukmu! Aldigar akan segera menikah! Semoga kamu sadar diri! Jauhi dia dan katakan seberapa banyak uang yang kamu mau untuk menjauhi Aldigar? itu bukan anak Aldigar kan?!" Ulangnya sekali lagi menegaskan.
"Maaf Nyonya! Saya tidak membutuhkan uang Anda! Saya juga tidak menggoda putra Anda! Putra Anda yang telah memperkosa saya! Seharusnya putra Anda sudah di dalam kurungan penjara sekarang! Jika Anda bukan orang tua saya pasti sudah menampar Anda kembali!" Sengit Zeline padanya. Dia pikir dia tidak berani? Zeline kalau sudah marah juga tak pernah terkontrol ucapannya. Entah dengan siapa ia bicara sekarang ia juga tidak peduli.
"Beraninya!" Bahkan mama Arlin terlihat akan menampar Zeline kembali, namun tangan Zeline sudah lebih dulu mencegah tangan itu kuat-kuat.
"Jangan pikir Anda orang kaya dan punya segalanya Anda bisa bersikap semaunya! Saya juga bisa menghancurkan hidup putra Anda jika saya mau!" Kesal Zeline pada mama Arlin. Ia juga berhasil menepis tangan itu.
Tamparan itu terasa sangat sakit, terlebih rasa sakit dihatinya yang teramat sangat. Ia memilih keluar dari ruangan itu saja. Zeline sudah tidak peduli lagi dengan pekerjaan. Ia juga pergi membawa tasnya dari ruangan itu untuk meninggalkan Mama Arlin yang masih terdiam diri.
Sial! Lancang sekali dia berani bersikap seperti ini kepadaku!
*****
Aldigar baru sampai dibutik itu untuk fitting baju. Ia langsung duduk disofa menunggu calon istrinya yang sedang fitting baju pengantin.
Apa??? Papa dan Mama ke kantor? Untuk apa? Dia bilang dia akan menyusul tadi. Pantas saja mereka tidak sampai-sampai.
Setelah membaca pesan dari Finn itu Aldigar terkejut juga. Ia tidak tahu kalau Papa Hans dan Mama Arlin akan datang ke kantor seperti ini.
Aldigar mencoba menghubungi Finn untuk menanyakan keberadaan mereka sekarang dan ternyata tak kunjung diangkat.
Saat ini Finn memang sibuk berkeliling menemani Papa Hans yang ingin melihat gudang baru perusahaannya. Karena gudang itu tepat di bangun dibawah kepemimpinan Aldigar. Papa Hans sendiri kagum dengan putranya, karena ia dapat diandalkan dan memberikan kemajuan pesat untuk perusahaannya itu.
Akhirnya setelah hampir 1 jam menemaninya berkeliling Papa Hans pun berpamit pergi. Kini Finn lega dan dapat memegang ponselnya kembali. Terdapat beberapa pesan dari Aldigar yang langsung terbaca olehnya.
"Pastikan Mama tak bertemu dengan Zeline, Finn. Karena dia sudah tahu kalau Zeline sedang hamil."
"Aku takut Mama menemuinya dan melakukan sesuatu padanya. Karena aku sudah berusaha mengungkapkan semuanya pada Mama semalam, namun ia tak terima akan itu. Aku hanya ingin bertanggung jawab dengan Zeline Finn,tapi Mama tidak terima."
"Hari ini aku juga tidak bisa kekantor karena terpaksa fitting baju. Mereka tidak membawa anak buahnya kan?"
Finn terpaku membaca pesan itu. Disisi lain ia mendapatkan sinyal bahwa Aldigar akan bertanggungjawab dengan Zeline, tapi ia pergi meninggalkan Zeline sendirian dan ia juga tak melihat Nyonya Arlin menemaninya karena terlalu fokus berbincang dengan Papa Hans tadi. Ini membuatnya langsung bergegas menuju ke lantai atas tanpa sempat membalas pesan itu.
Dan benar saja...
"Zeline???"
Zeline pergi. Ia tidak ada di ruangan itu sekarang.
Finn pun langsung melihat sebuah undangan yang tergeletak dibawah meja Zeline. Entah apa yang terjadi tadi? Sudah pasti pikiran Finn buruk sekarang.
Zeline kemana?
Dan undangan ini..
ada aldigar biar dia mengakui KLO dia yg menghamili
lanjut KA