NovelToon NovelToon
Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Model / Bullying di Tempat Kerja / Karir / Persahabatan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ponsel Park Minho

Tidak terhitung berapa jam yang Kairos lewatkan dengan menatap wajah pucat mantan kekasihnya yang terbaring di brangkar rumah sakit. Suara mesin monitor menemaninya dalam sepi. Sesekali Kairos mengusap surai hitam milik Shin Hanna, membisikkan kata-kata penenang. Sebelah tangannya mengenggam lembut jemari Hanna, berusaha menyalurkan kekuatan dengan memberikan kehangatan.

Perasaannya tidak bisa di deskripsikan saat ini. Rasa sesal, bersalah dan kesal hinggap dihatinya secara bersamaan.

"Cantiknya Kai seharusnya tidak berbaring seperti ini," guman Kairos.

"Sudah larut malam, kamu bisa pulang dan beristirahat, biarkan Hanna bersama saya," ujar wanita paruh baya yang menghampiri Kairos.

Lantas Kairos melempaskan genggaman tangannya. Berdiri dan membungkukkan tubuhnya kepada ibu Shin Hanna.

"Jika di izinkan saya akan menjaganya sampai pagi."

"Tidak perlu, kami tidak kekurangan tenaga."

"Op-oppa," lirih Hanna yang perlahan-lahan membuka matanya.

"Oppa di sini Hanna." Refleks Kairos kembali mendekati brangkar dan mengenggam tangan mantan kekasihnya. Ia tersenyum lebar. Rasanya lega bisa mendengar panggilan oppa dari suara yang begitu candu untuknya.

"Maaf Oppa," lirihnya.

"Kamu tidak salah apapun, oppa yang salah." Kairos mengelengkan kepalanya. Mengusap pucuk kepala Hanna tanpa peduli pada keberadaan wanita paruh baya yang sepertinya tidak suka dia ada di sana. "Jangan pikirkan apapun."

"Maaf sudah membuat oppa khawatir."

Kali ini Kairos menganggukkan kepalanya. Maaf itu kali ini ia terima sebab benar-benar khawatir pada Shin Hanna.

"Bagaimana perasaanmu Nak? Apa ada hal yang tidak nyaman kamu rasakan?" tanya ibu Hanna sedikit mendorong Kairos agar menyingkir, sayangnya tidak bisa sebab Hanna enggang melepaskan tangan kekar itu.

Nyonya Shin hendak protes tetapi ia urungkan melihat kedatangan dokter. Mungkin laporan sadarnya Hanna sudah sampai ke telinga tenaga medis sehingga sigap datang demi memastikan semuanya baik-baik saja.

***

Kairos menghela napas panjang sembari memandangi pintu ruangan perawatan Hanna yang tertutup rapat. Dirinya baru saja diusir secara halus oleh keluarga perempuan itu, padahal Kairos tidak tahu apa kesalahannya.

Ia pun pulang ke apartemennya untuk istirahat dan menjernihkan pikiran. Setidaknya ia sudah tahu bahwa Hanna baik-baik saja.

Kening pria itu mengerut mendapati pesan Park Minho. Bagaimana tidak, mereka baru saja bertemu, masa iya masih ada yang belum mereka bahas sehingga harus bertukar pesan seperti pasangan sedang kasmaran.

Kai aku punya bukti keterlibatan appa Hanna atas hancurnya karirmu, tapi bukti itu ada di ponselku dan sekarang ponselnya ada di kantor polisi.

Kairos berdecak membaca pesan sahabatnya.

Kenapa tidak mengabari sejak tadi sih? Ini sudah tengah malam bagaimana aku akan mengambilnya.

Terserah padamu, tapi jika tuan Shin sampai tahu ada bukti, dia pasti akan melenyapkannya.

Iya aku akan mengambilnya.

Kairos mengurungkan niatnya untuk istirahat padahal sudah jam 11 malam. Pria itu meninggalkan apartemennya dan menuju kediaman sang papa. Hanya papanya yang bisa membantu di situasi seperti ini.

Beruntungnya saat dia tiba, tamu papanya baru saja pergi dengan kata lain sang papa belum tidur sehingga ia tidak termasuk menganggu.

"Appa!" panggil Kairos ketika papanya hendak menutup pintu ruangan khusus pertemuan dengan orang-orang penting.

Kening pria tua itu mengerut menyadari keberadaan Kairos. "Kenapa kau datang tanpa pemberitahuan atau pun mendapatkan perintah."

"Ini sangat mendesak dan hanya Appa yang bisa membantuku," ujar Kairos.

"Masuklah."

Kairos mengangguk, senyumnya tidak bisa ia sembunyikan melihat kelembutan papanya malam ini. Ia duduk dengan tenang di atas bantal duduk.

"Ada hal penting apa?"

"Ponsel Park Minho tertahan di kantor polisi karena kecelakaan kemarin Appa, dan Kairos harus mengambilnya."

"Ini yang kamu anggap penting? Hanya sebuah benda yang ...."

"Di dalam ponsel itu berisi bukti keterlibatan tuan Shin atas hancurnya karir Kai."

"Tunggu sebentar."

Tuan Seo-Jun Lim beralih pada telepon rumah di sampingnya. Mengetik beberapa angka sebelum akhirnya bicara serius dengan seseorang.

"Saya menginginkan ponsel Park Minho, korban ledakan mobil kemarin."

"...."

"Benar, orang saya akan datang untuk mengambilnya."

Seo-Jun Lim mengakhiri panggilan dan menatap putranya. "Bermalamlah, kau bisa pergi setelah mendapatkan ponselnya."

"Terimakasih Appa." Lagi-lagi Kairos tersenyum lebar.

Seperti keinginan papanya, ia bermalam di rumah Hanok demi menunggu bukti itu tiba.

Sedangkan di belahan dunia lainnya, Shin Jun-Ha terus memprovokasi anggota keluarganya agar membenci Kairos sebab menjadi alasan Shin Hanna kecelakaan. Sepertinya keinginannya terwujud sebab tidak satupun anggota keluarga menyukai Kairos Lim.

Ralat, hanya ada satu selain Hanna, yaitu kakak ipar yang tahu segalanya akan tetapi memilih diam daripada harus berbeda pendapat dengan mertuanya.

Terlebih keberadaanya sudah tidak diterima sepenuhnya oleh papa mertua akibat dia pernah membiarkan Hanna pergi saat berada di Kanada.

"Maafkan appa, Sayang," ujar Jun-Ha mengelus surai indah milik Hanna. "Appa janji tidak akan menyebarkan identitas Kairos yang sebenarnya tapi kamu pun harus berjanji pada appa."

Tatapan Hanna yang semula tertuju pada jendela sebab tidak ingin melihat wajah menyebalkan papanya, segera menoleh dan menatap pria yang dulunya sangat dia hormati dan sayangi.

"Berjanjilah tidak membicarakan kejadian di ruang bawah tanah itu pada siapapun termasuk eomma. Dan berjanjilah tetap bertunangan dengan Park Minho."

"Hanna bisa memegang janji Appa?"

"Hm, kamu bisa memegang janji appa, Sayang."

"Tapi Hanna tidak bisa bertunangan sesuai rencana sebab Hanna membutuhkan pemulihan, begitu pun dengan Minho."

"Tidak apa-apa pesta pertunangannya di tunda sampai kamu dan Minho sudah sembuh total. Tapi ...."

Tapi apa hayo?👀

Like dan komen biar author bisikin👄

1
Maria Kibtiyah
bener kan kairos tuh anak appanya
Maria Kibtiyah
masih ada tapinya
Maria Kibtiyah
apa sebenarnya si kai emng anak kandung appannya tapi dia anak hasil hubungan gelap
Arsyad Algifari.
jadi yang hamilin Sena itu apa nya hanna
Maria Kibtiyah
wah dalangnya appa nya hanna ... apa jgn2 yg hamilin senna appa nya hanna...
Maria Kibtiyah
wah dalangnya appa nya hanna ... apa jgn2 yg hamilin senna appa nya hanna...
Arsyad Algifari.
para orang tua yang egois
Maria Kibtiyah
rumit banget kisah mereka
Maria Kibtiyah
wah ternyata bpk mereka ini yg mau menghancurkan mereka
Arsyad Algifari.
mungkin kebanyakan belum tau kalau mamaknya avegas bikin karya baru 🙏
Arsyad Algifari.
semangat ya ka .aku selalu setia ko .😁😁
Maria Kibtiyah
semangat ya thor mungkin karena lama vacum jd pembaca gk tau ada karya baru
Maria Kibtiyah
siapa tuh yang ngomong
Maria Kibtiyah
wah ternyta yg hamilin si senna tuh orang kepercayaan appa hanna...
indriyanii
siapa dalang sebenarnya sih..gregetan jadinya
Maria Kibtiyah
hadehhh gimana nanti hubungan hanna sama kai
Arsyad Algifari.
dan Hanna mengetahui nya. itu lah rahasia yang di sembunyikan Hanna
Maria Kibtiyah
aduh gimana nanti hubungan mereka yh
Arsyad Algifari.
apa maksud Hanna bicara seperti itu
Maria Kibtiyah
nah kan bpknya si hanna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!