Caroline seorang wanita cantik kaya dengan profesi sebagai lintah darat, tiba-tiba bertransmigrasi pada tubuh seorang istri dari pria lumpuh dan dua orang anak yang masih kecil, dan jangan lupa hidup dalam garis kemiskinan!
"Apa-apaan ini!"
Bagaimanakah kelanjutan kisah Caroline di tubuh wanita bernama Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Janji dan Permainan
Gerbang besar bewarna perak itu terbuka ketika sebuah mobil keluaran terbaru datang. Sontak penjaga langsung melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Begitu pun dengan tukang sapu halaman yang memastikan halaman hijau yang luas itu bersih tanpa dedaunan kering.
Mobil hitam itu berhenti. Dan tak lama sosok pria dengan sepatu mengkilap nya keluar. Jangan lupa kacamata yang bertengger di hidungnya. Mata keabuan itu melirik lantai 2, seolah tujuannya adalah kesana.
Marmer yang di desain secara khusus itu langsung menyambut sepatu yang ikut mengkilap memberikan sinar uang nya. "Selamat datang tuan. Semoga perjalanan tuan menyenangkan."
"Bagaimana keadaan nya? Aku menerima telpon kalau dia terjaga tadi, bagaimana dia sekarang?" Tanyanya dengan suara bass khas miliknya.
"Tuan jangan khawatir, nyonya tidak mengalami hal seperti sebelumnya. Beliau tampak tenang, terlebih.... Penenang nya ada disana." Jawab pria yang merupakan pengurus bangunan itu.
"Aku akan kesana. Dan katakan, pada sekelompok p3njilat itu, untuk tidak menganggu ku sementara. Aku masih berbaik hati mendengarkan nya."
"Baik tuan. Akan saya laksanakan."
"Bagus!" Pria itu memberi kode dan sekarang hanya dia yang menaiki tangga dengan desain abu-abu gelap itu yang bersinar ketika malam datang.
Sebuah pintu berukuran yang khas, langsung menyambut kedatangannya. "Tuan...." Sapa seorang wanita yang baru keluar dari sana.
"Kau pergilah, aku tidak ingin ada gangguan." Wanita itu menunduk dan meninggalkan tempat itu.
Tangan besar yang berurat itu memegang gagang pintu dan matanya mengedar mencari keberadaan sosok itu. "Gia?" Terdengar suara dari dalam sembari menoleh.
Sekarang wajah yang sedikit bersinar itu mulai melebarkan senyumnya. "Gia? Gia, kau datang." Kata yang sama dan pertanyaan yang sama.
"Bukan, ini aku....." Senyum itu tidak hilang dari wajahnya, justru semakin melebar.
"Vic!" Panggilnya.
"Iya." Pria itu mendekat dan langsung disambut dengan pelukan. Rambut yang dulunya kusut sekarang mulai terasa lembut. Tak lupa kecupan dibubuhkan disana.
"Kau sendiri saja? Gia tidak ikut?"
"Tidak, dia sedang kuliah. Liburan musim panas nanti dia akan datang."
"Sungguh?" Lihatlah mata yang berbinar penuh harap itu.
"Iya." Jawabnya singkat.
"Aku tidak sabar! Lihat! Aku sudah membingkai fotonya dengan keterampilan ku. Dan.... Ini!"
"Ini! Aku juga merajut sebuah syal untuk nya. Disana pasti dingin kan, dia pasti butuh ini." Dengan penuh semangat dia menunjukkan nya.
"Itu bagus, dia akan suka. Terlebih, itu dari mu."
"Vic, dia tidak akan marah padaku lagi kan? Dia tidak akan menangis kalau aku bertemu dengan nya bukan?" Sinar di mata itu mulai berkedip-kedip.
"Tidak, dia berhati luas, dia tidak seperti itu."
"Kau sudah menyembuhkan lukanya bukan? Sudah kan?"
"Sudah, tubuhnya tidak ada luka lagi. Kau tidak melukainya."
"Iya, kau benar. Dua tahun lagi, dia pasti sudah lulus. Kau akan membawa ku kesana, kita akan pergi bersama kesana! Iya kan? Ayo jawab!" Seperti anak kecil, dia terus menagih janji.
"Pasti. Karena itu, kau harus rajin minum obat. Supaya kau bisa aku bawa terbang jauh."
"Seperti dulu?" Tanyanya dengan suara pelan.
"Iya, seperti dulu."
"Apakah rambutnya semakin panjang sekarang?"
"Dia memiliki rambut yang indah seperti dirimu."
"Tunjukkan padaku foto barunya! Ini foto yang lama! Vic! Ayo tunjukkan!" Ponselmu pasti banyak fotonya kan. Kita bisa mengedit nya! Ayo tunjukkan! Tunjukkan!" Pinta nya.
"Hp ku habis baterai. Lain kali ya."
"Janji?"
"Janji."
"Vic, aku merasa bosan disini. Kau tidak menemani ku tidur. Gia juga kuliah, Nicholas juga sudah menikah. Dia hanya sesekali datang. Aku merasa kesepian."
"Sebentar lagi kita akan berkumpul. Seperti foto ini."
"Baiklah! Aku percaya padamu!"
"Tapi jangan lupa foto Gia ya."
"Iya."
"Aku akan datang lusa. Pastikan keadaannya dengan baik! Mengerti!"
"Iya Tuan."
****************
"Tuan..."
"Jika hanya omong kosong seperti sebelumnya. Kau tidak perlu bicara." Jelasnya sebelum membiarkan pria itu melanjutkan ucapannya.
"Tuan, kenapa kita tidak mencoba untuk mencari ke negara ini? Pastinya ada disana, hampir 8 tahun."
"Kau tidak perlu mengajari ku."
"Maafkan saya Tuan. Tapi akan lebih baik, jika segera ditemukan. Sekalian kita mengetahui kabar ataupun keadaan...."
"Aku ingin melihat perkataan pria rendahan itu. Dia mengatakan dia seorang pria sejati bukan? Bahkan asalnya tidak layak untuk disandingkan dengan pelayan ku! Aku ingin melihat permainan petak umpet ini, siapa yang akan menjadi pemenang nya. Kau tau benar, aku sudah begitu tidak sabar, dia keluar sendiri dan aku akan membawa kembali milikku yang ada padanya! Pria itu!" Kepalan tangan yang memutih itu seolah ingin melayangkan amarah yang sudah terpendam cukup lama.
"Tapi, bagaimana jika bukan satu?"
"Apa peduliku. Aku tidak peduli dengan yang lainnya. Aku hanya peduli pada berlian ku." mata keabuan nya melirik pigura yang terpampang besar, menampilkan dirinya dengan seorang gadis yang cantik, senyuman lebarnya seolah ingin menyamai penghargaan yang ada di tangannya.
'Ayo senyum gia! Tunjukkan pada seluruh dunia, kalau putriku ini adalah putri yang terhebat!'
'Hahaaha, papa!'
***********
"Ayah!" teriak Daniel suhu tubuh Caroline tinggi dan membuat anak laki-laki itu langsung berteriak memanggil ayahnya.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🥰🥰
memberikan kesempatan pada mereka karena kelemahan dan ego, INGAT!! perselingkuhan bisa terjadi bila ada " KESEMPATAN"
tetap semangat dan sehat kak, lanjut /Determined/