NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Desa

Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengasuh
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: moms arka

Nurul Aulia seorang gadis dengan tekad kuat kabur dari desa demi menghindari perjodohan dengan juragan tanah di desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms arka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Waktu sudah menunjukan jam pulang sekolah Shaka, aku dan tuan Arjun sudah menunggunya di depan sekolah, setelah melihat Shaka keluar, aku bergegas keluar dari mobil dan menghampirinya.

"hai Shaka, gimana belajarnya hari ini,?" tanyaku pada shaka.

"hari ini aku belajar menggambar buah buahan kak, seneng deh" ucapnya berceloteh.

"hari ini aku ada teman baru kak, dia baik deh, selain baik dia juga cantik lho kak" ucapnya lagi terus bercerita.

"yaudah kalau gitu, kita lanjut ceritanya di mobil yah, kasihan papi menunggu dari tadi" ucapku sambil mengajaknya ke mobil.

"hai sayang, gimana belajarnya hari ini?" tanya tuan Arjun pada shaka, saat kami baru saja masuk ke dalam mobil.

"seru Pi, hari ini aku belajar menggambar buah buahan Pi," jawab shaka sambil memperlihatkan hasil gambarnya.

"wah hebatnya ya anak papi, dah bisa gambar sendiri" ucap tuan Arjun lagi sambil mulai menjalankan mobilnya, Shaka terus saja berceloteh menceritakan bagaimana serunya tadi dia membuat gambar buah buahan dan menceritakan teman barunya.

"ok, karena hari ini Shaka dah berani di tinggal di sekolah, papi mau kasih hadiah buat Shaka" ucap tuan Arjun.

"asyik....apa Pi hadiahnya," tanya Shaka.

"hari ini Shaka boleh makan eskrim sepuasnya" jawab tuan Arjun.

"hore....." Shaka bersorak gembira.

kemudian tuan Arjun membelokan mobilnya ke sebuah kedai eskrim yang lagi viral, setelah sampai di kedai tersebut kami langsung memilih menu,

"aku mau yang rasa coklat sama strawberry Pi," ucap Shaka pada papinya.

"kamu rasa apa?" tanya tuan Arjun padaku.

"strawberry aja" jawabku singkat.

kemudian tuan Arjun memanggil pelayan untuk memesan, sambil menunggu pesanan datang, Shaka mengeluarkan buku gambarnya dan mulai menggambar lagi buah buahan yang dia mau, aku hanya membantu mengarahkannya saja, sedangkan tuan Arjun hanya memperhatikan kami.

"silahkan tuan pesanannya" ucap seorang pelayan membawa pesanan kami,

"terima kasih mbak" jawab tuan Arjun.

kemudian kami menikmati eskrim sambil sesekali bercerita, Shaka terlihat sangat senang karena dia bisa makan eskrim sepuasnya, dia sampai memesan beberapa kali dan berbagai rasa.

"papi ga mau?," tanya shaka pada papinya sambil memakan eskrim nya.

"ga, itu buat Shaka saja" ucap tuan Arjun.

"Nurul cobain dong punya kamu, itu kayaknya enak" ucap tuan Arjun padaku,

aku bingung, masa aku harus memberikan makanan bekasku padanya.

"aa...." ucap tuan Arjun lagi sambil membuka mulutnya, mau tak mau aku menyuapinya dengan sendok bekasku makan.

"enak" ucapnya lagi.

"aa....." dia membuka mulutnya lagi.

dan aku pun menyuapinya sampai eskrim nya habis.

"papi kok minta di suapin kak Nurul sih?, papi kan udah gede, masa Shaka aja di suruh makan sendiri, tapi papi makannya di suapin" ucap Shaka pada papinya.

"papi di paksa kak Nurul sayang, kalau ga mau di suapin tar papi mau di cium katanya" ucap tuan Arjun asal.

"ih, sapa lagi yang maksa" ujarku dalam hati.

"kapan kak Nurul bilangnya?" tanya shaka lagi.

"tadi sambil berbisik pada papi" ucap tuan Arjun lagi ngarang.

"iya kak?" tanya shaka padaku.

"gak" jawabku pada shaka.

"tuh ga kan Pi, yeeee....." ucap Shaka lagi.

"kak Nurul tuh malu sama kamu Shaka, jadi ga ngaku, coba kalau lagi sama papi dia itu ga ada malu malunya, malah malu maluin," ucap tuan Arjun lagi.

"ih ni orang malah tambah ngaco aja," ucapku dalam hati.

"iya kak" tanya shaka lagi padaku.

"tau ah, terserah papi kamu Shaka" ucapku kesal. tuan Arjun malah tertawa sambil mencubit hidungku.

"uluh uluh, marah ya" ucapnya padaku.

"tau ah" aku tak menanggapinya.

"yuk Pi, aku dah selesai makan eskrim nya" ucap Shaka.

"ayo" ucap tuan Arjun. Setelah membayar makanannya terus kami pergi menuju rumah untuk pulang. aku duduk di bangku belakang bersama Shaka,

"lho kok pada di belakang semua, ga ada yang mau nemenin papi nih?" ucapnya pada kami.

"aku mau di belakang aja Pi, aku ngantuk mau tidur" ucap Shaka.

"yaudah papi ga akan jalanin mobilnya, bila ga ada yang mau menemani papi di depan" ucap tuan Arjun lagi.

"kak Nurul pindah sana" ucap Shaka lagi padaku. Tuan arjun pun diam saja tak menjalankan mobilnya, terpaksa aku pindah duduk di sebelah tuan Arjun.

"nah gitu dong, kan enak." ucapnya sambil melirik padaku, aku diam saja tanpa mau menimpali ucapannya.

"marahnya ngeri ih" ucapnya lagi sambil menjalankan mobilnya.

"yank ngomong dong" ucapnya lagi sambil mencolek pipiku.

"yank" ucapnya lagi.

"apaan sih, yank..yank...yank....kayak udah di terima aja, lagian tar Shaka denger lagi" ucapku agak ketus, sambil menengok ke Shaka di belakang, tapi ternyata dia sudah terlelap ke alam mimpinya.

"masa ga di terima orang sekeren dan seganteng ini" ucapnya narsis.

"ih narsis banget," jawabku

"biarin, emang kenyataannya seperti itu, udah dong yank marahnya, tadi itu aku cuma bercanda, maafin yah" ucapnya lagi.

"iya kali ini aku maafin, kamu itu kalau ngomong jangan asal, apalagi depan Shaka," ucapku mengeluarkan unek-unek.

"tapi kalau lagi berdua boleh kan...?" ucapnya lagi.

"terserah tuan" ucapku.

"yes" ucapnya sambil mengepalkan tangannya .

"kok manggilnya masih tuan sih?" ucapnya protes.

"terus aku harus manggil apa dong?, kita kan belum jadian, aku kan belum memutuskan menerima atau menolaknya" ucapku.

"kok kamu gitu sih, masa aku mau di tolak?, ucapnya lagi.

"ya liat aja nanti" jawabku

"ga mau nanti ah, aku mau jawabannya sekarang juga" ucapnya sambil meminggirkan mobilnya.

"kok jadi maksa kayak gini sih?" ucapku

"tuan bukannya aku ga mau jadi istrimu, tapi aku sadar level kehidupan kita berbeda, kita bagaikan langit dan bumi, dan kita hidup di dunia ini tidak hanya berdua, ada keluarga di sekeliling kita, mungkin tuan bisa menerimaku yang berasal dari keluarga miskin ini apa adanya, tapi tidak dengan keluarga tuan, mereka belum tentu bisa menerima ku," ucapku panjang lebar.

"dah bicaranya?" tanya tuan Arjun sambil tersenyum menatapku.

"gini....denger ya sayang baik-baik, keluargaku tidak seperti itu, mereka tidak pernah memandang status sosial seseorang, mereka selalu menerima siapa pun yang jadi pilihan anaknya, asalkan anaknya bahagia, dan asal kamu tahu maminya Shaka bukan berasal dari keluarga kaya dan terpandang, dia hanya seorang anak yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan, tapi kedua orang tuaku menerimanya dan mereka sangat menyayanginya," ucap tuan Arjun panjang lebar.

"jadi gimana, kamu menerimaku ga? Si duren sawit ini?" tanyanya lagi padaku.

"duren sawit?" tanyaku.

"iya duda keren sarang duit" jawabnya.

"ih narsisnya datang lagi" ucapku sambil geleng geleng kepala.

"jadi gimana? mau kan?" tanyanya lagi gak sabaran.

"iya aku mau" aku menganggukkan kepala.

"yes!" ucapnya sambil meninjukan tangannya ke atas, kemudian dia memelukku dengan erat, "makasih sayang" ucapnya lagi sambil mengecup pucuk kepalaku.

1
Harlintjes Lakapi
mana kelanjutannya ?
Giselle Bustamante
Pusing kepala baca cerita ini, tapi tetap seru. Teruslah menulis, author!
Dzakwan Dzakwan
Jelek, bosen.
C S Rio
Wuih, seru abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!