"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Vinder yang khawatir, karena Lada tidak keluar juga dari dalam kamar mandi setelah tiga puluh menit, menerabas masuk melewati pintu yang ternyata tidak terkunci.
Vinder menghampiri betap, lalu duduk bertumpu dikedua kakinya. Disentuhnya tangan lada yang yang berada dipinggiran betap, diusap dengan lembut kepala yang bertumpu ditangan itu.
"La...!"
Lada mendongak, lalu berbagi pandangan dengan lelaki itu.
"Walau pun aku sudah cantik, sudah tidak kampungan lagi, tetap tidak ada yang mau menikah sama aku Vin..! tidak ada yang mau menjadikan aku sebagai istri.
"Ada, pasti ada La...!" ucap Vinder menyatukan keningnya dan Lada, dengan mata terpejam menahan airmata yang nyaris lolos dari sumbernya.
Lada menatap guratan wajah tampan yang begitu dekat itu dengan penuh rasa. Ia lalu menarik tangan kanan yang digenggam Vinder, diulurkan tangan itu menyentuh sisi wajah Vinder dan mengusapnya perlahan.
Vinder membuka mata, dan untuk sesaat pandangan mereka saling beradu, menyelami dalamnya jurang rasa yang tersimpan didasar netra.
Entah setan mana yang merasuki Lada, wanita itu tiba-tiba saja membenamkan ciuman kebibir Vinder.
Vinder memegang pundak Lada, menekan sedikit kuat lalu melepaskan bibirnya yang sedang dihisap oleh Lada.
"Vin...!"
Vinder menggeleng "ayo bangun, nanti kamu sakit." ucapnya membantu Lada untuk berdiri.
Lada menarik tangan penyelamatnya itu "Vin...!"
"Kamu akan menyesalinya nanti La...!" ucap Vinder.
"Please...!" ucap Lada menatap penuh hiba "aku mohon Vin...!"
Vinder menghela nafas berat "ayo bangun...!"
"Vin...!"
"Iya, oke...!" ucap Vinder pada akhirnya " Ayo, keluar dari betap."
Lada pun patuh. Dengan dibatu Vinder ia berdiri lalu keluar dari kubangan air yang masih terdapat sisa-sisa kelopak mawar didalamnya.
"Sekarang kamu mandi, terus ga----
"Vin...!" potong Lada.
"Iya, tapi aku mau kamu mandi dulu. Bajumu basah La..! aku tidak mau kamu sakit."
Lada diam.
"Please...! Kamu mandi dulu, aku tunggu disana." ucap Vinder menunjuk ranjang.
Lada akhirnya mengangguk dan Vinder berlalu keluar dari sana sembari menutup pintu.
Dengan gelisah, Vinder menunggu Lada disofa. Berulang kali ia bangkit berdiri, berjalan mondar-mandir, dan duduk lagi. Itu ia lakukan selama tiga puluh menit, sampai terdengar suara pintu terbuka.
Vinder menelan ludahnya, melihat Lada yang mengenakan jubah mandi berwarna putih, dengan rambut basah tergerai berjalan menghampirinya.
Vinder langsung berdiri saat Lada sudah berasa didepannya. Untuk sesaat mereka saling menatap, sampai dimana Vinder berucap.
"Aku mandi dulu." berjalan melewati Lada.
Tapi baru tiga langkah kaki, suara Lada memaksanya untuk berhenti.
"Setidak menarik itu kah aku Vin..? sampai kamu juga tidakmau sama aku. Apa aku seburuk itu..?"
"La...!" Vinder memutar badan, menatap punggung ringkih Lada yang bergetar.
"Iya, aku paham. Wanita yang sudah berkali-kali ditolak lelaki, bahkan dicampakan dihari pernikahannya, memang tidak pantas bahkan hanya untuk melakukan dosa."
"Stop bicara aneh-aneh." kesal Vinder "aku tidak mau kamu menyesal besok La...? lagian kamu masih bisa mendapatkan lelaki yang baik, yang pantas buat kamu, yang sesuai dengan kemauan ayahmu."
Lada tertawa lalu membalikkan tubuh kearah Vinder.
"Sampai diusiaku ini, tidak ada satu perempuan pun yang mau menjadi temanku. Teman lelaki aku baru memilikinya satu bulan yang lalu. Apa masih bisa aku berharap mendapatkan lelaki seperti yang ayahku mau..?"
"Didunia ini lelaki baik itu banyak La..! aku yakin, nanti kamu pasti akan mendapatkannya."
"Sudah lah Vin, jangan memberikan aku harapan yang nyatanya cuma bayangan."
Vinder mengusap wajahnya dengan kasar, menghembuskan nafas beratnya keudara lalu berkancah pinggang, sembari menatap Lada dengan pikiran yang berkecamuk.
Lada tersenyum "Ya sudah, mandi sana." ucapnya lalu berbalik menghampiri koper yang ada didekat meja dengan kaca besar menempel didinding.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆