Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 Merasakan Akibat Dari Keputusan Yang Dibuat Sendiri
Semalam aku tak tahu apa yang di lakukan Mas Dani setelah diri ku tak menggubrisnya saat mengatakan lapar. Apakah pria itu bangun untuk masak,atau tetap menunggu aku yang masak hingga tidur dalam keadaan lapar ? Aku sudah tak perduli lagi dengannya.
"Mulai sekarang,kamu masak saja untuk dirimu dan Kinara. Aku akan makan di luar setiap hari. Dan ingat,tak ada uang bulanan untuk mu lagi." Tiba-tiba saja Mas Dani yang sudah berpakaian kantor yang rapi berdiri di samping ku yang sedang mencuci piring.
"Oh,baiklah Mas jika seperti itu yang kamu ingin kan." Sahut ku dan tetap terus melanjutkan kegiatan ku.
Ia tak lagi menjawab ku dan langsung pergi dari hadapan ku. Tak lama ku dengar bunyi kendaraannya, pertanda bahwa Mas Dani telah berangkat kerja.
"Haha,kita lihat saja nanti,berapa lama bertahan gaji mu itu jika digunakan untuk terus-terusan makan di luar. Dan hebat sekali dia,tak lagi memikirkan kebutuhan putrinya.Baiklah,mulai saat ini,aku tak akan lagi menghormati nya sebagai suami." Kecam ku di dalam hati.
Setelah selesai menikmati sarapan bersama Kinara,aku bergegas menuju rumah Bibi Zahra,aku memiliki ide untuk menghadapi sifat Mas Dani yang aneh.
"Hah ?! Dia mengatakan seperti itu padamu ? Benar-benar suami gila. Tinggalkan pria brengsek sepertinya key. Kamu berhak untuk bahagia. Dan sekarang titip saja semua bahan makanan di kulkas ku. Nanti aku akan berikan pintu rumah pada mu sehingga kamu bebas masuk keluar mengambil makanan untuk kamu masak. Atau begini saja,kamu makan bersama ku di sini. Bagaimana ? Apa kamu setuju ?" Tanya Bibi Zahra yang juga tampak marah ketika kuceritakan bahwa suami ku tak lagi memberikan uang bulanan.
"Iya Bi,nanti aku akan ikut membeli bahan makanan." Ucap ku merasa sangat berterima kasih dengan kebaikan bibi Zahra.
"Jangan kuatir soal bahan makanan. Aku memiliki langganan yang akan langsung mengirim semua yang ku butuhkan ke rumah."
"Ah,baiklah Bi. Aku ikutan pesan sama dia juga." Aku merasa lega karena tak perlu lagi menitip Kinara pada Bibi Zahra jika ingin membeli bahan makanan.
"Pura-pura saja kamu tak memiliki makanan biar dia senang. Dan biarkan dia menikmati kesombongannya. suatu saat kamu harus membalasnya key. Aku mendukung mu. Kok aku ikut gemas ya sama kelakuan suami mu itu key ?" Terlihat Bibi Zahra begitu berapi-api saat berkomentar dengan kehidupan ku yang tragis.
"Iya Bi,aku rasa Mas Dani pasti kembali memiliki hubungan bersama mantannya itu." Ungkap ku lesu. Merasa sangat sedih dengan jalan hidupku yang seperti ini.
Bibi Zahra menggelengkan kepalanya dan memegang keningnya seolah-olah ikut pusing dengan kelakuan Mas Dani yang aku ceritakan.
"Dani itu, benar-benar nggak ada otaknya ya ? Mengabaikan anak istrinya demi masa lalunya. Pria bodoh!"
"Ingat,mulai siang ini, makanlah bersama ku di sini. Jangan menyimpan bahan makanan apapun di rumah. Kalau ingin membawa cemilan untuk Kinara,bawa saja dan simpan di tempat tersembunyi. Biarkan saja ia merasakan sengsara dengan keputusannya sendiri." Geram Bibi Zahra memberikan saran pada ku.
"Tentu saja Bi,aku akan membuatnya menyesali apa yang sudah ia katakan."
"Ya,aku mendukungmu. jangan menjadi wanita bodoh dan lemah."
...----------------...
Sesuai dengan perkataan Bibi Zahra,aku pun membeli bahan makanan dan menyimpan semuanya di kulkas miliknya. Siang hari aku dan Kinara makan bersamanya. Setelah itu balik lagi ke rumah.
Malamnya lagi aku ke rumah bibi Zahra untuk makan malam. Dan Mas Dani belum juga pulang. Sepertinya suami ku benar-benar melakukan sesuai dengan apa yang ia katakan.
"Simpan di tupperware ini cemilan Kinara." Bibi Zahra menyodorkan sekotak kue pada ku. Aku menerimanya dengan senang hati.
"Makasih ya Bi."
"Sama-sama,cepat pulang dan sembunyikan cemilan Kinara. Dan ini kunci rumah. masuk saja besok jika aku belum bangun." Pesan Bibi Zahra saat aku akan menuju pintu pulang ke rumah.
Tiba di rumah,aku langsung menyembunyikan cemilan Kinara dan kembali mengajak anak ku bermain sebentar sebelum tidur. Waktu baru menunjukkan pulang enam sore.
Saat sedang asik bermain bersama Kinara,tak lama terdengar bunyi kendaraan Mas Dani memasuki halaman rumah.
Mas Dani masuk tanpa menyapa ku dan putrinya. Aku pun juga tak menghiraukannya dan tetap fokus bermain bersama Kinara. Sedikit pun tak merasa terganggu dengan perubahan sikap suami ku itu. Sedari awal aku sudah menyiapkan mental untuk menghadapi hal ini yang memang sudah ku prediksi sebelumnya. Satu hal yang ku pahami adalah jika seseorang sedang jatuh cinta,akan sulit untuk menyadarkannya bahwa ada hal lain yang lebih penting dari percintaannya itu. Maka,lebih baik biarkan saja semuanya berjalan sesuai dengan keinginan mereka hingga suatu saat waktu dan kenyataan membuat mereka sadar.
Yang perlu aku lakukan saat ini adalah bukan menghentikan Mas Dani agar tak mencari wanita lain,tapi yang harus aku lakukan adalah terus mencari uang demi masa depan ku bersama Kinara. Pada saat ini diri ku menganggap Mas Dani tak ada,sehingga aku harus berjuang sendiri demi menghidupi Kinara.
"Pukul setengah tujuh ku lihat putri ku Kinara mulai bosan dan sepertinya masih ingin makan. Dengan cepat ku berikan cemilan pemberian bibi Zahra padanya. Dan putri ku itu menghabiskan dua potong kecil kue.
Selesai menikmati kue pemberian ku,putri ku meminta untuk menonton kartun,artinya ia akan tidur setelah ini. Aku pun membawa Kinara ke tempat tidur,menyusun bantal sedikit tinggi untuk dijadikan sandaran mengingat ia baru saja makan,dan memutar kartun favoritnya. Mas Dani tak ada di kamar,sepertinya suami ku sedang duduk di ruang tamu.
Setelah setengah jam menonton kartun,akhirnya putri ku tertidur. Segera ku matikan handpone dan memperbaiki posisi tidurnya agar bisa tidur dengan nyenyak.
Kini posisi tidur Kinara sudah nyaman,aku bergegas ke dapur untuk mengambil air minum. Merasa haus karena tadi ikut menikmati kue pemberian bibi Zahra di saat Kinara makan.
Di dapur aku melihat Mas Dani sedang membuka kulkas dan melihat seluruh isi nya. Hanya sebentar dan langsung menutupnya.
Bisa ku tebak,ia pasti lapar dan berharap mendapatkan bahan makanan di dalam kulkas yang bisa ia olah. Namun ia tak tahu saja,bahwa semua bahan makanan yang tersisa sudah ku pindahkan ke rumah Bibi Zahra,membiarkan kulkas di rumah ku kosong melompong.
Mas Dani akhirnya langsung pergi dan keluar lagi menggunakan motornya. Mungkin mencari warung terdekat untuk mengisi perutnya.