NovelToon NovelToon
Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Matabatin / Single Mom / Obsesi / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Enigma Pena

Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berharap

"Saya titip Handi ya bu," pinta bapak mertua setelah acara akad dan resepsi selesai.

"Iya pak"

Mamah hanya menjawab singkat. Saat ini sedang tidak berselera untuk bicara apalagi berdebat.

"Handi...baik-baik di rumah mertuamu ya. Jaga nama baik keluarga. Jangan bikin malu" pesan bapak sebelum akhirnya keluarga besar mereka pergi meninggalkan aula

"Semuanya sudah di bereskan? Jangan ada sampah yang ketinggalan ya. Coba tolong nanti di cek lagi" mas Reno masih sibuk mengecek kembali ruangan aula

"Reno, mamah pulang duluan ya. Nanti kamu bisa bareng tante Ratih dan om Fadil."

"Oke mah. Handi bawa mobil kan?" tanya mas Reno

"Iya, bawa dia. Kalau sudah selesai langsung pulang ya nak. Istirahat kita"

Mas Reno mengangguk sambil mengacungkan jempol.

"Kamu kenapa tadi Er, kecapean ya?" tanya mas Handi di dalam mobil arah perjalanan menuju rumah mamah.

Aku yang dari awal menahan kesal hanya menganggukkan kepala.

"Ya udah, nanti sampai rumah langsung istirahat ya" suara lembut mas Handi seketika meredakan emosiku

"Iya mas. Nanti aku langsung istirahat"

***

Suasana siang menjadi tidak nyaman. Ibu yang merajuk tetap tidak mau makan siang. Kami membiarkan ibu diam di dalam mobil dan melanjutkan makan siang kami yang tertunda.

"Dito habis makannya? Anak pintar. Gitu dong... anak bapak Yoga. Gak nakal" puji bapak mertua melihat Dito duduk dan makan dengan tenang.

"Mas, Dito kalau gak ada ibu bisa anteng begitu. Kenapa kalau ada ibu banyak tingkahnya dia" bisikku ke mas Handi

"Karena sama ibu selalu di manja. Makanya suka banyak ulah kalau ada mbah uti nya. Mending kayak gini. Mbah uti nya gak ada, cucunya jadi jinak," sahut mas Handi pelan

Aku tersenyum mendengar jawaban mas Handi. Aku rasa ngambeknya ibu nanti akan mereda setelah sampai di rumah.

"Aku mau tidur lagi ya. Ingat, jangan ngebut bawa mobilnya," mba Maya tampak mengantuk setelah makan tadi.

"Iya mba" mas Handi menjawab sambil fokus menyetir.

Tak berapa lama mba Maya tertidur pulas. Mas Handi melihat ke arah mba Maya.

"Aman...sudah tidur dia," gumam mas Handi

"Kenapa mas?"

"Ssttttt... Mas mau ngebut nyetirnya. Kalau nurutin dia kapan sampai rumah kita. Dia enak tidur, mas yang nyetir. Di kira gak capek bawa mobil jarak jauh gini," gerutu mas Handi

"Jangan mas. Nanti mba Maya kebangun malah jadi ribut. Udahlah... Nyetir kayak biasanya aja. Jangan ngebut," cegah ku.

"Biarin aja. Emangnya aku supir pribadinya dia. Enak aja nyuruh-nyuruh. Dianya malah tidur,"

Dan benar saja, mas Handi tancap gas dan mobil berjalan dengan cepat. Untungnya jalan yang kami lewati masih jalan perkampungan yang masih jarang penduduk. Sekitar 3 jam mobil masih aman di bawa dengan kencang sampai tiba-tiba....

"HANDI ! Kenapa kamu ngebut!" Teriakan mba Maya membuatku terkejut tapi tidak dengan mas Handi. Dia tetap tenang membawa mobil dengan kecepatan yang tetap sama seperti tadi, kencang.

"Aduh mba... Maaf...aku kebelet mau bab. Jadi aku kencang bawanya. Nanti kita berhenti di spbu depan sana ya. Sekalian isi bensin" jawab mas Handi berbohong

Tak ada jawaban dari mba Maya. Aku bisa merasakan dia sedang kesal.

"Sebentar ya, mau ke toilet dulu" tergesa-gesa mas Handi turun dari mobil setelah parkir dekat toilet.

Brukkkkk !

Pintu mobil di tutup kembali. Tinggal aku berdua mba Maya di dalam mobil

"Jam berapa sekarang Er" tanya mba Maya dengan suara datar

"Jam 16.20 menit mba"

"Tadi kita berangkat dari rumah makan jam 12.55 kan ya.. Harusnya kita sampai spbu ini kurang lebih jam 17.30. Biasanya jam segitu. Ini lebih cepat 1 jam. Pasti Handi ngebut nyetirnya," gumam mba Maya

"Emang tadi di sepanjang jalan dari rumah makan ke spbu gak ada toilet?" tanya mba Maya curiga

"Erina gak perhatikan mba. Tadi Erina juga tidur," jawabku

Aku terpaksa berbohong untuk.menghindari perdebatan dengan kakak iparku. Tak lama kemudian mobil mas Yoga parkir di sebelah. Aku melirik ke dalam mobil mas Yoga. Jika di lihat dari raut wajah, tampaknya hati ibu sudah lebih baik dari sebelumnya

"Mas, aku pindah ke mobil mas" tiba-tiba mba Maya membuka pintu mobil

"Loh...kenapa pindah. Di mobilku udah ada ibu sama bapak. Belum lagi Dito duduk di tengah. Sempit dek"

Mobil baru mas Yoga memang berukuran pas untuk 4 orang dewasa karena itu mobil sedan

"Ya udah, harus ada yang tukeran sama aku" desak mba Maya

"Siapa yang mau tukeran? Ibu?" tanya mas Yoga

"Gak, ibu gak mau! Ibu gak mau di mobil sana" tegas ibu

"Lah, terus gimana ini. Masa istriku yang pindah. Bisa ngamuk Dito" sanggah mas Yoga

"Ini ada apa sih? Kok ribut-ribut di parkiran. Ada apa?" bapak mertua datang bersama Dito setelah keluar dari arah minimarket.

"Itu pak, Maya minta pindah ke mobilku. Gak tau ada apa"

"Loh, kenapa pindah? Biasanya kamu seneng 1 mobil sama adikmu. Kamu lagi ribut sama Handi?" tebak bapak

"Gak. Gak ada apa-apa. Aku cuma mau nyobain duduk di mobil baru mas Yoga" dalih mba Maya

Aku yang sedang duduk di dalam mobil sambil menunggu mas Handi dapat mendengar jelas obrolan mereka karena posisi mobil saling bersebelahan dengan kaca yang terbuka.

"Ya sudah, gantian sama bapak aja. Kamu sama ibumu."

Aku pindah ke kursi tengah, biar bapak duduk di kursi depan bersama mas Handi.

"Loh, jadi ganti bapak? Mba Maya di mas Yoga?" mas Handi terkejut ketika membuka pintu mobil

"Iya. Mau nyoba duduk di mobil baru katanya" jawab bapak

"Mau nyoba mobil baru apa ngambek gegara aku bawa mobilnya ngebut tadi," sindir mas Handi

"Kalau itu bapak ndak tau. Tadi bilangnya mau nyoba naik mobil baru. Cuma itu ngomongnya,"

"Bilang aja marah....tadi aku bawa ngebut. Soalnya perutku mules banget tadi," alasan mas Handi sudah terbaca olehku.

"Ya sudah, biarkan saja. Ayok kita lanjut lagi . Masih jauh perjalanan. Nanti kalau capek gantian sama bapak ya,"

"Iya pak"

Kami melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini mas Handi menyetir dengan kecepatan normal. Mungkin karena di mobil kami ada bapak mertua.

"Biar bapak yang nurunin barang-barang Han," ucap bapak sambil membuka bagasi mobil.

Aku segera turun dan membuka pintu rumah dengan kunci yang di berikan bapak.

"Helahhh... Ini tas siapa saja. Kok banyak banget. Ada koper besar juga. Pantesan berat tadi jalannya," bapak mengomel sambil menurunkan tas berisi baju.

"Tas aku sama Erina cuma 1 yang warna hijau pak. Sisanya gak tau tas siapa aja" jawab mas Handi

"Tas bapak sama ibumu ya cuma 1. Tas mba mu ya cuma 1, sisanya ada 4 tas. Mesti ini punya mas mu,"

"Mungkin pak. Ya sudah, di turunin aja pak. Biar nanti dia pilih sendiri" sahut mas Handi sambil sibuk membersihkan bagian dalam mobil

Aku segera memasak nasi dan lauk yang ada di kulkas. Memasak air untuk menyeduh kopi dan teh manis.

TIN ! TIN ! TIN!

1
Bông xinh
Gak bisa berhenti!
iza
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
Suzy❤️Koko
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!