DICARI DENGAN SEGERA
Asisten pribadi.
• Perempuan usia max 27 tahun.
• Pendidikan terakhir min S1.
• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.
• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)
Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.
Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.
Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berakhir
Saat Chris memasuki apartemen dia di sambut dengan cahaya remang dan hanya ada lilin di atas meja makan sebagai penerang.
Chris tersenyum saat melihat Jessy berdiri dengan gaun merah yang menampilkan lekuk tubuhnya. Gadis itu nampak cantik dengan senyum manis yang selama ini belum pernah Chris lihat.
"Wow, ini menakjubkan," ucap Chris saat tiba di depan Jessy. "Kamu benar-benar membuat ini sendiri?"
"Aku spesialis melakukan ini. Memang siapa yang selalu menyiapkan kencanmu selama ini."
Chris terkekeh dengan menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Yang lebih menakjubkan adalah kamu. Kamu cantik sekali."
Jessy tersenyum. "Ayo makan," ajaknya. Chris mengangguk lalu menarik kursi untuk Jessy.
....
Selesai dengan makanan di meja Chris dan Jessy masih duduk berhadapan. "Aku punya sesuatu untukmu," ucap Chris dengan mengeluarkan sebuah kotak kecil panjang dari sakunya.
Jessy terdiam saat Chris membuka kotak tersebut.
Sebuah kalung yang begitu indah, terlihat liontin berbentuk hati berwarna merah hingga kalung tersebut nampak begitu bersinar di mata Jessy. "Chris-"
"Tidak. Jangan menolak yang ini. Saat aku melihatnya aku benar-benar memikirkanmu." Saat melakukan pertemuan bisnis tadi siang Chris tak sengaja melihat perhiasan ini di etalase toko yang dia lewati, dan langsung teringat Jessy. Jadi tanpa berpikir panjang dia langsung membelinya. Chris berniat akan memberikannya begitu tiba di kantor, namun saat Jessy mengajaknya makan malam Chris menundanya.
Chris berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Jessy untuk mengenakan kalung itu di leher Jessy.
Jessy tersenyum saat melihat kalung yang sudah melingkar cantik di lehernya.
"Benar-benar cantik."
"Terimakasih." Chris mengangguk lalu memberikan kecupan di dahi Jessy.
"Mau berdansa?" Jessy mengulurkan tangannya, dan tentu saja tak menunggu waktu lama Chris menerima uluran tangan tersebut, lalu meraih pinggangnya untuk merapatkan tubuh mereka dan mulai berdansa.
"Harusnya aku yang mengajakmu lebih dulu," ucap Chris saat mereka mulai berdansa.
Alunan musik lembut membuat suasana romantis di antara mereka, tatapan keduanya yang beradu membuat Chris semakin melebarkan senyumnya. Ini adalah malam membahagiakan untuknya.
"Kamu sudah membuat keputusan? Mau menerimaku?"
"Hm, coba tebak?"
"Aku harap kamu menerimaku."
Jessy tersenyum. "Kalau tidak?"
Chris menghentikan gerakannya dengan wajah tertegun. "Aku akan sangat sedih," ucapnya.
"Sebaiknya itu benar." Jessy menggerakan tubuhnya hingga Chris kembali mengikuti.
Chris mengerutkan keningnya, namun saat melihat wajah tenang Jessy dia segera menghilangkan kerutan di dahinya.
Jessy berhenti saat musik berhenti lalu mundur satu langkah untuk memberi jarak dirinya dan Chris.
"Terimakasih untuk pengalaman ini," ucap Jessy.
"Terimakasih? Untuk apa?" Chris masih tersenyum.
"Ternyata begini rasanya di perlakukan manis olehmu. Pantas saja banyak wanita yang tetap datang meski tahu kau akan mencampakkan mereka."
Senyum Chris sedikit surut. "Apa maksudmu?"
"Maafkan aku Tuan. Aku tak bisa menerimamu. Sejujurnya aku hanya penasaran tentangmu. Tapi sekarang aku sudah tahu." Jessy kembali mundur satu langkah.
"Apa?" Chris tertegun.
"Aku hanya penasaran bagaimana berhubungan denganmu. Dan sejak awal aku tidak bermaksud menerimamu."
"Kau mempermainkan aku?" Chris mengeraskan rahangnya.
"Ya, itu niat awalku. Aku ingin melihat pria yang suka mempermainkan wanita benar-benar jatuh hati padaku, lalu aku yang akan mencampakkannya."
"Tapi seiring berjalannya waktu aku mulai suka memikirkanmu. Lagi pula wanita mana yang tidak suka di perhatikan dan di perlakukan manis. Hingga aku berpikir aku mulai menyukaimu."
Chris tersenyum, seolah dia memiliki harapan. "Kamu menyukaiku? Lalu kenapa kita tak bersama?" Chris menggenggam tangan Jessy.
Jessy menggeleng. "Tapi seperti niat awalku yang tak baik. Akhirnya yang aku dapat juga tidak baik."
"Kamu terus berbelit-belit."
"Aku tetap tak bisa bersamamu."
"Kenapa?" Chris menatap Jessy yang menunduk.
"Kamu ingat aku akan memberikan sesuatu untukmu?" Chris mengangguk, dan Jessy berjalan ke arah nakas lalu mengambil sebuah map disana.
"Apa ini?" tanya Chris.
"Ada seorang wanita yang membawakannya tadi siang."
Chris membuka map tersebut hingga dia melihat isi di dalamnya. Tangan Chris bergetar saat membaca laporan tersebut. "Siapa yang memberikan ini?"
Jessy mendudukan dirinya sebab rasanya lututnya kembali lemas. "Seseorang bernama Caterina."
Chris tertegun dengan wajah pucat dan terkejut saat mendengar nama tersebut. "Tidak mungkin," kilahnya.
Jessy menghela nafasnya. "Aku akan segera pindah dari sini. Kamu tidak perlu mengejarku lagi."
"Jessy, ini tidak benar. Itu ... itu tidak mungkin anakku." Chris berlutut di depan Jessy. Pria itu bahkan menggenggam tangannya.
Jessy menarik tangannya. "Jessy?" Chris menatap tak percaya dengan tangannya yang kosong.
"Aku mohon jangan membuat hatiku semakin berat, Chris. Kau harus bertanggung jawab."
Chris menggeleng. "Aku tidak peduli dengan ini." Chris melemparkan map di tangannya. "Aku hanya ingin kau." Tiba-tiba Jessy terkekeh, membuat Chris mengerutkan keningnya.
"Berhentilah bersikap seolah kamu benar-benar menyukai aku, Tuan. Aku bahkan merasa akan besar kepala."
Chris menggeleng. "Aku benar-benar ...."
"Aku tahu sejak awal kau hanya mempermainkan aku, kau hanya tak suka ego mu terluka." Chris tertegun. "Jika kau berniat untuk membuatku jatuh hati padamu, kau berhasil Tuan. Jadi, seperti niat awalmu sekarang kau harus mencampakkan aku. Dan aku akan pergi." Chris jatuh terduduk.
"Kau tahu?"
"Hm, karena itu aku juga melakukannya. Aku akan membuktikan siapa yang terjerat siapa. Tapi ternyata sepertinya aku yang menyukaimu lebih dulu."
Chris menggeleng. "Tidak begitu, Jess-"
"Sekarang aku mohon lepaskan aku, Tuan. Kita akhiri permainan ini. Karena ini sangat menyakitkan." Jessy mengusap air matanya yang mulai berjatuhan.
Chris menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa, kita bahkan belum mulai. Aku benar-benar menyukaimu-" Jessy memalingkan wajahnya, dan Chris tahu Jessy tak percaya padanya.
"Bagaimana caranya agar kamu percaya aku benar-benar menyukaimu? Ya, awalnya begitu. Aku akui aku salah. Tapi Jessy setelah aku mengenalmu lebih jauh, aku benar-benar menyukaimu."
"Berhenti membuat aku semakin muak dengan kelakuanmu, Tuan. Apa menurutmu ini benar-benar lucu? Bertanggung jawablah. Buktikan kalau kamu masih seorang pria." Jessy meninggalkan Chris yang masih terduduk di lantai.
Chris menggeleng lalu mengejar Jessy tepat saat dia menutup pintu kamar. "Jess, dengarkan penjelasanku, kumohon." Chris menggedor pintu kamar yang menenggelamkan Jessy. "Aku benar-benar menyukaimu..."
"Pergilah, Tuan," lirih Jessy.
"Aku tidak akan menyerah. Aku akan buktikan." Chris menunduk saat Jessy tak lagi menanggapinya. "Maafkan aku, Jess," ucapnya dengan menekan dahinya di pintu, lalu tanpa terduga air matanya jatuh begitu saja. "Maaf."
semangat juga buat Othornya biar Up terus😍😍🔥🔥🔥🔥🔥
semangat Up thor🔥🔥