NovelToon NovelToon
Mon Chéri [Sayangku]

Mon Chéri [Sayangku]

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:661
Nilai: 5
Nama Author: Pricilia Gabbie

Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.

Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?

Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Room Tour

Ansel sampai terpaku di tempat duduknya karena melihat wanita yang dicintainya datang ke kantornya saat ini.

“Sayang, maaf kalau aku mengganggu kamu”. Ucap Danis.

Ansel langsung berdiri dari tempat duduknya, menghampiri Danis dan merangkul tangannya.

Ansel membawa Danis untuk duduk di sofa.

“Kok kamu gak bilang mau kesini sih sayang?”.

“Aku nelpon kamu, tapi gak diangkat”.

Ansel memegang dahinya, menyadari kesibukannya sampai tidak mendengar telepon dari Danis. ”Astaga, maaf sayang. Aku benar-benar gak tahu kalau kamu nelpon”.

Ansel memegang pipi Danis dan meminta maaf lagi. Ia sangat merasa bersalah. “Sayang... maafin aku yah?”.

“Iya,,,” jawab Danis dengan menunjukkan senyuman manisnya.

Senyuman yang membuat hati Ansel menjadi tenang.

“Aku beliin kamu makanan dan jus, biar kamu ada energinya untuk lembur”. Ucap Danis sambil menunjukkan makanan yang dia bawa.

“Terima kasih sayang...”

“Emmm... kalau begitu aku pulang dulu yah. Aku cuman mau nganter makanan ini buat kamu. Jangan lupa dimakan yah”.

“Jangan! Tunggu dulu!”, Ansel menahan tangan Danis yang sudah berdiri dari tempat duduknya.

“Tunggu disini sampai aku selesai mengerjakan laporannya, supaya aku bisa anter kamu pulang”, Ansel meminta Danis untuk tetap berada di ruangannya, menunggunya. Ansel tidak tega harus membiarkan Danis pulang sendiri. Ansel tidak mau.

Danis mengiyakan pinta sang kekasih.

“Sekarang temani aku makan ya sayang”, Ansel membujuk Danis.

“Iya pak boss!”, goda Danis.

Setelah menghabiskan makanan yang dibawa Danis, Ansel kembali melanjutkan pekerjaannya. Kali ini semangatnya bertambah karena ada sang pujaan hati yang menemani.

Sementara Ansel melanjutkan pekerjaannya, Danis berkeliling melihat setiap sudut ruangan Ansel. Ini kali pertama Danis berada di ruang kerja Ansel.

Ruang kerja Ansel sangat nyaman. Perabot dan dekorasi di ruangan ini sesuai dengan kepribadian Ansel. Dengan di dominasi warna putih dan abu-abu.

Wangi ruangan ini juga seperti wangi parfume Ansel yang manly dan beraroma musk.

Danis memandangi sebuah foto berukuran cukup besar. Sebuah foto keluarga dengan pose formal. Sepertinya ini adalah foto keluarga Ansel. Danis memandangi wajah orang tua Ansel dan wajah kakak serta kakak iparnya Ansel. Dalam hati Danis, keluarga Ansel good looking semua.

Kemudian Danis beralih memandangi beberapa sertifikat yang di pajang di lemari ruangan itu. Tertera nama Ansel Wijaya disana sebagai penerima penghargaan internasional di bidang keuangan sesuai dengan jabatan Ansel saat ini.

Tak heran jika Ansel bisa berhasil dalam karirnya. Pria ini memang pintar dan sangat menghargai pekerjaannya.

Danis takjub melihat penghargaan-penghargaan tersebut.

Danis juga memandangi beberapa koleksi superhero milik Ansel yang di taruh di dalam lemari pajangan kaca.

Danis tersenyum... ia jadi teringat akan Liam, anaknya yang juga sangat menggemari karakter superhero.

Saat Danis asyik memperhatikan seisi ruang kerja Ansel, tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang memeluknya dari belakang.

“Udah room tournya? Bagaimana pendapatmu?”. Bisik Ansel di telinga Danis.

Danis jadi kegelian dibuatnya. Danis pikir Ansel masih sibuk dengan pekerjaannya, jadi tidak menyangka kalau Ansel akan berdiri dibelakangnya dan memeluknya.

“Hehehe... Jadi minder sama yang punya ruangan. Punya keluarga good looking semua. Belum lagi penghargaannya banyak banget”, ucap Danis yang juga ikut memegang tangan Ansel yang memeluk dirinya.

“Kok minder sih, harusnya bangga dong, hehehe”. Jawab Ansel.

“Emang udah selesai kerjaannya?”, tanya Danis.

“Sedikit lagi. Tapi aku ingin meluk kamu bentar buat ngisi battery aku. Biar semangat lagi”.

Untuk beberapa saat mereka menikmati pelukan ini.

Setelah dirasa cukup Ansel kembali melanjutkan pekerjaannya. Dan Ansel mengajak Danis untuk duduk disampingnya.

Akhirnya Ansel telah menyelesaikan laporannya. Ansel mematikan komputernya.

“Akhirnya selesai!”, ucap Ansel sangat lega, kemudian memandangi Danis yang ada disampingnya.

Ansel menarik tangan Danis dan menuntunnya duduk di pangkuannya. Ansel memeluk pinggang Danis.

“Terima kasih sayang telah menemaiku bekerja hari ini”. Ucap Ansel yang kemudian mencium pipi Danis.

“Iya sayang. Pulang yuk!”, ajak Danis.

“Sebentar sayang, hanya sebentar. Beri aku sedikit waktu untuk memelukmu. Rasanya tenang sekali bisa bersama denganmu dan memelukmu. Rasa capek jadi hilang. Aku ingin menikmati saat-saat seperti ini”.

“Ok, sebentar saja ya”.

‘Iya...”.

Ansel memeluk tubuh Danis dengan lembut dan mesra sambil menyandarkan kepalanya di punggung Danis, dan menutup matanya. Sesekali pelukannya menjadi erat, seperti tidak ingin melepaskan Danis.

Beberapa saat kemudian Ansel memberitahu satu hal kepada Danis dengan perasaan yang berat.

“Sayang, besok lusa aku harus berangkat ke Cina. Ada pengusaha disana yang mengundang aku buat mempromosikan perhiasan yang baru dirilis waktu itu. Mereka berniat untuk mengadakan kerjasama”.

“Oyah? Berapa lama sayang?”

“Kira-kira lima hari aku disana”.

“Ya, ok! Kamu harus pergi, kamu harus lakukan yang terbaik”.

“Rasanya berat sekali sayang. Aku tidak mau berpisah jauh dari kamu!”.

“Gak boleh gitulah. Kamu harus profesional. Aku gak mau jadi penghalang dalam karir kamu!”.

“Bagaimana kalau kamu ikut denganku?”.

“Hahaha... gak bisa sayang. Gimana dengan Liam? Anakku lebih butuh aku”.

“Astaga iya!... Maaf sayang, maaf...”.

Ansel telah berubah menjadi pria bucin. Ia tidak ingin berpisah jauh dengan Danis. Dia akan sangat merindukannya. Lima hari dirasanya adalah waktu yang cukup lama.

“Sayang...”, panggil Ansel.

Danis menoleh ke wajah Ansel.

“Ya? Ada apa?”, tanya Danis.

“Bolehkah aku menciummu?”, tanya Ansel yang saat itu telah menatap Danis dengan tatapan yang dalam.

Danis menganggukkan kepalanya tanda memberi ijin.

Mereka berdua berciuman mesra, saling memagut, saling melumat, saling menghisap.

Melepaskan ciuman hanya untuk mengambil nafas sebentar. Kedua tangan Ansel memegang pipi Danis, dahi mereka saling bertemu. Nafas mereka saling beradu.

Kemudian melanjutkan kembali adegan berciuman tersebut.

Ansel benar-benar terhanyut dengan perasaannya saat ini. Menghisap bibir Danis yang lembut dan begitu menggoda. Saking gemasnya Ansel sampai menggigit kecil bibir Danis.

“Auchh… Sakit sayang”. Suara Danis justru semakin membangkitkan hasratnya.

Ansel mencium bibir Danis, seolah akan memakannya.

1
Mèo con
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
Pricilia Gabbie: apakah masih ngikutin update ceritanya? bagaimana tanggapannya?/Smile/
Pricilia Gabbie: terimakasih banyak buat supportnya 🙏🏻 semakin semangat buat update 🥰
total 2 replies
Pricilia Gabbie
/Kiss/ sabar ya sayang nunggu updatenya 🤏🏻
Muriel
Ga sabar buat kelanjutannya!
Pricilia Gabbie: udah baca updatenya?? /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!