"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Pukul lima pagi Vinder sudah membuka mata, setelah mengambil baju ganti juga handuk dimobil, pria itu berniat untuk membuat sarapan.
Tapi baru saja mendekati lemari pendingin, pintu kamar Lada terbuka, memperlihatkan gadis itu yang mengenakan mukena putih. Sepertinya dia baru saja menyelesaikan ibadah subuhnya.
Lagi-lagi, dada Vinder dibuat berdebar oleh kecantikan alami yang Lada miliki. Entah kapan gadis itu akan terlihat jelek dimatanya, tapi yang pasti semua yang ada pada gadis itu selalu terlihat indah dibaginya.
"Kamu sudah bangun...?" tanya Lada mengembalikan kesadaran pemuda itu.
Vinder mengangguk "aku boleh numpang kekamar mandi...?"
"Tentu saja boleh."
Setelah mendapat izin, Vinder pun menuju kesana. Kamar mandi apartemen itu memang hanya ada satu dan berada didalam kamar tidur.
Lada melepas mukena yang dipakai, melipat rapi lalu meletakkannya diatas meja makan. Gadis itu membuka kulkas, mengambil beberapa bahan makanan.
"Kamu masak apa...?" tanya Vinder mendekat sembari menggosok rambut basahnya dengan handuk.
"Nasi goreng sama telur ceplok. Aku tidak tau kamu biasa sarapan nasi atau roti...?"
"Aku sarapannya Beer, Wine, Whisky dan sebangsanya."
Lada menatap Vinder sesaat sebelum kembali melihat kemasakannya "jangan sering mengkonsumsi alkohol, nanti kamu bisa mati muda."
"Semua orang pasti akan mati, mau atau tanpa minum alkohol." jawab Vinder menarik satu kursi makan lalu mendudukinya.
"Dan untuk sekarang, ini sarapanmu." balas Lada meletakkan piring berisi nasi goreng, lengkap dengan timun, tomat dan telur.
Vinder terkekeh "oke, dengan senang hati aku akan memakannya."
Duduk berseberangan, mereka mulai menikmati makanan masing-masing.
"Kamu enggak kerja..?" tanya Vinder karena Lada masih mengenakan pakaian rumahan, sementara sekarang sudah jam tujuh pagi.
"Aku libur." jawab Lada.
"Mau jalan-jalan..? sekalian beli apa yang belum ada disini." tawar Vinder.
"Mau...!" jawab Lada tersenyum senang.
"Em, Vin...!"
Dahi Vinder mengernyit, melihat perubahan raut wajah Lada. "Mau tanya apa...?"
"Dari kemarin kamu sama aku terus, apa pacarmu tidak marah...?"
"Pacar...?" sembari mengingat sesuatu dan beberapa detik kemudian ia menjawab "dia tidak akan marah."
Lada menghela nafas lega "syukurlah kalau dia tidak marah, aku takut nanti hubungan kalian ter-----
"Habiskan sarapanmu terus siap-siap sana." potong Vinder seraya bangkit dari duduknya, membawa piring bekasnya makan kedapur dan mencucinya.
Lada mengangguk cepat "iya...!"
Jam sembilan, keduanya meninggalkan apartemen. Tujuan pertama ialah akuarium raksasa yang menyajikan pemandangan bawah laut.
Senyum bahagia selalu terbit dibibir Lada, begitu juga dengan Vinder. Banyak moment yang mereka abadikan, termasuk saat keduanya berdiri berhadapan, saling melempar senyum dengan ikan pari besar yang melintas diatas mereka.
"Kirim foto itu padaku...!" pinta Lada.
"Aku enggak punya nomormu." jawab Vinder yang direspon Lada dengan menepuk jidatnya sendiri.
"Sini handphonemu...!" pinta Lada dan Vinder pun memberikan.
Setelah menyimpan nomornya, ponsel Vinder dikembalikan "nanti kirimkan fotonya ya...?"
"Oke....!"
Setelah puas disana, mereka menuju kewahana bermain yang tak jauh dari tempat itu setelah sebelumnya makan siang diKrisan Restoran.
Walau hanya sekedar melihat-lihat saja, karena Lada takut untuk mencoba permainan disana, tapi sudah bisa membuat kedua orang itu berulang kali tertawa lepas, melihat ekspresi orang-orang yang menaiki berbagai macam wahana penguji adrenalin.
Tujuan ketiga adalah pasar kuliner yang ada dipusat kota. Dengan langkah bersemangat, Lada menghampiri setiap gerai atau gerobak makanan yang menggoda indra pengelihatannya.
"Coba yang ini..!" Lada menyodorkan makanan yang baru ia beli kemulut Vinder.
Entah sudah berapa banyak kali, Lada menyuapi pria itu dengan makanan yang ia beli. Bahkan kini kedua tangan Vinder sudah penuh dengan banyaknya kantung plastik berisi aneka jenis jajanan.
"Mau beli yang mana lagi...?" tanya Vinder.
Lada menggeleng dengan pipi mengembung karena mulutnya penuh berisi makanan, dan itu berhasil membuat Vinder terbahak. Sungguh, Lada terlihat lucu dan menggemaskan sekali.
Apalagi netra jernihnya yang terbingkai kacamata itu, benar-benar terlihat polos sekali.
Setelah puas, mereka pun berencana untuk pulang. Masih dengan saling melempar candaan juga sesekali bergantian menyuapi makanan, mereka menuju keparkiran yang lumayan jauh.
Karena saking asiknya mereka bercanda, tanpa sengaja Lada menambrak seseorang.
"Maaf, saya tidak memperhatikan jalan." ucap gadis itu sembari melihat wajah yang ditabrak.
"Tidak apa-apa, saya juga fokus dengan handphone tadi." balas sosok yang ditabrak, dan ternyata seorang pria paruhbaya.
Lada sontak melihat kearah Vinder.
Rahang kokoh pria itu nampak sudah mengeras, matanya terhunus tajam kepada pria yang Lada tabrak.
Tapi berbeda dengan pria parubaya itu, yang menatap Vinder dengan siratan yang tak terbaca.
Vinder melanjutkan langkahnya, meninggalkan Lada dan pria itu.
"Vin...!" seru Lada yang tidak direspon oleh Vinder.
"Sekali lagi saya minta maaf pak, saya permisi." ucap Lada cepat dengan sedikit membungkukkan badannya, lalu mengejar Vinder.
"Vin...!"
Tidak direspon lagi.
"Vinder....!"
Masih tidak direspon.
"Vin...!" seru Lada sembari mencekal tangan Vinder.
"APA....!" teriak Vinder sembari menghentakan tangan dengan kencang, yang mengakibatkan Lada jatuh tersungkur ketanah berlapis aspal.
Nafas Vinder memburu tak beraturan, dadanya naik turun dengan wajah yang sudah merah padam menahan segala rasa marah dan kebencian.
Vinder melihat mobilnya yang hanya berjarak tiga langkah kaki saja dan langsung dihampiri. Membuka pintu lalu menaikinya, kemudian menaruh bungkusan dibangku penumpang dengan kasar.
"Brengsek...!" umpatnya memukul setir mobil.
Mengusap wajah dengan kedua telapak tangan, sebelum akhirnya ia tersadar jika ada Lada bersamanya.
Mata Vinder beralih melihat Lada yang sedang berusaha untuk berdiri
"Lada...!" seru lemah Vinder sembari keluar dari mobil lalu menghampiri gadis itu.
Vinder memeluk Lada dengan erat "maafin aku, maaf La...!"
Isak tangis Lada terdengar, Vinder semakin mempererat pelukannya.
"Maaf.. ! Please jangan nangis. Maafin aku." ucap River dengan suara parau.
Mengurai dekapan, lalu menangkup wajah sembab Lada "maaf...!" ucapnya lagi kemudian menghapus airmata gadis ayu itu.
Lada mengangguk sebagai jawaban.
"Au,ssttt...!" desis Lada kala Vinder menyentuh lengannya.
"Ayo obati lukamu." ajak Vinder.
Mereka pun masuk kedalam mobil, dan Vinder langsung mengobati luka Lada sebari berulang kali mengucap kata maaf.
"Orang yang kamu tabrak tadi itu---
"Ayahmu kan...? aku tau."
"La....!"
"Aku membaca sebuah buku, disana ternyata ada biografi tentang ayahmu juga foto keluargamu. Hendrawan Carlos Abimana bersama nyonya Vivian Abimana dan putranya Vinder Putra Abimana. Difoto itu kamu masih kecil, lucu sekali."
"Aku benci dia La, aku sangat membencinya." ucap Vinder membereskan kotak P3K.
"Begitu kamu memeluk ayahmu, semua kebencian itu pasti akan hilang." balas Lada menatap lembut Vinder.
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆