seorang mahasiswi yang dijodohkan dengan seorang ketua BEM oleh neneknya Ketua BEM tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti masulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
undangan Resepsi
Faisal dan Jeny baru sampai ke rumah nya..
"kalian kok baru pulang?" Tanya mami.
"Iya mi, Kita tadi langsung ke butik" Jawab Faisal.
"Oh iya, tunggu sebentar ya" mami lalu bergegas ke kamar nya.
"Mami mau ngapain?" Tanya Jeny ke suaminya.
"Mas Juga gak tau, kan dari tadi juga mas bareng kamu sayang " jawab Faisal, Kemudian mami keluar dari kamar nya.
"Ini undangan nya udah jadi, tinggal kalian kasih nama buat siapa siapa nya" mami menyodorkan kepingan undangan nya.
"Banyak banget mi" ucap Faisal.
"Kan Kemarin mami diem-diem dari kalian, jadi bikinnya perkiraan mami sama besan aja, daripada kurang" mami tersenyum.
"Mami ada-ada aja, padahal kan bisa berunding Dulu ya mas sama kita " ucap Jeny sambil tersenyum.
"Hehe iya maaf, tapi gak papa lah yang penting kan sekarang undangan nya udah jadi, tinggal kalian sebar saja" ucap Mami.
"Kita bawa ke kamar ya, nanti biar aku sama Jeny yang tulis nama-namanya.
"Untuk yang temen-temen mami sama temen-temen besan udah ya, udah mami tulis namanya tinggal di bagikan" ucap mami.
"Ya ampun mami, aku jadi gak enak, malah mami yang ngurusin semua nya" ucap Jeny.
"Gak papa sayang, kalian tinggal terima beres aja, ketring dan sebagainya sudah mami siapin" ucap mami.
"Makasih banyak ya mami" ucap Jeny.
"Iya sayang sama-sama, yaudah kalian istirahat gih, apa mau makan dulu?" Tanya mami.
"Kita langsung istirahat aja deh mi" jawab Faisal. Kemudian mereka naik ke lantai atas menuju kamar nya.
"Mau mas dulu atau kamu Dulu mandi nya?" Tanya Faisal.
"Barengan aja mas" Jeny menggoda.
"Serius, ayo" Faisal menghampiri Jeny lalu merangkul pergelangan tangan nya.
"Gak mau mas, aku cuma becanda" Jeny melepaskan genggaman tangan suaminya lalu berlari ke sofa sambil tertawa.
"Dasar istri ku ini, berani-beraninya goda mas" Faisal menghampiri Jeny.
"Udah mas duluan aja" ucap Jeny.
"Iya mas duluan, beneran gak mau bareng?" Faisal tersenyum.
"Nggak mas, udah gih cepetan mandi" ucap Jeny.
Setelah selesai mandi, mereka pun istirahat, Faisal yang sudah tidur duluan di kasur, lalu Jeny pun tidur, namun dia memilih tidur di sofa.
Tengah malam Jeny terbangun..
"Kenapa aku laper lagi, tadi kan udah makan." gumam Jeny dalam hati. Lalu Jeny turun ke bawah menuju dapur. Lalu dia memasak mie instan.
"Ini perut gak bisa di tahan sih, untung ada mie" Jeny mengaduk-aduk mie nya yang baru mateng.
Di kamar Faisal menengok ke samping nya tidak ada Jeny.
"Jeny kemana, kok gak ada, ini jam berapa sih, jam satu" Faisal melirik ke jam.
"Sayang kamu dimana?" Faisal memanggil istrinya ke kamar mandi, namun dia tidak ada. Lalu Faisal turun ke bawah menuju dapur.
"Sayang, kamu lagi ngapain di dapur malam-malam?" Tanya Faisal sambil tersenyum.
"Hehe aku lapar mas, mas mau?" Jeny menawari suaminya mie nya. Lalu Faisal menghampiri istrinya.
"Mau, aaa..." Faisal membuka mulutnya kode ingin disuapi. Lalu Jeny menyuapi nya. Setelah beberapa menit mie yang mereka santap pun habis.
"kenyang juga" ucap Faisal.
"Gimana gak kenyang, pakek nasi" Jeny tertawa.
"Jangan berisik ini udah malam, nanti ganggu yang lain"
Faisal membungkam mulut Jeny dengan bibirnya.
"Mas cari kesempatan dalam kesempitan aja" Jeny melepaskan bibirnya.
"Udah ayo Kita tidur, udah malam" ajak Faisal.
"Iya mas, mas duluan aja, aku cuci mangkuknya dulu bentar" Jeny membawa mangkuk bekas makannya ke wastafel.
"Yaudah mas tungguin di sini" Faisal masih duduk di dapur.
"Udah, ayo mas kita ke kamar" ajak Jeny.
"Ayo" Faisal menggendong istrinya menuju kamar tanpa izin.
"Mas turunin aku takut jatuh" Jeny ketakutan.
"Udah tenang aja, kamu nya diem sayang, kalo gak diem nanti malah jatuh" pinta Faisal. Jeny pun akhirnya pasrah. Dan mereka pun sampai di kamar nya. Lalu Faisal menidurkan istrinya ke atas kasur dengan perlahan.
"Gak jatuh kan?" Bisik Faisal bibir nya nempel di telinga Jeny. Jeny pun kegelian.
"Geli mas" Jeny tertawa kegelian. Setelah beberapa menit mereka becanda, akhirnya mereka berdua tertidur pulas.
Pagi hari...
"Ayo sayang udah siap belum?" Panggil Faisal dari lantai bawah.
"Iya mas tutup pintu dulu" teriak Faisal.
"Undangan nya di bawa gak?" Tanya Faisal.
"Udah mas, ini" Jeny mengacungkan sebuah paperbag.
"Yaudah ayo naik" ajak Faisal. Kemudian Jeny pun naik motor.
Di kampus..
"Mas ini undangan nya mas aja yang bagiin ya, aku bawa buat di kelas aku aja" Jeny mengambil satu iket undangan nya yang udah dia siapkan untuk teman-teman nya.
"Yaudah sisanya sini nanti mas bagiin" ucap Faisal.
"Ini mas, aku langsung masuk ya" Jeny memberikan paperbag nya, Jeny pamit masuk, lalu cium tangan suami nya.
"Sila" teriak Jeny. Kebetulan Sila lagi bareng sama Linda.
"Gak usah teriak-teriak bisa gak" ucap Linda.
"Maaf, lagian gue teriaknya manggil sila, bukan lo, kenapa lo yang sewot" ucap Jeny.
"Lo teriakin Sila, memangnya gue gak denger, pengeng telinga gue tau" ucap Linda.
"Iya maaf maaf " Jeny minta maaf.
"Oke, karena berhubung gue lagi bahagia, jadi lo gue maafin" Linda tersenyum.
"Sil, kenapa dia" bisik Jeny.
"Itu, dia nanti malam katanya mau ngedate sama pacarnya" ucap Sila dengan suara keras.
"Gak usah kencang-kencang ngomongnya, nanti yang lain dengar" bisik Linda.
"Pacarnya siapa emang?" Tanya Jeny pura-pura gak tau.
"Jodi" jawab Sila kencang. Kebetulan ada Jodi baru datang berjalan menuju kelas nya.
"Iya, kenapa" Jodi tiba-tiba nyaut, lalu menghampiri mereka bertiga.
"Lo ngapain jawab nya kencang-kencang, dia jadi kesini kan" bisik Linda.
"Sorry, gue gak tau kalo ada dia lewat" ucap Sila.
"Kalian lagi ngapain di sini, tumben akur bertiga" tanya Jodi alih-alih pandangan nya ke Linda, Linda hanya tersenyum tanpa suara.
"Akur dong, sekarang kan Linda udah punya pacar, jadi gak gangguin Jeny lagi" celetuk Sila.
"Sila, lo mau gue Cemplung ini ke empang" Linda mencubit sila.
"Sorry sorry gue becanda" Sila meringis kesakitan.
"Udah sayang kasian dia" ucap Jodi sambil tertawa.
"Ciee sayang" ledek Jeny.
"Jodi macem-macem aja" gumam Linda dalam hati.
"Kan emang gue sayang" ucap Jodi tersenyum.
"Oh iya Sil, ini undangan resepsi gue" Jeny menyodorkan undangan nya ke Sila.
"Wih udah mau resepsi, kapan Jen? " Tanya Jodi.
"Besok lusa, hari minggu" jawab Jeny.
"Buat gue mana" pinta Linda.
"Punya kalian ada di mas Faisal, jangan lupa kalian harus Dateng ya" pinta Jeny.
"Pasti datang dong, ini kan hari bahagianya sahabat terbaik gue" ucap Sila.
"Kita pasti datang Jen, iya kan sayang" ucap Jodi sambil melirik ke Linda.
"I..iya" Linda masih malu-malu dipanggil sayang oleh Jodi.
"Yaudah Jeny, Sila, kita duluan ya" ucap Linda sambil menggandeng Jodi, Dia gak mau kalo harus lama-lama ngumpul di sana, karena Jodi pasti godain Linda terus.
"Yaudah, kita juga mau ke kelas" ucap Jeny.
Lalu mereka berjalan menuju kelas nya masing-masing.
Di kelas..
"Jeny, kamu Baru Dateng" tanya Andy basa-basi.
"Udah tau baru Dateng, masih tanya juga" ketus sila.
"Berisik, gue tanya ke Jeny." Ketus Andy ke Sila.
"Iya, tadi gue ngobrol dulu di depan sama Sila" ucap Jeny.
"Oh, kirain gak masuk" ucap Andy.
"Oh iya, ini undangan besok lusa gue mau ngadain resepsi pernikahan gue sama mas Faisal, Dateng ya" Jeny menyodorkan undangan nya.
Deg, jantung Andy rasanya mau copot.
"I..ya, nanti gue Dateng" wajah Andy pun menjadi murung.
"Sumpah gue nyesek banget Jen, kenapa sih lo malah nikah sama orang yang baru lo kenal, padahal gue dari dulu suka sama lo, tapi gak pernah lo balas" gumam Andy dalam hati, dia sangat kecewa sekali.