NovelToon NovelToon
Jangan Sentuh Gadisku

Jangan Sentuh Gadisku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Skyla18

Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.

Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.

Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Malam itu, Alya diungsikan ke salah satu rumah dengan tingkat keamanan tertinggi milik keluarga Hartono. Azka terus berada di sisi Alya dan menjaganya sejak dokter pribadi keluarga Hartono selesai mengecek kondisi Alya dan memberikan obat. Saat ini Alya sedang demam dan masih tertidur. Azka dengan telaten mengompres kepala Ayla dan menunggunya bangun.

"Azka," panggil Alya pelan

"kamu sudah sadar?" ucap Azka pelan lalu membantu Alya untuk duduk dikasurnya dan membantu Alya untuk minum

"Azka, siapa mereka?" tanya Alya menatap azka

namun Azka hanya diam saja dan hendak mengambil kain kompres di kepala Alya namun Alya menangkap tangannya

"Azka jawab... Kenapa mereka mengincarku? Apakah ini ada hubungannya dengan perusahaan dan keluargaku?" ucap Alya

Azka menatap Alya, di matanya ada ribuan kata yang ingin di ucapkan namun dia menahan semuanya.

"Ini belum waktunya kamu tau," ucap Azka "istirahatlah dulu," lanjutnya

Azka pun pergi meninggalkan Alya tanpa memberikan jawaban sedikitpun untuk pertanyaan Alya.

_________________

Hingga larut malam, Alya masih belum tidur. Ia duduk didekat jendela kamarnya, memandangi sosok Azka yang berdiri sendiri di bawah di tengah kegelapan. Azka tampak seperti batu yang kuat dan tidak akan pernah runtuh terkena apapun, ia juga tampak seperti pedang tajam yang jika beraksi akan melindungi siapapun yang ia inginkan. Tapi di balik semua itu, Alya tau Azka pasti pernah kelelahan atau takut, namun ia tidak pernah memberitahukannya ke siapapun.

Sedangkan di lantai bawah, Azka terus berjaga. Sesekali ia melirik ke atas, ke arah jendela kamar Alya. Ia bisa melihat Alya yang juga sedang memperhatikannya disana.

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin ia katakan pada Alya, tentang ancaman dari Regan, tentang keadaan perusahaan, dan juga tentang rasa yang semakin besar walaupun sudah ia pendam lagi dan lagi.

"Kamu bukan milikku" batin Azka sambil menatap Alya dari jauh "Tugasku hanya menjagamu, bukan mencintaimu"

___________________________

Keesokannya, gerimis menghiasi pagi itu. Suasana yang tampak damai dengan aroma tanah basah dan embun yang turun dari pepohonan sekitar. Tapi kedamaian itu tidak terasa bagi Alya, terlihat lingkaran hitam di bawah matanya. Ia tidak bisa tidur tadi malam dan kini ia duduk menghadap ke arah taman belakang. Sarapan pagi yang sudah di siapkan koki tidak di sentuhnya sama sekali, namun ia sibuk dengan berkas-berkas lama warisan ayahnya yang diam-diam ia minta dari kantor pusat.

"Kenapa laporan keuangan tahun 2011 ini disegel? bahkan oleh tim internal hukum?" ucap Alya

Ia membuka satu map tebal yang sudah lapuk. didalamnya terdapat laporan ekspansi pertambangan di Kalimantan, kontrak rahasia, dan yang paling mengejutkannya adalah tanda tangan ayahnya di sebuah dokumen yang mencantumkan nama sebuah perusahaan cangkang milik Regan. Setau Alya perusahan cangkang adalah perusahaan yang hanya diatas kertas, tidak memiliki karyawan, tidak memiliki kantor, dan perusahaan ini biasa disalah gunakan untuk menghindari pajak besar dan mencuci uang.

"Untuk apa perusahaan cangkang milik Regan ini?" ucap Alya bingung

Kebingungan Alya terhenti saat langkah kaki terdengar mendekat. Alya buru-buru menyembunyikan semua berkas itu ke bawah bantal sofa. Kemudian Azka pun masuk dan membawa teh hangat.

"Kamu belum sarapan, Alya?" tanya Azka saat melihat sarapan Alya masih utuh di meja.

"Belum, aku tidak selera makan. Terima kasih untuk tehnya" ucap Alya lalu mengambil teh yang dibawakan Azka

Azka pun berdiri di hadapannya tanpa banyak bicara. Alya tau Azka pasti menyadari kegelisahan yang ia miliki namun Azka tetap menjaga jarak.

"Alya," panggil Azka dengan suara yang terdengar berat.

Alya tidak menjawab namun ia menatap ke arah Azka saat Azka memanggil namanya

"Aku akan pergi siang ini. Menyusup ke salah satu lokasi distribusi Regan. Aku curiga bahwa itu adalah markas operasional mereka didalam kota.

Alya membeku mendengar nama Regan disebut oleh Azka.

"Sendirian?" tanya Alya kemudian

"Ya, semakin sedikit yang tau masalah ini maka semakin aman kamu di sini" ucap Azka

"Bagaimana kalau kamu tidak kembali?" ucap Alya

"Aku akan selalu kembali," ucap Azka menatap Alya

Alya pun menunduk, ia tidak sanggup bertatapan dengan Azka. Rasanya ia ingin berteriak dan mengatakan

 'Jangan pergi sendiri. Jangan mati sendiri. Aku belum siap untuk kehilanganmu dan bahkan aku tidak akan pernah siap.'

Namun ia memendam semua kata-kata itu dalam hatinya sama seperti ia memendam perasaannya selama ini.

_______________________

Sore itu, Azka menyamar sebagai kurir barang dan menyusup ke gudang yang mencurigakan di kawasan industri. Kamera di tubuhnya aktif, mengirim siaran langsung yang juga terekam ke markas kecil yang ia siapkan bersama salah satu orang kepercayaannya. Gio, rekan lamanya di tempat pelatihan dulu.

"Azka, kamu cuma punya waktu 10 menit sebelum mereka melakukan pengecekan gudang," ucap Gio yang memantau dari markas melalui earphone.

"Salinan database keamanan berhasil ku akses tadi malam. Aku cuma butuh masuk dan melihat siapa pemegang kendali sebenarnya," balas Azka pelan

Gudang itu sangat besar dan terlihat seperti tempat penyimpanan barang, tetapi didalamnya ternyata ada beberapa unit komputer, jalur komunikasi , dan server khusus. Azka pun mengendap-endap untuk pergi ke ruangan kontrol.

Sesampai di ruangan itu ia melihat monitor yang menampilkan alur pengiriman dana, pencucian uang, dan yang paling membuatnya terkejut adalah transaksi besar dari rekening perusahaan Hartono ke rekening perusahaan cangkang milik Ragen. Dan yang menyetujui transaksi utu adalah dewan komisaris perusahaan Hartono yaitu Yudi Hartono, Paman Alya.

Azka pun menghentikan keterkejutannya dan segera menyalin semua data itu ke dalam flashdisk khusus yang telah ia siapkan. Setelah selesai, ia segera beranjak keluar dari ruang itu.

"Berhenti di sana" ucap Seseorang sebelum Azka berhasil keluar dari ruangan itu

Suara berat menggema dari balik lorong, lampu otomatis menyala dan seorang pria berkemeja formal muncul dari lorong itu. Sebuah pistol terlihat di tangan pria itu. Dan pria itu adalah Yudi Hartono

"Azka,, rupanya kamu belum mati dan bahkan berani datang kesini?" ucap Paman Alya dengan dingin menatap Azka

"Ternyata kamu benar-benar bagian dari mereka," ucap Azka menatap Paman Alya

"Kamu pikir dunia ini hitam putih? Ayah Alya yang bermain dengan api dan aku hanya menlanjutkannya," ucap Paman Alya sambil tersenyum miring

"Dengan menjual keponakanmu sendiri? Aku rasa Ayah Alya tidak akan menyukai idemu itu. Kamu memiliki motif lain dibalik semua ini bukan?" ucap Azka mendekat dan menatap Paman Alya dengan tajam

"Dia terlalu bersih untuk dunia ini. Kamu juga tau itu. Dia bukan pebisnis, dia gadis yang penuh mimpi. Kalau perusahaan ini mau bertahan maka harus dengan cara yang kotor, gadis seperti Alya tidak akan bertahan lama di dunia yang kotor ini. Cepat atau lambat, ia akan lenyap, " ucap Paman Alya lalu mengarahkan pistolnya ke arah Azka

"Kalau begitu kamu tau bahwa aku tidak bisa membiarkanmu terus hidup. Tugasku adalah melindunginya," ucap Azka lalu mengambil senjatanya juga

Paman Alya menembakkan peluru itu secara brutal tapi untung saja Azka berhasil menghindar semua dengan cepat dan satu tembakan hanya menggores lengannya saja. ia pun membalas menembak ke arah tangan Paman Alya sehingga pistol di tangan Paman Alya terlepas dan pria itu jatuh terduduk sambil menahan sakit dan darah di tangannya.

"aku tidak akan membunuhmu, itu akhir yang terlalu mudah untukmu. Aku akan memaksamu untuk bicara dan semua yang kamu tau akan ku seret ke permukaan," ucap Azka lalu menembak kaki Paman Alya

Bersambung

1
Murasaki Kuhouin
Wow, bagus banget thor! Dalem banget rasanya.
Skyla: Terima kasih kak. Kalau ada kritikan dan saran, silahkan sampaikan ya kak🥰 selamat membaca
total 1 replies
Aimé Lihuen Moreno
Ga sabar buat kelanjutannya!
Skyla: siap kk. ditunggu aja kak.🥰 Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!