NovelToon NovelToon
Bayangan Sang Kembar

Bayangan Sang Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Zee dan Zia adalah saudara kembar tak identik yang bersekolah di tempat berbeda. Zia, sang adik, bersekolah di asrama milik keluarganya, namun identitasnya sebagai pemilik asrama dirahasiakan. Sementara Zee, si kakak, bersekolah di sekolah internasional yang juga dikelola keluarganya.
Suatu hari, Zee menerima kabar bahwa Zia meninggal dunia setelah jatuh dari rooftop. Kabar itu menghancurkan dunianya. Namun, kematian Zia menyimpan misteri yang perlahan terungkap...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Zia, Bindar dan Sebuah Kunci

Zee menatap binder berwarna pink itu dengan intens. Ia memejamkan mata sejenak sebelum menoleh pada Raden.

"Apa gue boleh pinjam novel ini? Siapa tahu gue dapat inspirasi," ucapnya datar.

Raden menggeleng pelan. "Gak bisa, Zee. Itu milik Zia. Kita di sini gak punya hak buat ambil atau bawa karya anggota ekskul lain, apalagi yang udah mereka simpan. Kalau lo mau baca atau cari inspirasi dari binder Zia, lo bisa lihat pas hari ekskul aja."

Zee menghela napas berat. Andai bisa membawa binder itu pulang... mungkin ada petunjuk penting di dalamnya.

"Lo kenal Zia?" tanya Raden tiba-tiba.

Zee menahan napas sejenak, berusaha tetap tenang, lalu menggeleng. "Gak. Gue cuma suka aja sama bindernya," jawabnya santai. Ia meletakkan binder itu kembali ke tempat semula, lalu berjalan menjauh, pura-pura tak tertarik.

Zee berusaha terlihat santai sambil menatap beberapa karya yang terpajang. "Nama Zia... Itu yang lo pernah sebut, ya?"

"Iya," jawab Raden singkat, sambil tersenyum samar.

"Kalian pacaran?" tanya Zee tenang, sengaja menjaga nada bicaranya tetap biasa saja.

Raden tak langsung menjawab. Senyum di bibirnya malah melebar, tapi tak ada kata yang keluar. "Yuk, kita duduk," ujarnya, mengalihkan pembicaraan. Zee mendengus dalam hati, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.

Mereka duduk bersebelahan di salah satu bangku. Masing-masing memegang kertas dan pena.

Dari tiga pilihan yang tersedia, Zee memutuskan menulis novel-bukan kerena minat, tapi agar terlihat mengikuti aturan, dan Raden pun mulai menjelaskan dasar-dasar penulisan novel. Namun pikiran Zee tidak sepenuhnya mendengar—ia hanya memikirkan satu hal: binder itu. Perlahan, sebuah rencana nyata mulai terbentuk di kepalanya.

Kring...

Suara bel berbunyi, menandakan ekskul telah usai.

"Gue duluan," ucap Zee datar. Ia langsung berdiri, meraih tas dan kertasnya, lalu melangkah keluar tanpa menunggu tanggapan dari Raden.

"Zee!" panggil Susi, tepat ketika Zee hampir melewati ambang pintu.

Zee menghentikan langkahnya. Ia menoleh perlahan, dengan wajah datar seperti biasa, memberi isyarat agar Susi langsung bicara.

"Gimana? Raden ngajarin lo dengan baik?" tanya Susi ramah.

Zee hanya mengangguk. Ia terlalu malas untuk basa-basi. Tapi matanya sempat menangkap kunci yang menjuntai di jari Susi—kunci ruang ekskul. Dan saat itu juga, sebuah ide liar melintas di kepalanya.

"Syukurlah kalau lo suka. Semoga betah sama kita, ya," kata Susi dengan senyum hangat.

"Ada lagi?" tanya Zee singkat, satu alisnya terangkat.

Susi menggeleng. "Gak ada. Lo boleh balik."

Tanpa menjawab, Zee berbalik dan berjalan keluar. Tapi kali ini, bibirnya melengkung membentuk senyum miring—senyum yang menyimpan rencana.

"Berasa kayak lagi ngobrol sama orang dari Antartika," celetuk Susi, menggeleng sambil menatap punggung Zee yang menjauh.

"Dia memang gitu," sahut Raden tiba-tiba, kini berdiri di samping Susi. "Dingin… tapi gak sama hatinya."

"Aduh!" seru Raden pelan, meringis.

Susi mencubit lengannya gemas. "Lo ya, kebiasaan banget! Suka banget bikin orang kaget!"

Raden cuma nyengir lebar.

••••

Setibanya di kamar, Zee langsung mengunci pintu dan melempar tas ke atas ranjang. Ia duduk di kursi belajar, mengambil buku catatan dari dalam laci, lalu menulis cepat hal-hal yang masih terngiang di kepalanya.

Wajahnya serius, penuh perhitungan. Tangannya bergerak cepat di atas kertas, mencatat semua informasi penting yang ia temukan hari ini.

Setelah selesai, Zee menatap tulisannya lama, lalu menyandarkan tubuh ke sandaran kursi.

“Gue harus lihat isi binder itu… dengan cara apa pun,” gumamnya pelan.

Kemudian, matanya menyipit. Sebuah kesimpulan mulai terbentuk di benaknya.

“Cewek itu dalangnya... Gue gak akan berhenti sampai nemuin siapa dia sebenarnya."

1
Febychan
herann cerita sebagus ini malah ga rame tpii gpp thorr tetap semangat yo
Nona Jmn: Bantu Remein Ya kak😭🙏🤭✨️
total 1 replies
Akbar Aulia
Luar biasa
ᬊAnAnime-?
menarik
Nana Colen
crazy up donnnng 😍😍😍😍
Nona Jmn: Tunggu lulus kontrak agar Up banyak" hehehe🤭
total 1 replies
Nana Colen
luar biasa
Nana Colen
up yang banyak dong thooooor😍😍😍😍
Nona Jmn: Nanti lulus kontrak ya kak😄🤲
total 1 replies
tia
akhirnya teka teki terjawab,,ada kemungkinan viona pembunuh ny ,,,,
Nona Jmn: Hmm iya nggak sih?
total 1 replies
tia
cerita ny masih penuh misteri,,, semangat thor
Nona Jmn: Tapi Novel aku belum lulus kontrak kak😭😭Doakan ya, agar cepat lulus dan aku bisa update banyak😭🙌
total 1 replies
tia
kunci ny ad disahabat zia ,,apakah viola???
Nona Jmn: Tetap pantau kak ya🤭
Nona Jmn: Tetap pantau kak ya🤭
total 2 replies
tia
lanjut thor,, semangat berkarya
Nona Jmn: Siap kakak🤭🤍
total 1 replies
tia
lanjut thor cerita bagus
Nona Jmn: Sabar ya kak🤭✨️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!