NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:32.4k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Berikan Kesempatan

“Jadi kamu beneran ninggalin Cassie di tangan Bram, Jess?” suara Gunawan menggelegar begitu Jessie membuka pintu rumah mereka di Jakarta. Wajah pria paruh baya itu memerah, matanya tajam menusuk.

Jessie yang masih menyeret koper kecilnya ke dalam, menahan napas sejenak. Ia mengira kepulangannya akan membuat suasana sedikit lebih tenang. Ternyata tidak.

Kedatangannya untuk mengurus beberapa masalah perusahaan membuatnya bergegas ke Jakarta. Bukan tanpa alasan Jesssie menitipkan Cassie bersama Bram. Perempuan itu tahu dengan jelas sang adik ipar tidak ingin bercerai dari Cassie.

Jessie ingin melihat sejauh mana hubungan keduanya berkembang. Hingga, dia memutuskan untuk memberikan kesempatan pada Bram. Hal itu dia mulai dari pergi ke Jakarta dan membiarkan keduanya bersama.

“Aku udah jelasin lewat telepon, Pa,” ucap Jessie, berusaha sabar. “Aku harus balik ke sini, perusahaan butuh aku. Dan… ada hal lain juga.”

“Hal lain?” Gunawan menyipit. “Kamu kira itu alasan yang cukup untuk ninggalin adikmu sama laki-laki yang dulu nyakitin dia?”

Jessie meletakkan kopernya di dekat tangga, menoleh, menatap ayahnya dengan mata letih. Dia pun awalnya sangat membenci Bram. Akan tetapi, dipisahkan seperti apa pun tidak akan berguna bila Cassie masih mencintai Bram.

“Aku tahu Papa nggak percaya sama Bram. Aku juga masih banyak ragu. Tapi aku lihat cara dia deketin Cassie sekarang beda. Dia nggak buru-buru. Nggak maksa. Justru, dia kayak orang yang terus nyalahin diri sendiri," tukas Cassie.

“Dan kamu kasihan, begitu?” Gunawan melipat tangan di dada. “Jess, kita nggak bisa taruhan pakai kondisi Cassie. Sekarang dia masih belum inget banyak hal. Masih rentan.”

Clarissa muncul dari arah dapur, membawa segelas air untuk Jessie. Wanita paruh baya itu menggeleng melihat kedua orang yang disayanginya berdebat tentang Cassie.

“Udah, kalian dua jangan debat terus. Capek, kan, Jess? Baru sampai udah diserbu pertanyaan.”

Jessie menerima gelas itu, tersenyum tipis. “Thanks, Ma.”

Gunawan masih berdiri di tempat, tak puas. “Apa kamu pikir Cassie nggak bilang apa-apa karena dia nyaman sama Bram? Atau karena dia belum tahu semua yang pernah Bram lakuin?”

Jessie menatap ayahnya. “Itu sebabnya aku suruh Bram jujur. Aku bilang langsung ke dia. Kalau memang mau balik ke Cassie, dia harus cerita semuanya. Apa pun yang dulu pernah terjadi. Jujur dari awal.”

Gunawan tampak kaget. “Dan dia setuju?”

“Dia nggak punya pilihan,” gumam Jessie, menyandarkan diri ke sofa. “Cassie bukan wanita polos. Sekarang emang dia kehilangan sebagian ingatannya, tapi cepat atau lambat dia pasti bisa nilai sendiri.”

Clarissa duduk di sebelah Gunawan, mencoba menenangkan suaminya. “Lagipula, kita nggak bisa kontrol hidup Cassie selamanya, Mas. Cassie udah dewasa. Cassie juga akan kembali mandiri."

Gunawan menarik napas berat, lalu duduk. Tapi wajahnya tetap tegang. Cukup sekali, dia membiarkan putrinya jatuh pada orang yang salah. Haruskah dia menerima begitu saja kehadiran Bram?

“Dan… soal kamu,” ucap Clarissa, melirik Jessie yang tampak menghindari pandangan ibunya. “Kamu pulang mendadak. Papa dan Mama bisa baca situasi. Ada masalah sama..."

“Jangan dibahas sekarang, Ma,” potong Jessie cepat. “Nanti aja. Kepulanganku kali ini murni untuk perusahaan."

Clarissa tak memaksa, hanya mengangguk pelan.

Gunawan masih menatap Jessie, kali ini dengan nada lebih tenang. “Kamu yakin Bram nggak akan nyakitin dia lagi?”

Jessie menunduk sejenak, sebelum berkata, “Aku nggak yakin. Tapi kalau dia tetap disingkirkan terus, dia nggak pernah punya kesempatan buat nebus semua yang udah dia perbuat. Pria itu harus bertanggung jawab pada Cassie, Pa."

Clarissa mengangguk setuju. “Dan kalau Cassie akhirnya memilih sendiri untuk ninggalin dia lagi, itu keputusan Cassie. Bukan karena kita larang.”

Gunawan menghela napas panjang. “Kalau ada apa-apa, aku yang pertama turun tangan. Atau mungkin dia harus kita pisahkan untuk melihat keyakinan Bram."

Jessie mendengarkan ucapan Gunawan dengan perasaan was-was. Papanya tampak memiliki sebuah ide untuk memisahkan Cassie dan Bram. Sebenarnya, kepulangannya tidak begitu diperlukan karena Gunawan bisa mengatasi permasalahan Perusahaan mereka dengan tangannya sendiri.

"Semua terserah, Papa. Tapi, kuharap jangan membuat Cassie kembali terluka," gumam Jessie.

Meski masih ada bayang-bayang luka yang belum selesai, dia tahu satu hal mungkin Bram bukan pria sempurna, tapi setidaknya kali ini, dia berusaha. Kalau pun Bram memang harus menghadapi sang ayah. Dia harus berusaha untuk mendapatkan kembali kepercayaan Gunawan.

Dan Jessie sendiri juga masih belajar menerima banyak hal dalam hidup yang tak sesuai harapan. Hubungannya sendiri pun sedang di ujung tanduk. Tapi kali ini, fokusnya hanya satu: memastikan adiknya baik-baik saja. Dengan siapa pun Cassie memilih untuk berjalan nanti, itu harus atas keinginannya sendiri… bukan karena dikendalikan trauma atau rasa takut masa lalu.

"Besok, Papa akan mengunjungi Cassie," gumam Gunawan.

***

Bersambung...

Terima kasih telah membaca...

1
Upi Raswan
rania itu seperti ibunya,wanita ambisius yg ingin hidup bergelimang harta,soal cinta belakangan,yg penting hidup enak., di dunia nyata sepertinya juga ada..
vj'z tri
woahhhhh Raina benar benar cucok jadi penguntit bram 🤣🤣🤣🤣
mama
km kelamaan bram cari buktiny, keburu cassie muak sama km dan berpaling sama reyhan...itu bikin raina kegirangan buat nuntut km trs,
Chusnul Zazah
Haadeeh aneh banget kenapa keluarga Gunawan TDK menyuruh orang untuk menjaga Cassie dikantor sampai Raina bisa masuk menemui Cassie dan terjadi huru hara ulah manusia ular yg toxcid??
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Neni marheningsih
lanjut...biar Bram tersiksa dulu Thor jangan sampai Cassie luluh
Chusnul Zazah
Gimana Bram beratkan buah dari sikap arogansi & kebodohanmu yg gak punya hati pada isteri yg telah kau sia2kan?
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
septiana
siap kak semoga sukses selalu 🥰
Upi Raswan
darimu
Ais
mampus emang bego bin gob…k bram ini dr awal terperdaya sm tingkah manis si raina tp apa jdnya malah bram dijadikan pion untuk merebut kembali smua kekuasaan yg hampir wira dapatkan dr ayah bram tanpa bram berusaha cr tau knp ayah raina diturunkan jabatannya dr perusahaan ayah bram
vj'z tri
yah kan kebuka semua .... sepertinya saingan bertambah Bram 🫣🫣🫣🫣
Neni marheningsih
jangan jadi laki bodoh Bram....cari bukti kalau kamu ga pernah tidur SM Rania..katanya orang kaya ko bego..cari tuh hotel yg pernah buat nginep kamu waktu dinas luar...jangan jadi laki bego n tolol 😬
azalea_lea
reyhan baik gak lou baik ama reyhan aza bisa???

🙏👍❤🌹🤭
mama
tmbh mbulet kyk uler keket,bram ny juga bodoh plin plan pula. klu km gk tegas kyk gini trs buyar sudah rmh tangga km bram
Noveni Lawasti Munte
hadeuhhhh pisah ja udah cape deh....menepi dlu saling introspeksi diri kalau memang jodoh pasti ada jalannya untuk bersatu
Neni marheningsih
katanya horang kaya harusnya pakai detektif buat nyelidiki Rania benar hamil dan kalau hamil apa benar SM Bram jangan jadi orang bodoh...di ancam mau di viralkan kenapa takut..horang kaya kan selalu bertindak dengan uang..koneksi banyak kenapa jadi bodoh😬
Myra Myra
jgn BG kesempatan dkt Bram biar dia jadi pandai cikt
Ais
ya dr awal salah bram sdh php sm raina yg jelas”mmg menginginkan kedudukan dan kehormatan dlm keluarga bram dgn berkating seperti wanita lemah lembut baik dan layak dicintai pdhl kenyataannya raina adalah ular kecil yg mmg sengaja disiapkan sm ibunya yg ular piton buat menggigit salah satu putra mahkota keluarga adrian
azalea_lea
nyesek bgt lou jadi cassie udahlah cari yg lain aza...
😭🙏🌹❤👍
Neni marheningsih
mau nanti itu anaknya Bram kek bukan ke....haruse cassie ingat kalimat yg menyakitkan yaitu minta Cassie mati..dr awal bahagia ngapain kasih kesempatan kedua...jangan jadi bodoh hanya karena cinta...mending Cassie pergi jauh dr kehidupan Bram...urus aja perceraian nya dulu mau nanti kembali SM Bram yg penting sembuhkan luka hatimu dulu cassie.kalau tuhan mentakdirkan maka banyak jalan untuk menyatukan cinta kalian
gaby: Jangan balikan lah. Mau itu anaknya bram atau bukan, intinya bram dah pernah nidurin ibunya tuh anak
total 1 replies
Dwi ratna
dah lah pisah aja, jdi jdulnya ganti aj bukan kesempatan kedua tapi istri yg tak dianggap ✌️✌️✌️✌️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!