NovelToon NovelToon
Menikah Kontrak

Menikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

bagaimana jika seorang CEO menikah kontrak dengan agen pembunuh bayaran

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Budi dan Rahayu

Seorang wanita cantik berhijab keluar dari ruang operasi.

“Bagaimana, Dok, kondisi Bapak saya?” tanya Amira.

“Kondisi Bapak Anda sudah mulai stabil. Beliau harus berhenti merokok dan jangan terlalu kelelahan,” jawab Dokter Alesia dengan tenang.

“Terima kasih, Dok,” ucap Amira penuh syukur.

“Alhamdulillah, akhirnya Bapak bisa selamat, Bu,” kata seorang perawat.

“Alhamdulillah, Nak,” jawab Amira lega.

Namun, matanya sempat menatap lekat wajah sang dokter.

“Tapi, kenapa Bu Dokter itu mirip denganku, ya, Bu?” tanyanya pada Rahayu.

Deg! Jantung Rahayu terasa seperti copot. Ia panik. Jangan-jangan… Amira mulai mencurigai sesuatu? Rahayu khawatir jika rahasia yang telah ia simpan selama puluhan tahun terbongkar.

Amira bukan anak kandungnya. Ia adalah bayi yang dulu ditemukan di tong sampah, dan sejak saat itu, Rahayu serta suaminya, Budi, tak pernah mencari tahu asal usul Amira.

“Banyak orang mirip di dunia ini, Nak,” jawab Rahayu akhirnya, berusaha menutupi kegugupannya.

Namun dalam hati, ia mengakui—Dokter Alesia memang sangat mirip dengan Amira. Wajah, bentuk mata, bahkan cara bicaranya. Jangan-jangan mereka memang memiliki hubungan darah. Pikiran itu membuat dada Rahayu sesak.

“Mira, kalau kamu sudah menikah, bagaimana dengan Dani yang katanya akan melamar?” tanya Rahayu, mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Mas Dani, ya? Aku masih setia menunggunya. Aku akan jelaskan ke dia kalau aku terpaksa menikah kontrak demi Bapak.”

“Kalau Dani tidak setuju bagaimana?”

“Dia harus setuju, Bu. Aku kan tidak selingkuh.”

“Menurut Ibu, dia tidak serius sama kamu.”

“Mas Dani sedang mengumpulkan uang untuk melamar aku, Bu.”

“Memangnya kamu minta pernikahan mewah? Ibu heran, kenapa dia seperti tidak peduli sama Bapak kamu. Dia hanya peduli sama kamu saja.”

“Dia peduli, kok. Cuma mungkin belum bisa menunjukkannya.”

“Oh, ya sudah. Kamu pulang dulu sana. Nanti suamimu atau mertua kamu mencarimu.”

...

Amira melangkah keluar dari rumah sakit dengan langkah gontai. Udara sore menyapa wajahnya, namun hatinya tetap terasa berat.

“Sialan… gua nggak ngojek dua hari. Kalau begini terus, bisa anyep nih rejeki,” gumamnya sambil mengenakan helm dan men-starter motornya.

Dalam perjalanan pulang ke rumah kontrakan Andika, matanya menangkap pemandangan yang membuat langkahnya terhenti. Di balik kaca sebuah kafe, tampak sosok yang sangat dikenalnya.

“Bang Dani?” gumamnya pelan.

Di dalam kafe itu, Dani tampak duduk berdempetan dengan seorang perempuan cantik. Mereka tampak mesra—saling menyuapi makanan, tertawa bersama. Sesuatu yang bahkan tak pernah Amira rasakan meski sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Dani.

“Brengsek… rupanya begitu wajah aslinya,” desis Amira.

Ia menepikan motor, melepas helm, lalu masuk ke dalam kafe dengan jaket ojol lusuh yang masih menempel di tubuhnya.

“Kami belum dapat pesanan, Mbak,” kata kasir.

Amira tak menggubris. Langkahnya mantap menuju meja Dani.

“Jelaskan, Bang. Maksudnya apa ini?”

Dani tersentak. “Aku bisa jelaskan, Mira…” katanya gugup.

Perempuan di samping Dani langsung memeluk lengan Dani. “Siapa ini, Bang? Abang pesenin aku ojol, aku nggak mau! Aku mau dianterin sama mobil Abang yang baru,” rengeknya manja.

Amira menahan emosi. “Bagus ya. Dari kemarin aku minjam uang, nggak dikasih. Ternyata kamu beli mobil, Mas.”

Perempuan itu berdiri, menatap sinis. “Dasar jalang. Siapa kamu? Mas Dani itu pacarku, dan kami akan menikah!”

“Menikah? Balikin dulu uang yang kamu pinjam dari aku, Mas, baru nikah!”

Si perempuan terkejut. “Mas, kamu minjam uang sama dia?”

“Bohong! Mana mungkin tukang ojek punya uang!” sahut Dani.

Amira tersenyum tipis. “Bukti transfer ada semua di aku.”

Tanpa aba-aba, air dingin menyiram wajah Amira.

Biurrr!

“Plak!” Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.

“Plak!” Tamparan kedua menghantam.

“Aku anak Pak Herman, ketua preman di sini! Akan kuhajar kamu!” teriak perempuan itu.

“Plak!” Kali ini, tamparan balasan dari Amira.

Perempuan itu terjatuh, menghantam sudut meja. Pipinya berdarah, giginya tampak copot satu.

“Mira, kamu masih saja kasar!” bentak Dani.

“Plak!” Amira memukulnya tepat di wajah.

Dani terhuyung, bibirnya robek, darah mengucur dari sudut mulutnya.

“Dasar lu anak lonte!” teriak Dani dengan suara lantang.

Wajah Amira memerah, matanya membelalak. Nafasnya memburu. Tangan kirinya mengepal, gemetar menahan emosi.

“Anjing…” desisnya.

Tanpa pikir panjang, Amira maju mendekati Dani.

Bugh! Bugh! Bugh!

Pukulan demi pukulan mendarat di wajah dan tubuh Dani. Lelaki itu terhuyung, tak sempat membela diri.

Tak ada satu pun manusia di dunia ini yang berhak menghina ibunya. Tidak Dani. Tidak siapa pun.

“Dor!”

Suara tembakan terdengar memecah suasana.

Amira langsung menoleh. Dua polisi berseragam mendekat dengan pistol terangkat.

“Ah, polisi... mampuslah gue,” gumamnya.

Dani tergeletak tak berdaya. Tak jelas apakah dia hanya pingsan atau mengalami gegar otak.

“Berhenti! Ikut kami ke kantor polisi!”

“Pak, saya mohon... Saya cuma membela diri. Dia yang duluan menghina dan melecehkan saya!” ucap Amira panik.

“Benar atau salah, kita buktikan di kantor.”

“Pak, jangan tangkap saya. Saya cuma tukang ojek…”

“Saudari terbukti menganiaya seseorang. Anda tetap harus ikut.”

“Kalau begitu, motor saya gimana, Pak? Saya naik motor sendiri aja ke kantor, ya?”

Polisi menghela napas panjang. “Baru kali ini penjahat nawar sendiri.”

Amira terisak. “Itu satu-satunya harta saya, Pak. Kalau saya nggak ngojek, orang tua saya makan apa…”

Polisi saling pandang, lalu mengangguk. “Ya sudah, motor kamu bawa sendiri. Tapi tetap dikawal.”

“Deal, Pak! Tapi nanti tolong sekalian steamin motor saya, ya…”

Polisi hanya geleng-geleng kepala. “Gila. Penjahat paling banyak maunya yang pernah saya temui.”

Angin malam menusuk kulit saat Amira dibonceng oleh polisi bermotor. Tangannya diborgol ke belakang, wajahnya datar, tak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

Apakah dia tak bisa kabur?

Lucu. Amira pernah lolos dari kepungan tentara elit dengan helikopter mengejar di atas kepala. Polisi biasa macam ini? Terlalu mudah.

Tapi jika dia kabur, statusnya berubah. Dia akan jadi buronan. Nama aslinya akan muncul di sistem. Saat itu terjadi, musuh-musuhnya pasti langsung bergerak. Mereka akan tahu Amira masih hidup. Mereka akan memburunya. Orang tuanya? Akan jadi sasaran empuk.

Tidak. Sekarang belum saatnya.

Dia harus bermain pintar.

Satu-satunya yang bisa menyelamatkannya hanya satu orang: andika. Suami kontraknya. Ironis, bukan?

Setelah sampai di kantor polisi, Amira diproses dengan cepat. Ia duduk selama enam jam dalam ruang pengap, menjawab pertanyaan, tanda tangan di banyak berkas.

CCTV memperlihatkan Amira memukuli Dani dengan brutal. Tapi saat Dani dan Desi lebih dulu memukul Amira? Gambar itu "hilang".

Amira menyeringai kecil. “Herman,” gumamnya pelan.

Pria itu punya akses ke segala sesuatu di tingkat kecamatan, termasuk CCTV di sekitaran wilayahnya.

Polisi menyimpulkan: Amira jadi tersangka penganiayaan.

“Kami akan menahan Anda sementara hingga ada kepastian dari jaksa,” kata petugas.

Amira mendongak. Senyumnya miring. “Silakan saja. Tapi saya sarankan, kalian hubungi suami saya. andika Pratama.”

Petugas mendelik. “andika... Pratama?”

“Ya,” jawab Amira tenang. “Coba kalian googling dulu. Baru ngomong macam-macam sama saya.”

Di balik senyum itu, Amira sudah mulai menyusun rencana berikutnya.

mata polisi terbelalak saat mengetahui siapa Andika Pratama

"Anda siapanya Tuan Andika Pratama?" tanya seorang polisi dengan tatapan curiga.

"Saya istrinya," jawab Amira tenang.

Polisi itu terkejut. "Maafkan saya, Nyonya."

"Tunggu dulu," sela rekan di sebelahnya. "Kita buktikan dulu kalau dia benar istrinya Tuan Andika. Masa iya, istri orang penting kerja jadi ojol?"

"Ya, telepon saja Pak. Biar cepat selesai," ucap Amira santai, meski dalam hati mendidih.

1
kalea rizuky
mksdnya gmna
kalea rizuky
tes DNA ma bapak lo lah
ChikoRamadani
wah tidak ada kecocokan, hilang sudah nyawa mereka berduaa....
ChikoRamadani
sepertinya cocok, tapi setelah itu bakalan terungkap dari awal sampai akhir tentang asal-usul amira....



tapi kenapa yah oma viona selalu menuduh allesandro setiap ada masalah perusahaan? dan bagaimana nasib andika selanjutnya
ReGaya Craft
hamdew amiraaa... ibu nomor sekian yg penting atm berjalan/Facepalm//Facepalm/
SOPYAN KAMALGrab
aku belum update bab ka
Ninik
kayaknya ini kemaren dah aku baca y bab ini kok muncul lagi
ChikoRamadani
semoga versi terbaru lebih seru lagi untuk semua pemeran termasuk amira si gadis aneh ....
Suci Ramazani
tolong lanjut
Jar Waty
lanjut thor
kalea rizuky
lanjut bikin cerai biar Andika nikah ma sundel dan amira moga dapet laki yg pinter g bloon
kalea rizuky
bkin cerai donk Thor peran utama tolol gini
kalea rizuky
ngakak/Bye-Bye//Curse//Curse//Curse//Curse/
kalea rizuky
novel bagus gini moga dpet like banyak/Curse//Curse//Curse/
kalea rizuky
mau nantang amira
kalea rizuky
suka ne cwek bar bar g mudah di tindas
Ninik
aduh Thor bacanya sampai ikut tegang deg deg kan bgt tau lanjut Thor crazy up tiap hari boleh bgt
Ninik
semua berkat Amira mgkin nanti yg bakal menyelamatkan semua hata viona justru Amira juga termasuk nanti yg justru menyelamatkan Andika juga Amira
Ninik
Andika go***k masa LBH membela perempuan mata duitan tar kalau Andika dah g ada duit paling jg ditendang kaya sifery
ChikoRamadani
bisa bisanya dia ikat kata chut pat kat hahahhaga siluman babi.....

seru nih amira hajar terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!