Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31: For Humanity
Kesimpulannya, suara ledakan menggelegar yang terdenger oleh Reina dan kawan-kawan sebelumnya berasal dari ledakan di tambang Black Magnesia. Hal itu juga lah yang menyebabkan kenapa setelah ledakan bom yang diletakkan tim Reina, seluruh lereng bisa hancur tak bersisa.
Kembali ke keadaan Jules dan Satoshi, keduanya berhasil selamat dari ledakan tersebut berkat helai benang andalan Satoshi yang membungkus tubuh keduanya. Sayang mereka terus terperosok ke bawah hingga ke sebuah dasar paling dalam.
“Ugh… kau tidak apa-apa tuan Satoshi?” Tanya Jules yang mencoba bangkit. Sesaat dia tidak melihat keberadaan Satoshi. Ia pun melirik ke depan dan melihat pemandangan luar biasa dengan Satoshi tepat di depannya.
“Ki-kita dimana?” Tanya Jules. Satoshi masih tercengang dengan apa yang baru saja ia lihat. “Ini…. Portal The Conqueror” ucapnya. Tentu saja hal ini membuat Jules terkejut.
Jules pun segera bangkit dan mendekati Satoshi. Ia pun melihat-lihat ke area sekitar. Tempat itu luar biasa luas, dengan gerabng portal yang sama luasnya.
“Bagaimana kau bisa menyegel tempat ini? Sedangkan ukurannya saja hampir setengah dari tower WDT?” Tanya Jules. Satoshi masih memandangi portal tersebut sambil melihat-lihat keadaan sekitar.
“Aku tidak sendiri. Aku dibantu temanku” ucapnya. Tentu tak lain dan tak bukan teman yang ia maksud adalah Reo atau Portigas. “Tempat ini harus diamankan sesegera mungkin. Aku harap aku bisa menghapus jalan masuk siapapun yang ingin ke tempat ini” lanjutnya.
“Mereka sudahmendapatkan Black Magnesia. Yang harus kita lakukan adalah menghilangkan jejak tempat ini” ucap Satoshi. Jules pun kemudian mengangguk.
“Lalu, bagaimana caranya kita keluar dari sini?” Tanya Jules. Satoshi hanya terdiam. Ia juga masih tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
“Kita bisa saja menggunakan alat teleport. Tapi area ini letaknya sangt jauh dengan markas. Apapun itu, ayo kita hancurkan terlebih dulu jalan masuknya” ucap Satoshi.
Baru saja mereka hendak melakukan hal tersebut, tiba-tiba muncul suara dari dalam portal.
“Manusia…..kapan kalian akan sadar… waktu kalian tak akan lama lagi..” ucap seseorang dengan nada luar biasa berat dan nada suara yang menggema.
Hal itu tentu mengagetkan kedua orang itu. Satoshi kemudian menyiapkan senjatanya, begitu jhga Jules dengan senjata barunya.
“Ketahuilah kalau kalian akan mati…. Aku akan bangkit lagi..” ucap seseorang yang lain. “Dan akan kupastikan kalian tersegel kembali.” Jawab Satoshi.
Suara dari dalam pun terdiam untuk beberapa saat. Tak lama, muncul cahaya berwarna hijau yang menerangi seisi area dari dalam portal. Keduanya tak kuasa menahan kilau cahaya tersebut.
Tak lama muncul sebuah hologram dengan bentuk The Conqueror dari sana. Tampak dengan jelas tubuhnya tak terlihat jelas, hanya siluetnya saja yang berdiri disana. Ia kemudian melanjutkan pembicaraanya.
“Aku tak seuka dengan dirimu yang melawan takdir… akan kuingat wajahmu dan akan kubawa kau ke tempat paling menyedihkan yang pernah ada..” ancam sang mahluk.
Ia pun segera menunjuk ke arah keduanya dan memasukkan mereka ke sebuah time warp. Satoshi dan Jules terus bertahan dari lonjakan ruang dan waktu yang membuat mereka berdua kelelahan.
Disana Jules dan Satoshi diperlihatkan sebuah gambaran masa depan dimana bumi dihancurkan begitu saja. The Conqueror berhasil keluar dari portalnya dan meluluh lantakkan semua isi bumi.
Tak hanya itu, semua timeline bumi juga dihancurkan, yang dimana itu artinya setiap kehidupan di bumi dari masa awal tercipatnya bumi hingga masa kini, semuanya akan merasakan “kehancurannya”.
Tayangan masa depan itu terus memperluhatkan bagaimana bumi dihancurkan, dan menghilangkan semua yang ada dalam bumi. Namun, di sela-sela tayangan masa depan suram tersebut, muncul satu tayangan kecil dimana Reina berhasil menghancurkan semua The Conqueror.
“Hahaha.. aku tahu kalau kita masih bisa selamat” ucap Satoshi. “Ayo kita keluar dari sini” lanjutnya. “Ba-bagaimana caranya tuan Satoshi??” Tanya Jules yang masih mencoba menahan dirinya.
Dia pun mengeluarkan helai benangnya dan mengubahnya menjadi sebuah helai benang dengan ujung yang sangat runcing. “Ikut aku” ucapnya. Ia kemudian merobek dimensi tersebut dan membawa Jules keluar dari tempat berbahaya tersebut.
Pada akhirnya mereka berhasil keluar dan mereka semua terjatuh di sebuah gurun antah berantah. “Hah.. hah… akhirnya selesai..” ucap Jules yang masih terengah-engah.
Dia pun mencoba berdirindi atas dataran pasir tersebut. “Jadi… dimana kita… sekarang?” Tanya Jules. Satoshi juga masih terengah-engah usai terjun dari time warp tadi.
“Hah… pulang” ucapnya. Ia pun mengaktifkan alat teleport dan berhasil menghubungkan alat itu dengan ruangan Ronan. Mereka berdua pun akhirnya kembali ke markas WDT.
Hari itu, semuanya pulang ke World Defense Tower dengan tangan hampa. Sekali lagi, mereka berhasil dipukul mundur oleh kelompok jubah hitam. dan siapnya. Black Magnesia juga sudah di tangan Portigas dan kawanannya.
Menjelang malam, Sir Paolo Mercy mengadakan rapat penting dengan semua petinggi WDT. Disana ia terlihat ‘remuk’. Perban mengitari hampir sebagian tubuhnya, begitu juga dengan wajahnya.
“Black Magnesia sudah jatuh ke tangan musuh. Ini adalah saat genting karena The Conqueror lama kelamaan akan muncul. Mengingat jalan ke bawah lereng Bueron sudah hancur, kita hanya bisa berdoa untuk mereka tidak menemukan portal itu” ucap Sir Paolo.
“Kita tidak punya waktu lebih lama lagi. Markas m musuh juga tidak bisa ditemukan. Hanya ada satu cara untuk mencegah mereka bangkit: menghancurkan seisi lereng bueron” ucap Sir Paolo Mercy.
“Kita akan bawa tank penghancur untuk melumpuhkan dataran tersebut. Kita akan lanjutkan perlawanan ini!” Ucap Sir Paolo. Semua orang yang ada disana mengiyakan.
Suasana di WDT saat ini terlihat semakin kondusif dan aman. Semua Ronan mempersiapkan keberangkatan mereka.
Reina juga tengah menyiapkan banyak perlengkapan, termasuk Theia yang setia menemaninya. “Kau siap?” Tanya Theia. Reina pun mengiyakan.
“Kau adalah pahlawan yang kuramalkan. Tidak salah aku ‘memaksamu’ bertemu denganku” ucap Theia. “Ingat Reina, tidak boleh ada keraguan!” Lanjutnya. “Aku tidak akan ragu. Aku akan menantang takdir ini” ucapnya sambil membawa beberapa batre.
Sementara itu, Charo, Jules, Ethan dan banyak Ronan lainnya juga tengah mempersiapkan senjata buatan mereka. Ada beberapa senjata yang di-upgrade, salah satunya adalah Charo. Ia sangat serius dengan perang mereka kali ini.
Sementara semua Ronan bersiap, Satoshi merenung di atas tower. Ia tahu betul ia telah kehilangan kesempatan membunuh Portigas. Ia kemudian melihat ke helai benang miliknya.
“Tak akan kubiarkan lagi kau menghancurkan dunia ini. Portigas, kami datang!” Ucaonya sambil menggeramkan kepalan tangannya.
Di sisi lain, kelompok jubah hitam juga tengah menelurusi lereng Bueron yang runtuh. Dengan bantuan Borris yang punya kekuatan super, mereka terus menggali dan mencari portal The Conqueror berada.
“Kau siap?” Tanya Ivonne menghampiri Portigas yang gengah membaca sebuah peta. “Huh, tidak mungkin aku tak siap” jawabnya. “Enyahlah kalian para manusia” lanjutnya.
Pertempuran puncak antara umat manusia dengan kelompok jubah hitam sepertinya akan dimulai esok hari.
Akankah Reina dan yang lainnya bisa menghentikan kebangkitan The Conqueror? Akan jadi seperti apa nasib bumi? Kita tunggu kisah selanjutnya
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/