NovelToon NovelToon
Sang Pembangkit Gairah

Sang Pembangkit Gairah

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.

'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'

Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!

Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPG-32

"Bagaimana? apa kalian sudah membereskan semuanya?"

'Anda tenang saja boss! para lelaki bayaran itu sudah berhasil kami ringkus! mereka tak akan lagi berani menyambangi area pada apartemen yang Anda maksud'

"Baiklah! kerja bagus! kalian cukup awasi situasi di sana! segera hubungi diriku jika Edward atau bahkan Bertha mengunjungi tempat itu! kalian mengerti!??" William berbicara tegas sembari menyematkan sebatang nikotin di bibir meskipun tatapan mata pria itu masih fokus tertuju pada Hana yang kini nampak menjauh.

*****

Meletakkan alas kaki sembari melepas coat hitam dari tubuhnya, Hana kembali memperhatikan sekeliling ruangan yang sudah nampak rapi.

Siapa yang membereskan ini semua?

Hana melangkah terburu, ia membasuh wajah pada keran wastafel di area dapur sebelum akhirnya terduduk dan meraih air mineral.

Sahabat macam apa yang selalu menganggap mu sebagai seorang saingan? dia bahkan selalu merendahkan diri mu, Hana.

Gadis itu termenung dan terduduk cukup lama di kursi meja makan.

"Haruskah diriku kembali ke rumah? ayah pasti akan marah karena diriku sama sekali tak bisa berkunjung dan merawatnya!" Hana berbicara seorang diri, ia akhirnya memeriksa sling bag abu-abu yang sempat ia letakkan di atas meja, jemarinya kini sibuk membolak-balik sebuah kartu kredit yang berada di genggaman.

Haruskah aku membawa nya? tapi apa diriku bisa menggunakan kartu ini?

Pintu apartemen yang kembali nampak terbuka seketika membuat lamunan Hana memudar.

Ia tersenyum saat mendapati Edward yang kini telah melangkah dengan tatapan berbinar ke arahnya.

"Syukurlah! kau memilih untuk kembali ke tempat ini!" Edward menarik pergelangan tangan Hana dan seketika mendekap tubuh sang kekasih gelap, pria dengan rambut hitam pekat itu bahkan tak berhenti dalam menciumi kening Hana.

"Aku sungguh mengkhawatirkan dirimu, Hana!"

Hana membeku, gadis itu perlahan turut mendekap tubuh Edward, ia tersenyum meski buliran air mata kembali membasahi pipi.

Tuan Edward! aku mencintaimu! sungguh ..., aku ingin merebut mu dari Raya, bisakah? bisakah kita kabur sekali lagi Tuan?

Merasakan isak tangis Hana dalam dada bidangnya membuat Edward kembali merenggangkan pelukan,

"Kau menangis? Hana! aku sama sekali tak mempercayai perkataan Raya! aku tahu dirimu, kau tak mungkin melakukan hal itu, sweetheart!" Edward berucap panik, jemarinya seketika bergerak menangkup pipi Hana, membuat gadis itu beradu pandang dengan dirinya dan mencoba menenangkan Hana dengan kalimat lembut nan terbata.

"Saya, saya hanya bahagia! karena Tuan kembali menemukan saya disini, Tuan sungguh pandai dalam menentukan langkah!"

"Apa maksudmu Hana?" tatapan Edward kian dalam, pria itu mencoba menelisik sesuatu dalam netra indah sang kekasih bayaran.

"Apa Tuan ingin makan malam? saya akan dengan senang hati duduk di samping Tuan dan menemani Tuan makan untuk malam ini!" Hana mencoba bersuara dan tersenyum di tengah isak tangis.

"B-benarkah?"

Hana pun mengangguk tanpa ragu, meski buliran air mata itu kembali terjatuh tanpa permisi.

"Jangan menangis seorang diri! aku mohon, tetap lah bersamaku bagaimana pun keadaannya!"

Dekapan Edward yang kembali mengerat membuat dada Hana semakin bertambah sesak,

*****

Malam kian larut, namun Edward masih tak bergeming dari sofa, pria itu berkali-kali memijit tulang hidungnya saat memperhatikan layar ponsel! sebuah selca yang sempat ia ambil bersama Hana membuat pikiran Edward semakin kusut.

Perasaan macam apa ini? kenapa diriku begitu mengkhawatirkan sesuatu yang bahkan tak ku ketahui? Hana bahkan ada bersamaku saat ini!

Edward menghela nafas, ia akhirnya memilih untuk menyandarkan kepala sembari memejamkan mata.

"Apa Tuan tertidur? saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda membersihkan diri," Hana berucap lembut sebelum akhirnya mendudukkan tubuhnya di pangkuan Edward dan membuat pria itu kembali tersadar.

"Sweetheart! kenapa kau hanya diam saja?"

"Diam saja?"

"Segala perkataan Bertha! kenapa kau sama sekali tak ingin meluruskan nya?" Edward membelai pipi Hana dengan raut wajah muram.

"Kenapa saya harus membela diri? tanpa saya membela diri pun, Tuan sudah hadir disini dan tetap menemani saya-, itu artinya! Tuan mempercayai saya, benar kan?" Hana menggeser posisi, ia turut membelai wajah Edward sebelum akhirnya melayangkan sebuah kecupan di bibir sang pria.

"Hana ..., bisakah kau berbicara jujur padaku?"

"Entah! saya akan mencobanya! katakan lah Tuan Jadenz!!"

"Apa kau memiliki perasaan terhadap ku? apa hatimu sempat bergetar saat kita melakukan hal-hal yang membuat kita bahagia sebelumnya?"

Tatapan Hana kian dalam, senyum diwajahnya kini tampil indah mengembang.

"Mungkin Anda tidak akan percaya! tapi jujur hati saya telah bergetar semenjak kita pertama kali bertemu Tuan! dan mungkin! saya memang ingin merebut Anda dari sahabat saya sendiri,"

"Hana ...,"

"Bisakah?"

Edward terdiam sebelum akhirnya mengangguk ragu,

"Saya tahu-, saya ini bukan sepenuhnya gadis yang berhati baik Tuan! Anda pasti juga berpikir demikian."

Senyum getir yang kembali tersungging dibibir Hana seketika membuat Edward meraih bibir gadis itu.

"Tolong jangan memancing saya!" Hana terkekeh, ia akhirnya merenggangkan jarak hingga kecupan Edward kembali terhenti.

"Mmmm-, tentang kartu kredit yang Tuan berikan! apa saya bisa menggunakannya untuk kegiatan sosial?"

"Kenapa tiba-tiba menanyakan tentang hal itu, sweetheart? black card yang kuberikan padamu, itu berarti sepenuhnya milikmu! pergunakan lah sesuai dengan keinginan mu," Edward menanggapi kalimat Hana dengan tetap menopang tubuh sang kekasih.

"Tapi-, apa mereka akan tetap menerima bantuan dariku jika mereka tahu bahwa saya mendapatkan uang dari cara seperti ini?"

"Apa maksudmu Hana?" Edward menegakkan posisi, ia semakin memperhatikan wajah Hana dengan seksama.

"Bukankah saya telah menjual diri? saya-,"

"Jangan pernah berkata seperti itu! dirimu berharga bagiku, Hana! aku memberikan black card itu padamu! karena aku ingin bertanggung jawab atas dirimu! jadi tolong, jangan samakan dirimu dengan para wanita penghibur di luaran sana!"

"Apa bedanya Tuan? bukankah saya juga melakukan hal yang sama?" Hana tersenyum dengan kalimat yang semakin lirih.

"Para wanita penghibur yang kau maksud, mereka hanya mengutamakan uang dan kenikmatan dunia! tapi dirimu -, dirimu melayani ku dengan perhatian juga cinta! hal itu sangatlah berbeda Hana! jadi aku mohon! jangan merendahkan dirimu sendiri dihadapan siapapun! kau adalah gadis terbaik serta paling tulus yang pernah ku temui selama ini! bukan Bertha atau wanita lain! hanya dirimu Hana!"

Hana kembali menorehkan senyum, ia turut menyentuh lembut jemari Edward yang terus tertempel di pipinya.

"Aaaww-wh!"

"Apa yang terjadi?"

"Ibu jari saya-, sedikit terantuk pada sofa!"

Hana seketika berdiri, gadis itu berjalan tertatih menuju kamar, meninggalkan Edward yang masih terdiam dengan wajah panik sebelum akhirnya turut mengekor pada langkah Hana.

"Haruskah kita kembali ke dokter besok pagi?"

"Itu tidak perlu Tuan! saya bisa mengatasi semua ini!" Hana menanggapi pertanyaan Edward dengan tetap menunduk sibuk terfokus pada ibu jari kaki.

Edward kembali berjongkok, ia memperhatikan paras ayu Hana yang tampak acuh dan mengabaikan dirinya.

"Bagaimana jika-, kita mengunjungi Nyonya Samantha?"

Pergerakan tangan Hana pun terhenti, gadis itu menatap Edward dengan sudut bibir yang tertarik ke atas saat sang pria kembali merapikan surai rambutnya.

"Apa Anda benar-benar ingin memperkenalkan saya pada beliau sebagai calon istri kedua?"

"Tentu saja! kau telah bersedia untuk menikah dengan ku, bukan?"

"Baiklah! ayo kita lakukan hal itu jika memang memungkinkan!"

Ada apa denganmu sweetheart? kenapa dirimu sungguh menggemaskan jika seperti ini?

"Jangan menatap ku seperti ini Tuan! saya belum bisa melayani Tuan dengan baik sekarang!" Hana menepuk perlahan pipi Edward yang kembali terdiam hening.

"Kita hanya akan tidur dengan saling memeluk untuk malam ini, aku berjanji!" Edward berucap lembut, pria itu juga terlihat mengulurkan jari kelingking pada Hana.

"Mmmmm, saya tidak yakin!"

"C'mon babe! i won't make you hurt! Iam promise!"

1
Bunda HB
Itu lah yg krn ninggalkn Edward,skrg msk mulit singa.gk ada yg bisa nolong skrg nikmati aja hana.keras kepala.
Bunda HB
Terllu PD bgt km betha,kata Cerai udah di ucapkan tinggal nunggu minggat dri rmh newah itu.tunggu tgl main nya.
Bunda HB
Pindah apertenen biar bertha gk dtg lgi Edward.kasian hana jdi korban mu dan istri mu.
Kasniwati Kasni
sangat bagus/Proud/
Parnadi
kelanjutannya gimana nih,hadehhhh lagi asik baca 😭
Vika Amalia Oktavia
dan mak lampirpun mulai tersadar..👀
@Biru791
semangatt up yok
Bunda HB
Emang enk di abaiksn bertha...😁😁
Bunda HB
Lho....lho.....skrg tau rasanya kesepian ditinggal suami mu.slma ini kemana aja km istri durjakim.SUAMI juga ada kalanya lelah cri yg lbih bsa mengerti dan bisa menjaga.km istri durjakim hya foya2 ,senang2.Edward buta,tpi skrg dikit2 udah sadar...😁😁
Vika Amalia Oktavia
makin penasaran...
Bunda HB
Sebenarnya burung nya Edward gk berkicau sama istrinya to kak thor,tpi sama hana sll on trs...😂😂
Siti Ariani: 🤣🤣🤣🤭 bisa banget di othor jawabnya
JackRow: kalau untuk jenisnya, akan lebih baik jika menyesuaikan dengan selera para pembaca saja kak, enaknya jenis burung apa 😌
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!