Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Ya, mempelai wanita terus menangis hingga membuat orang yang menyaksikan acara tersebut menjadi tidak tega. Namun apa mau dikata, mencegah pun sudah terlambat apalagi pernikahan tersebut sudah direstui oleh Boy Arbeto.
"Flo berhentilah menangis, kau tidak lelah?" Tanya Moana yang masih setia mendampingi sepupunya sejak acara dimulai hingga kini semua kerabatnya sudah pulang satu persatu.
"Ya kak, Kakak jangan menangis. Bukankah kak Rain tampan, jadi kak Flo tidak akan rugi menikah dengan kakakku." Ucap Embun sambil mengusap air mata di pipi kakak iparnya.
Namun bukannya berhenti menangis, Flo semakin terisak mendengar kata-kata Embun yang mengatakan tidak akan rugi menikah dengan Rain. Tidak bisakah bocah kecil itu lihat, dirinya sangat-sangat dirugikan. Karena harus menikah di usia muda dengan pria yang tidak dicintainya. Memang benar Rain tampan, setidaknya hanya itu satu-satunya pelipur lara bagi Flora.
"Hei anak kecil, apa yang kau lakukan pada Kakak iparmu sampai menangis seperti itu?" tanya Rain pada adik perempuan satu-satunya.
"Yah, dia pura-pura pikun." Sahut Moana karena tidak tega embun di kambing hitamkan, jelas-jelas Rain lah yang sudah membuat Flora menangis. "Bukankah Flo menangis sejak dia sah menjadi istrimu."
"Ck, berisik kau!" Rain pun menarik lengan Flo, lengan wanita yang kini sudah berstatus sebagai istrinya.
"Rain kita mau kemana?" Tanya Flo dengan bingung, karena mereka berjalan menuju pintu keluar.
"Tentu saja pulang ke tempat tinggal kita."
"Ma-maksudmu ke apartemen?"
Rain menganggukkan kepalanya.
"Tapi Rain, tidak bisakah kita tinggal di mansion Moses dulu selama beberapa hari?" karena Flo membutuhkan waktu untuk memikirkan siasat agar mereka tetap tinggal di mansion Moses dari pada di apartemen. Karena bagi Flo tempat yang paling aman adalah Mansion Moses.
"Tidak! Karena aku tahu, kau pasti sedang memikirkan cara untuk tetap tinggal di mansion Moses."
"Oh ya ampun, kenapa kau selalu tahu apa yang ada didalam pikiranku." Gerutu Flo sambil terus berjalan mengikuti langkah kaki Rain yang panjang.
"Karena aku sangat mencintaimu Flora Moses."
Deg.
Flo menghentikan langkahnya saat mendengar kata cinta dari Rain, rasanya ia begitu tersanjung dicintai sebesar itu oleh seorang pria.
"Jadi aku tahu semua yang ada di dirimu. Termasuk tahi lalat di bokong sebelah kananmu."
"What? Bagaimana bisa kau tahu? Jangan bilang kau mengintip ku?" Rasa tersanjung yang sempat dirasakan Flora hilang seketika berganti dengan kekesalan.
"Kau lupa dulu saat kita kecil sering mandi bersama."
"Kau..." baru saja Flo hendak mengumpat Rain mesum, namun diurungkannya saat melihat Uncle Alexander berjalan mendekat ke arah mereka.
"Kalian mau kemana?" Alexander menatap pada putra dan menantunya.
"Kami ingin pulang."
Alexander pun menghela napasnya. "Kau harus ingat, tidak boleh melanggar peraturan!" ia mengingatkan putranya agar tidak menyentuh Flora, karena itu adalah syarat utama dari Boy Arbeto yang tidak boleh dilanggar.
"Aku tahu." Ucap Rain dengan singkat lalu membawa Flora pergi dari mansion Moses dengan pakaian keduanya yang masih mengenakan gaun dan setelan jas pernikahan.
Dan selama diperjalanan menuju apartemen, baik Flora maupun Rain saling diam tak ada yang bersuara. Sampai kendaraan yang mereka tumpangi sampai di tempat tujuan. Flo yang tidak bersemangat untuk tinggal berdua dengan Rain, berjalan dengan langkah malas. Sementara Rain berjalan dengan penuh semangat, karena akhirnya sudah berhasil menikah dan memiliki Flora.
"Ini kamar kita."
Flora menatap ruangan tersebut yang lumayan luas dengan kepala yang mengangguk, namun di detik selanjutnya menggelengkan kepala.
"Aku tidak mau sekamar denganmu."
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍