Lihat ! Pilot Itu Daddyku !

Satu jam kemudian, mobil yang ditumpangi opa Crayston tiba di rumah lama istrinya yang sekarang ditinggali anak dari adik iparnya Rayanna, yaitu Rendra anak satu-satunya Rayanna dan Jerry. 

Rayanna tidak bisa hamil lagi setelah rahimnya diangkat saat kecelakaan beberapa tahun silam setelah melahirkan Rendra putranya. 

Kini Rayanna dan Jerry menikmati masa tuanya di kota dimana orang tua Jerry lahir. 

Sedangkan rumah sebelah ditinggali Leci dan suaminya serta putri kecil mereka.  Rumah itu rumah peninggalan orang tua Sukiman yang telah berpulang empat tahun yang lalu. 

“Wah, ini namanya siapa ? “ tanya seorang pria dewasa saat melihat Clarianne dalam gendongan opa Crayston. 

“Ini adik baruku, pi ? “ tanya Papi Berry menatap Clarianne yang juga sedang menatapnya bingung. 

“Ehhh, ini anak angkat kakakmu ! Yakali, papi ngangkat anak lagi. Mami mu maunya punya cucu banyak biar mansion tidak kesepian. “

“Makanya kamu sering-sering jenguk kami ! “ omel Opa Crayston. 

Papi Berry terkekeh malu, “ Hai nama kamu siapa ? “ tanya Papi Berry saat menyadari tatapan Clarianne tidak lepas dari dirinya. 

“Itu, ditanya sama papi Berry… “ ucap opa Crayston kepada Clarianne. 

“Papi ? “

“Iya papi Berry… “ sahut Papi Berry menatap Clarianne. 

“Papi Beli ? “

“Kok beli sih, beeerrrrryy pake y ! “

“Beeeeellllliiiiii ! “ timpal Clarianne susah menyebut nama Papi Berry. 

Saat keduanya sedang mengeja seorang bayi gembul berjalan cepat menghampiri papi Berry. 

“aaaaaa papiiiiiiii !! “. pekik bayi gembul menggemaskan memeluk kaki papinya. 

“ehhhh, anak papi ! “ Papi Berry langsung membawa putrinya ke dalam gendongannya. 

Bayi itu menatap Clarianne dengan tatapan sengit. “ Nda leh lebut papi na nana ! “. pekik Brianna anak Papi Berry dan Mami Biola. 

“ Ehh, ini kakak Cla ! Brianna jangan nakalin kakak Cla ya… “ nasehat Opa Crayston. 

“Kakak Cla ? “

“Iya kakak Cla ! “.

“ Brianna ajak kakak Cla main ya, mau ? “ tanya Opa Crayston. 

Brianna menatap papinya lalu menatap sang opa. “ leh yuk ! “. Brianna meminta papinya untuk menurunkan dirinya, lalu Brianna  menadahkan tangannya ke Clarianne. 

“ Main yuk ! “ Clarianne mengangguk, opa Crayston langsung menurunkan cucu angkatnya itu. 

“Ayuk ! “ Brianna dan Clarianne berlari masuk ke dalam kamar Brianna. 

Kini tinggal, Papi Berry dan Opa Crayston di ruang tamu.  Biola istri Papi Berry sedang berada di rumah sebelah bersama Bunda Leci yang hari ini sedang ijin karena putrinya Lily sedang sakit. 

“Istrimu mana ? “ tanya Opa Crayston. 

“Disebelah pi, anaknya kak Leci sakit ! “

“Apa ?! Cucuku Lily sakit ? “ Papi Berry mengangguk. “Kenapa nggak bilang ! Papi mau ke sebelah dulu ! “ 

“Tolong katakan pada Claria, papi di rumah sebelah. Takut anak itu menangis mencari papi ! “

“Iya pi, aman ! “ sahut Papi Berry. 

Sementara itu di sisi lain, 

“Bagaimana, apa kamu bertemu dengan dua anak itu ? “ tanya seorang wanita menatap tajam pria suruhannya. 

Pria suruhannya itu hanya menggeleng lemah. “ Apa ?!  Kau tak menemukan keberadaan mereka lagi ? “

“Maa—maaf nyonya.. “ jawab pria itu takut. 

“Pergilah ! Cari keberadaan mereka lagi !! “ teriaknya marah, namun seseorang masuk membawa berita yang sangat membuatnya puas. 

“Katakan ! “

“Kedua anak itu berada di panti asuhan, nyonya ! “

“Pergi dan culik mereka !! “ titahnya. “ Dan kau ! Pergi ! Jangan menampakkan wajahmu di hadapanku !! “.

“Ta–

“ Aku tak akan membayarmu ! “ Setelah mengatakan itu, wanita itu pergi meninggalkan pria suruhannya tanpa berbelas kasih. 

“Nyonya ! Istri saya bagaimana !! “ teriak pria itu. 

“Ah, sial !! “ umpatnya pergi meninggalkan mansion mewah itu. Ia harus mencari cara agar istrinya bisa diselamatkan.  Apalagi istrinya harus segera di operasi membuatnya kalang kabut sekarang. 

*

*

*

*

*

*

“Tolong ! Tolong ! Tolong !! “

Teriakan minta tolong seorang wanita paruh baya, saat dirinya kejambretan. 

“Ada apa bu ? “ 

“Bapak tolong ! Barang saya kejambretannn !! “ teriaknya lagi. 

“Iya bu, kami segera mengejarnya !! “

Bapak-bapak yang sedang menongkrong segera mengejar pejambretan itu. Sementara itu, seorang pria tengah bingung mencari uang untuk bisa mengoperasikan istrinya. 

“Dimana aku bisa mendapatkan uang, ya Tuhannnn. Kerja saja tidak, siapa yang mau mempekerjakan seorang penjahat seperti aku ini….“

Saat sedang mengadu nasib, seorang maling berlari menabrak pria itu. 

Brugh ! Ahhhh ! 

“Woiii maling !!! jangan lari !!!“ teriak bapak-bapak terdengar semakin dekat. 

Maling yang terjatuh itu langsung bergegas pergi meninggalkan pria yang ia tabrak. 

“eee masss tassnyaaa !! “ teriak pria yang ditabrak maling. 

“Ahhh, ambil saja tasnya ! ikhlas aku !! “ teriaknya kesakitan. 

Pria itu menggaruk kepalanya gatal, lalu mengambil tas tersebut hingga kedatangan rombongan bapak-bapak yang berteriak maling. 

“Mas tasnya ! “

“Eh, tas ini ? “ tanya pria itu bingung, mengangkat tas tersebut dihadapan bapak-bapak. 

“Iya mas, tas ini milik ibu itu ! “.

“ Haa …  saya kira tas ini milik pria tadi. soalnya dia bilang ikhlasin saja… “ ucapnya polos. 

“Ini tas saya mas.. “ ujar wanita paruh baya. 

“Oh, ini bu tasnya. Coba di cek dulu.. “

Wanita paruh baya itu mengecek isi tasnya. Lalu ia tersenyum, “ Puji Tuhan, masih lengkap ! “

“terima kasih ya mas.. “

“Bapak-bapak, terima kasih atas bantuannya.. “ ucap wanita paruh baya itu berterima kasih kepada bapak-bapak yang menolongnya. 

“Sama-sama bu, kalau begitu kami pamit ! “

Wanita paruh baya itu tersenyum, setelah kepergian bapak-bapak tadi, wanita itu juga ingin segera pergi namun dia tak sengaja mendengar obrolan pria yang menolongnya sedang memohon. 

“Rumah sakit CR group ? Itukan rumah sakit suamiku yang dikelola putriku Leci.. “

“Tolong saya dok, tolong beri waktu untuk saya  mencari  biaya operasi istri saya… “ ucapnya memelas, bahkan ia sudah ketar ketir mendengar ucapan sang dokter. 

“Tolong istri saya dok, saya akan mencsri uangnya segera !! “ 

Panggilan terputus, pria itu mengacak-acak rambutnya dengan kasar. “ Kemana  lagi aku harus mencari biaya operasi istriku !! “.

“Istrimu sakit apa ? “ tanya wanita paruh baya itu mengaggetkan pria yang sedang frustasi. 

“Eh, nyonya… “

“Istrimu di rawat di rumah sakit CR Group ? “ Pria itu mengangguk lemah. “ Istri saya harus segera di operasi, jika tidak bayi saya akan kehilangan istri dan anak saya nyonya… “

“Siapa nama istrimu ? “

“Julia Apriltria… nyonya, “ Wanita itu mengangguk, ia menatap ponselnya dan mengetik sesuatu. 

Ponsel pria itu berbunyi, membuatnya was-wassan. 

“Kenapa tidak diangkat ? “ tanya wanita paruh baya itu. 

“ Sa–saya takut nyonya.. saya takut istri saya—

“Diangkat saja, siapa tau ada kabar lain.. “ Pria itu mengangguk ragu. 

“Ha–hallo, “

Mendengar hal itu, pria itu mendadak bahagia. “ Benar kah, siapa orang itu ! Aku akan berterima kasih padanya ! “

“Tidak usah, orang yang menolongmu sudah mendengarnya secara langsung.. “ perkataan dokter itu membuat pria itu memalingkan wajahnya. 

Wanita paruh baya itu tersenyum, “ ini kartu nama putraku, kamu bisa datang kesana.. “

Pria itu menerima kartu nama yang diberikan oleh wanita paruh baya di hadapannya. “ Katakan pada putraku, Mami Crystal yang menyuruhmu untuk datang langsung ke perusahaan… “

“ Nama saya, Joko nyonya. Ta-tapi u–untuk apa saya ke sana, nyonya ? “ tanya pria itu bingung. 

“Ayo kita kerumah sakit, istrimu akan segera di operasi ! “ ajak Oma Crystal saat supirnya tiba di hadapan mereka. 

“Ba–baik ! “

Keduanya masuk ke dalam mobil, sementara itu Oma Crystal menghubungi suaminya untuk datang ke rumah sakit bersama cucu mereka Clarianne. 

Beberapa menit berlalu, Oma Crystal dan pria yang bernama Joko tiba di rumah sakit, keduanya sama-sama bergegas ke ruang operasi dimana istri Joko akan berjuang melahirkan bayi mereka. 

“Mami…  mami kok bisa disini ? “ tanya Opa Crayston yang baru saja tiba. 

“Mami nemenin pria ini, istrinya sedang di dalam untuk operasi. “

Joko dalam kepanikan ia menoleh untuk memberikan rasa terima kasihnya kepada pria paruh baya dihadapannya. Namun, kedua matanya membulat saat melihat bocah kecil yang berada dalam gendong pria paruh baya itu. 

“Nona Clarrr… “

...***...

Garing ga sih... ୧⌓̈⃝୨