NovelToon NovelToon
Terjebak Obsesi Dua Cogan

Terjebak Obsesi Dua Cogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Gangster
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Seorang model cantik menjadi incaran 2 pria tampan yang terobsesi ingin memilikinya namun cara mencintai kedua pria tersebut membuat Azzura gadis cantik itu tidak nyaman dalam kehidupannya. Siapakah yang akan di pilih oleh Azzura?
🌸🌸🌸
Nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Azzura merasa sangat kecewa karena dia mulai mengerti bahwa Aidan tidak murni dalam mencintainya.

Orang yang sangat dia anggap dewasa rupanya masih memiliki sikap yang obsesif dan tidak mempercayai dirinya sampai melakukan tindakan penguntitan.

"Aku sudah percaya denganmu Aidan tapi kenapa kamu sampai nekat seperti itu? apa kamu gak punya rasa percaya dengan ku? atau kamu anggap hubungan kita ini apa? sekarang aku harap kamu pulang dan jangan perlihatkan lagi wajahmu di depanku lagi. Tolong, aku mohon hentikan tindakanmu ini"

Azzura sangat kecewa lalu berdiri dan beranjak dari sofa.

Dia hendak berjalan mengantar Aidan untuk keluar dari rumahnya namun tiba-tiba Aidan menahannya dengan menarik tangan Azzura.

"Mau kemana sayang?" tanya Aidan dengan nada yang berubah.

Aidan menatap Azzura dengan tatapan yang tajam. Dia beranjak dari sofa dan berdiri menghadap Azzura.

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu Aidan, kita sudah putus detik ini juga" Azzura menjadi panik dan takut hingga mundur kebelakang.

"Apa? siapa yang bilang kita bisa putus dengan mudah, aku gak akan pernah mau putus denganmu. Kamu itu milikku Azzura, kamu gak berhak memintaku untuk pergi darimu. Aku sangat mencintaimu, sayang" Aidan menyentuh dagunya lalu mendongakkan wajahnya agar menatap wajahnya.

Azzura sangat takut dengan perubahan sikap Aidan yang tidak terduga.

Sisi Aidan yang kini di lihatnya, berbanding terbalik dengan Aidan yang selama ini dia kenal.

Azzura berusaha menepisnya namun tenaga Aidan terlalu besar seperti badannya yang kekar.

"Sayang, tenanglah! aku gak akan menyakitimu, sekarang ikut aku ke rumahku, ya?" Aidan menyentuh pipi Azzura dengan punggung tangannya dengan satu tangan yang masih menggenggam erat kedua tangan Azzura.

"A, aku gak mau Aidan. Lepaskan!" pinta Azzura mencoba memberontak.

"Apa kamu masih belum tahu situasinya sekarang? sayang, jangan menolak! aku gak suka dengan penolakan yang gak seperti dirimu. Bukannya kamu suka saat aku menyentuhmu? bibir ini, bukannya kamu suka saat bibirmu tersentuh oleh bibirku?" Aidan semakin menunjukkan sisi dirinya yang lain, dia menyentuh bibir Azzura dengan ibu jarinya dari sudut bibirnya hingga ke tengahnya.

Azzura memalingkan wajahnya dengan berusaha menutup rapat bibirnya.

Setiap kali Azzura memberontak semakin membuat Aidan tersenyum menyeringai seolah senang melihat reaksi penolakannya.

"Sayang, jangan takut. Sekarang kita pulang ke rumahku" Aidan mencium keningnya kemudian membopongnya di atas pundak kanannya.

"A, Aidan! lepasin! mau bawa aku kemana? Aidan!" Azzura menepuk keras punggung Aidan namun tetap tidak di hiraukan.

Dengan cepat Aidan memasukkan Azzura ke dalam mobilnya dan membawanya pergi menuju ke rumahnya.

"Maafkan aku sayang, aku gak punya pilihan lain dan harus membawamu karena aku takut kamu akan pergi dari hidupku. Kumohon tetaplah menjadi kekasih ku" ucapnya dengan ekspresi sedih.

"Tapi bukan seperti ini caranya Aidan, tolong jangan teruskan semua ini. Aku takut Aidan" jawab Azzura dengan air mata yang berlinang.

Tangisan dan permohonan yang Azzura katakan itu sangat menusuk hatinya. Aidan mengusap air mata yang membasahi pipi kekasihnya itu dengan perlahan seperti biasanya.

"Sayang... jangan nangis. Aku hanya akan membawamu ke rumah ku saja. Jangan takut"

Perkataan yang bermakna lain itu sudah terbiasa terdengar dari telinganya yang pernah merasakan hal yang sama saat Zian bersikap sama seperti Aidan.

Azzura menangis semakin kencang dan berusaha untuk keluar dari mobil namun tak bisa berbuat banyak hal.

Mobil pun melaju dengan sangat kencang hingga sampailah di depan rumah Aidan.

Sebelum turun, Aidan mengambil ponsel Azzura dan mengirim pesan kepada Tio untuk tidak perlu khawatir tentang keberadaan Azzura.

Dia mengatakan bahwa Azzura pulang ke rumah orang tuanya sehingga tidak perlu berangkat bekerja.

Aidan berusaha bersikap lembut kembali namun tetap menggenggam erat tangan Azzura.

"Aidan, tolong biarkan aku pulang. Aku gak bisa tinggal di sini" pintanya sambil memohon.

"Sstt! sayang... bukannya rumah ini akan jadi rumah kita? tenang lah, aku gak akan menyakitimu sayang" jawab Aidan sambil menarik Azzura masuk ke dalam rumahnya.

Rumah besar yang Aidan miliki itu tampak kosong namun tetap terjaga kebersihannya karena selalu di bersihkan setiap hari oleh orang yang ia pekerjakan.

Dengan tubuh yang gemetar, Azzura berjalan dengan pelan masuk ke dalam rumah itu dengan paksa.

Mereka berjalan menuju ke sebuah kamar yang besar kemudian Aidan meminta Azzura untuk berada di kamar itu sementara dia keluar sebentar.

"Tunggu di sini ya sayang, aku akan bawakan minuman dan camilan. Kamu pasti butuh itu kan?"

Seberapa kerasnya Azzura mengatakan tidak namun tetap saja pendapat dari Aidan yang akan selalu menang sehingga dia hanya diam saja saat Aidan menanyakannya.

"Yasudah, mungkin kamu belum terbiasa tapi aku janji gak akan membuatmu menyesal sudah menerima cintaku, sayang" Aidan menyentuh wajah Azzura kemudian keluar dari kamar itu lalu mengunci Azzura di dalam.

Bruk!

Azzura jatuh terduduk, tak mampu menopang tubuhnya yang lemas.

Untuk kedua kalinya dia merasakan hal yang sama dengan pria yang berbeda. Dia yang mengira Aidan tidak akan melakukan hal seperti itu, nyatanya justru benar-benar melakukannya.

"Hiks.. kenapa? apa yang salah dengan ku, bukan cuma Zian tapi Aidan juga sama. Kupikir dengan cinta tulus yang ku rasakan selama ini benar adanya tapi ternyata dia membuntuti ku seolah tak percaya dan mengekang hidupku seperti sekarang" benak Azzura.

Tangis yang pecah tak mampu mengembalikan semuanya karena kini Azzura hanya bisa pasrah menerima nasibnya yang sekarang.

Dia hanya berharap Aidan tidak sampai melakukan hal-hal yang lebih dari itu.

Ceklek!

Aidan membuka pintu kamar setelah mengambil apa yang ia persiapkan untuk Azzura.

"Sayang, jangan nangis terus! aku bawa camilan kesukaan kamu. Dimakan ya" ucapnya sambil tersenyum.

Dia berusaha membuat Azzura nyaman bersama dengannya namun Azzura merasa sangat tidak nyaman di perlakukan seperti itu.

"Aidan, bisa tolong tinggalkan aku sendiri? aku mohon kali ini saja" pinta Azzura.

"Hmm.. baiklah. Panggil aku kalau ada apa-apa ya sayang. Cup"

Azzura berusaha menghindari kecupan dari Aidan namun tak sempat karena Aidan jauh lebih cepat darinya.

Dia pun akhirnya keluar dan membiarkan Azzura.

Sebenarnya Aidan sangat mencintai Azzura namun rasa takutnya menjadi semakin besar karena cintanya yang berubah menjadi obsesi.

Sementara itu Azzura masih dalam kondisi yang kalut dan tidak percaya meskipun sudah mengetahuinya.

"Zian, dari mana dia tahu semua ini? apa boleh aku berharap dia akan menolongku? tapi bukannya sama saja keluar dari kandang singa masuk ke kandang harimau? tapi aku benar-benar gak tahu harus gimana" benak Azzura.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!