NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

Tiga bulan kemudian

Caroline telah menjalani operasi pemulihan syaraf optik dan hari ini adalah hari dimana dia akan melihat lagi, semuanya tampak berdebar - debar menunggu hasil operasi apakah berhasil atau tidak.

"Saya akan membuka perban di mata anda, apakah anda sudah siap?" tanya Johanna dokter yang mengoperasinya.

Caroline mengangguk, dia merasa gugup takut jika operasinya ternyata gagal dan dia tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya.

Perlahan - lahan, Johanna membuka perban yang menutupi mata Caroline selama 3 bulan terakhir. Satu persatu lapisan perban luruh begitu saja sampai tak bersisa. Johanna lalu meminta Caroline untuk membuka matanya pelan - pelan.

"Mungkin awal akan sedikit silau karena cahaya, tapi tenang saja itu artinya operasinya sukses dan mata anda akan segera beradaptasi kembali" ucap Johanna.

Buram, silau, kesan pertama yang Caroline rasakan begitu dia membuka matanya. Namun perlahan - lahan, dia mulai bisa melihat dengan jelas. Bayangan kabur itu kini tampak menyatu, dia bisa menatap orang - orang yang dia kenal dengan baik.

"Mom - Dad - Grandpa?"

"Yes dear? Bagaimana? Apa kau bisa melihat dengan jelas?" tanya Beatrice.

Caroline mengangguk, "Sangat jelas mom. Aku bisa melihat" kata Caroline seraya terisak namun segera diingatkan oleh Johanna agar dia tidak menangis terlebih dahulu, mengingat kondisinya sekarang.

"Baiklah, aku tidak akan menangis. Aku bahagia, aku tidak akan menjadi buta selamanya" ucap Caroline.

Edward memeluk haru putrinya itu, semua yang ada di dalam ruangan itu berbahagia melihat Caroline bisa melihat lagi, begitu juga dengan Louis yang melihat dari kejauhan.

"Apa anda tidak akan masuk?" tanya Oliver.

Louis menggeleng, "Lebih baik aku tidak muncul dihadapannya sekarang" ucapnya.

"Syukurlah dia bisa melihat sekarang" katanya lagi.

"Lalu apa yang ingin anda lakukan sekarang? Anda sudah sembuh dari sakit anda. Bukankah sudah saatnya anda kembali memimpin perusahaan?" tanya Oliver.

Louis mengangguk dan meminta Oliver untuk mempersiapkan semuanya, dia akan kembali mengurus perusahaan yang sempat dia tinggalkan selama dia rehabilitasi. Dia juga bertekad untuk mengubah hidupnya dan membuat dirinya pantas berdiri disamping Caroline meskipun hanya sebagai seorang teman.

Setelah Caroline mampu melihat lagi, dia pun tinggal selama beberapa hari di rumah sakit sampai akhirnya benar - benar diijinkan pulang. Kepulangannya disambut meriah oleh setiap pelayan di kediaman Rexalion, kehangatan inilah yang Caroline rindukan selama dia dirawat.

"Istirahatlah, kau pasti lelah" ucap Beatrice.

"Polly, ikutlah denganku. Ada yang ingin kubicarakan denganmu" kata Caroline.

Caroline menatap Polly yang sekarang lebih banyak diam, dia juga mulai memakai masker dan topi untuk menutupi luka di wajahnya akibat kecelakaan itu.

Sesampainya di kamar, Caroline memeluk Polly. "Jangan simpan sendiri rasa sakitmu. Kau harus melepaskannya, Victor sudah tenang disana. Dia akan sedih jika melihatmu seperti ini" ucap Caroline.

"No-nona, darimana anda tahu soal Victor?" tanya Polly.

"Aku bertanya kepada perawat, maafkan aku. Kau kehilangan Victor karena keegoisanku membawamu kesana" kata Caroline sedih.

Polly menggeleng, "Tidak nona. Ini bukan kesalahan nona, anda tidak perlu meminta maaf. Mungkin saya masih butuh waktu untuk berduka. Victor adalah rekan terdekat saya dan yang selalu menemani saya" kata Polly dengan suaranya yang tercekat.

"Polly, apa kau mau melakukan operasi plastik? Sekarang teknologi sudah semakin canggih, luka diwajahmu bisa dihilangkan dengan mudah" kata Caroline.

Diluar dugaan, Polly menggeleng. "Saya tidak perlu melakukan operasi plastik nona, saya juga tidak menginginkannya. Biarkan saja wajah saya seperti ini, saya tidak keberatan" katanya.

"Apa nona keberatan?"

"Tentu saja tidak, aku hanya menawarkan ini kepadamu. Jika kau tidak bersedia, tidak apa - apa. Kau tetap bodyguardku yang terbaik" kata Caroline.

Polly menunduk, "Mengenai hal itu, saya rasa, saya tidak bisa lagi menjadi bodyguard nona. Saya berencana untuk mengundurkan diri setelah nona sembuh dan kembali ke negara saya, jika saya terus disini saya hanya akan mengingat tentang Victor dan kecelakaan itu"

"Jujur, itu masih terlalu berat bagi saya" kata Polly.

Caroline mendesah, dia memahami maksud Polly. Jika dia berada di posisi Polly, mungkin dia akan melakukan hal yang sama. "Kembalilah kalau kau sudah siap, posisi bodyguardku hanya kau yang bisa melakukannya" kata Caroline sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya permisi dulu. Saya tidak akan melupakan kebaikan nona dan juga tuan Edward. Saya pamit nona, selamat tinggal" pamit Polly.

Tidak bisa dibohongi jika Caroline merasa sangat sedih melepas kepergian Polly dengan cara seperti ini, tapi Caroline pun tidak berhak menghalangi Polly melakukan apa yang dia inginkan. Dia sadar, jika sebagai manusia mereka memiliki jalan hidupnya masing - masing dan ini adalah jalan yang dipilih oleh Polly.

"Aku pasti akan merindukanmu, sering - seringlah mengirim kabar padaku" kata Caroline seraya menyeka air matanya.

"Tentu saja nona, jika anda datang ke negara saya. Anda harus menghubungi saya, saya akan menjamu anda dengan makanan khas tempat kelahiran saya" kata Polly lagi.

"Aku menantikan saat itu" senyum Polly.

Sebelum Polly kembali ke negaranya, mereka berdua menghabiskan malam dengan minum bersama, Vivian tak henti - hentinya menangis mengetahui Polly akan meninggalkannya sendiri.

"Nona.... Apa anda ingin beristirahat?" tanya Polly.

Caroline menggeleng, dari beranda kamarnya dia memandangi langit malam yang terlihat mendung. "Aku tidak menyangka jika hidupku akan menjadi seperti ini, siapa sangka Bastian akan melakukan hal gila seperti itu" ucap Caroline.

"Anda benar, tapi sekarang anda tidak perlu khawatir. Dia tidak akan mengganggu anda, tuan besar sudah membereskannya" ucap Polly.

Caroline diam sejenak, entah kenapa dia tiba - tiba teringat dengan Louis. Seolah bisa menebak pikiran Caroline, Polly berkata, "Apa anda memikirkan tuan Louis?" tanya Polly.

"Hah?" kata Caroline.

"Untuk apa aku memikirkan pria egois dan pengecut seperti dia. Tidak sama sekali. Berhenti membahasnya Polly. Aku tidak ingin lagi membahas apapun tentang Louis, hubungan kami sekarang sudah berakhir" kata Caroline miris.

Polly menghela nafas, dari sekali lihat dia mengetahui jika nona-nya ini masih mencintai Louis hanya saja tidak mau mengakui. Situasi mereka cukup rumit untuk diselesaikan, ditambah dengan kesalah pahaman diantara mereka membuat hubungan mereka semakin berjarak.

"Nonaaa....." teriak Vivian di belakang mereka.

Polly dan Caroline menoleh, melihat Vivian yang sudah mabuk membuat mereka tertawa terbahak - bahak. "Kurasa kau harus membawa Vivian ke kemarnya dia sudah cukup mabuk" kata Caroline.

Polly meringis, "Anda benar. Kalau begitu istirahatlah nona. Hari sudah cukup larut" kata Polly.

"Hemmm, aku akan disini sebentar lagi" kata Caroline.

Caroline kembali memandangi langit - langit gelap, pandangannya kemudian turun ke arah taman yang ada di bawah kamarnya, dia menangkap bayangan hitam disana. Bergegas dia menuruni tangga menuju taman, sesampainya disana dia tidak melihat siapapun sampai dia mendengar suara bergemerisik dari arah kolam di taman itu.

"Kau masih memiliki hobby menyelinap di kediaman orang lain rupanya?" tanya Caroline kepada sosok dihadapannya.

"Louis..!!" tatap Caroline dingin.

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!