Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Sembari menggenggam tangan Jasmine, Juna menekan bel apartemen Vierra. Hari ini mereka sengaja datang pukul 10 karna ingin mengajak Joshua jalan-jalan dan makan siang di luar. Jasmine tidak keberatan saat Juna meminta ijin untuk membawa Joshua pergi bersamanya. Bahkan Jasmine sudah siap jika Vierra juga harus ikut jalan-jalan bersamanya. Mengingat Joshua yang masih anak-anak dan belum paham status kedua orang tuanya, Jasmine yakin kalau Joshua tidak akan mau jika di ajak pergi bertiga tanpa Vierra.
Alih-alih Jasmine yang gelisah karna akan bertemu dengan masa lalu suaminya, justru malah sebaliknya. Jasmine terlihat lebih santai di banding Juna. Beberapa kali Juna melirik Jasmine dengan tatapan khawatir.
Semenjak menyadari bahwa dia benar-benar mencintai Jasmine, Juna tak bisa mengabaikan perasaan Jasmine. Dia mengkhawatirkan segala hal yang berpotensi mengacaukan perasaan Jasmine.
"Aku baik-baik saja Mas, tidak perlu cemas seperti itu." Tutur Jasmine. sudut bibirnya melengkung, dia memperlihatkan senyum tipis untuk menunjukkan pada Juna bahwa dia baik-baik saja. Karna sejak keluar dari hotel, Juna beberapa kali kedapatan meliriknya dengan tatapan khawatir.
"Maaf ya, kamu jadi berada di situasi seperti ini." Juna mengusap lembut sebelah pipi Jasmine. Tatapannya yang selalu penuh cinta, mampu memberikan kekuatan tersendiri bagi Jasmine.
Dalam posisi yang terlihat sangat romantis dan mesra itu, pintu apartemen tiba-tiba di buka. Muncul sosok Vierra yang menatap pasangan pengantin itu dengan alis menukik tajam. Dia melihat jelas bagaimana Juna mengusap lembut pipi Jasmine dan menatap penuh cinta.
Namun Vierra tidak kaget lagi melihat itu. Dia cukup mengenal Juna selama 1 tahun terakhir ketika kuliah di universitas yang sama. Belum lagi, dia pernah menjalin hubungan spesial dengan Juna selama beberapa bulan. Di mata Vierra, perlakuan Juna memang selembut itu dan penuh cinta.
"Pagi,," Sapa Jasmine ramah. Untuk pertama kalinya dia melihat Vierra dalam jarak yang sangat dekat. Di mata Jasmine, Vierra cukup cantik dan tampak keibuan. Mungkin karna faktor sudah memiliki anak. Usia juga menentukan. Dia sudah 26 tahun, sama seperti Juna.
"Silahkan masuk." Vierra membuka pintu lebar-lebar. Juna dan Jasmine segera masuk ke dalam, mereka berdua duduk di sofa ruang tamu karna di suruh oleh Vierra. Beberapa kali Jasmine selalu tersenyum ketika tatapan matanya bertemu dengan Vierra, namun mantan kekasih suaminya itu hanya menatap datar. Jasmine mencoba memahami situasi, mungkin Vierra tidak nyaman dengan kedatangannya.
"Aku panggilkan Joshua dulu." Vierra beranjak ke dalam.
Selang beberapa menit, Vierra kembali sembari menggandeng Joshua. Anak laki-laki itu langsung melepaskan gandengan tangannya ketika melihat Juna, dia berlari menghampiri Juna dengan binar bahagia dimatanya.
"Daddy,," Joshua menghambur ke pelukan Juna yang sempat berdiri sebelum Joshua memeluknya.
"Aku sudah lama menunggu Daddy pulang." Joshua melepaskan pelukannya untuk menatap Juna, namun tangannya masih menggenggam erat tangan Daddynya.
"Apa Daddy tidak rindu padaku dan Mommy.? Aku rindu Daddy, sudah lama kita tidak bermain bersama kan." Joshua terus berceloteh. Kebahagiaan seorang anak yang bertemu kembali dengan Daddynya tidak bisa di bendung, setelah lebih 1 bulan tidak bertemu.
Jasmine ikut tersenyum melihat reaksi Joshua yang terlihat sangat bahagia. Meski dalam hatinya ada perasaan cemburu yang menggelitik. Cemburu pada keadaan. Karna faktanya ada wanita lain yang telah memberikan Juna seorang anak.
"Daddy minta maaf karna baru menemui kamu." Juna mengusap-usap pucuk kepala Joshua.
"Tidak apa-apa Daddy. Kata Mommy, aku harus sabar menunggu Daddy pulang karna Daddy sedang bekerja. Tapi apakah Daddy tidak bisa bekerja di sini saja.? Jadi aku dan Mommy tidak perlu berpisah dengan Daddy. Iya kan Mommy.?" Joshua menoleh pada Vierra. Ekspresi polos Joshua mampu mengundang senyum getir di bibir Vierra. Ada penyesalan dalam sorot matanya.
"Hai apa kabar,,?" Jasmine menyapa Joshua, dia menyentuh wajah Joshua yang sangat mirip dengan wajah suaminya.
"Ah, aku sampai lupa menyapa. Apa Tante datang dengan Daddy.?" Joshua langsung duduk di samping Jasmine. Bocah 7 tahun itu tidak canggung sama sekali dengan Jasmine. Mungkin karna pembawaan Jasmine yang terlihat ramah dan tulus, membuat anak-anak seperti Joshua ini merasa nyaman untuk lebih dekat
"Hum, aku datang dengan Daddy mu."
"Aku Joshua." Ujarnya memperkenalkan diri.
Jasmine tersenyum karna gemas dengan tingkah Joshua. Anak itu sangat ramah, sifatnya sama sekali tidak mirip Juna.
"Aku Jasmine. Senang bisa bertemu dengan mu. Kamu sangat baik dan tampan." Puji Jasmine.
"Kalian mengobrol dulu saja, aku akan buatkan minum." Vierra beranjak dari sana, dia seperti enggan terlibat dalam interaksi mereka.
Melihat Vierra yang sepertinya ingin menghindar, Jasmine berfikir untuk menyusulnya aga bisa bicara berdua dengannya.
"Nanti kita mengobrol lagi. Tante akan membantu Mommy mu membuat minum." Jasmine berdiri dari duduknya, tangannya sempat di tahan oleh Juna dan suaminya itu menggelengkan kepala. Juna tidak setuju kalau Jasmine berduaan dengan Vierra. Dia khawatir obrolan mereka bisa mengganggu pikiran Jasmine.
"Mas Juna bicara saja dengan Joshua. Beri pengertian pelan-pelan pada Joshua tentang kondisi yang sebenarnya. Akan lebih baik kalau kalian bicara empat mata. Aku juga ingin mengenal Vierra lebih dekat. Karna nantinya kami berdua juga akan terlibat komunikasi yang berkaitan dengan Joshua." Tutur Jasmine.
"Baiklah, selama obrolannya tidak membuat hatimu." Juna akhirnya mengijinkan Jasmine bicara empat mata juga dengan Vierra.
...******...
Begitu sampai di dapur, Vierra tampak terkejut karna melihat Jasmine ada di belakangnya.
"Maaf menyusulmu kesini tanpa ijin. Mas Juna dan Joshua harus bicara empat mata. Kamu tidak keberatan kalau kita juga mengobrol disini kan.?" Tanya Jasmine.
Vierra mengangguk. "Terserah kamu saja." Jawaban yang mengambang seperti ini, membuat Jasmine sadar kalau sebenarnya Vierra enggan bicara dengannya. Tapi Jasmine merasa perlu menjalin kedekatan dengan Vierra. Dia ingin tau seperti apa karakter Vierra.
"Aku rasa kamu wanita yang hebat karna memutuskan mempertahankan Joshua dan merawatnya seorang diri. Saat ini Mas Juna sepakat bertanggungjawab atas Joshua, aku juga dengan senang akan menganggap Joshua seperti anakku sendiri. Kita bisa berbagi peran nantinya." Sambil bicara, Jasmine memperhatikan raut wajah Vierra. Dia diam-diam menilainya hanya dengan ekspresi wajah Vierra ketika mendengarkan perkataannya.
"Sejujurnya, aku bisa mengurus dan membesarkan putraku sendiri. Jika aku merasa tidak sanggup, pasti sejak awal aku sudah kembali pada Juna setelah mengetahui bahwa aku mengandung anaknya." Vierra menarik kursi dan duduk di depan meja makan. Jasmine melakukan hal yang sama untuk duduk berhadapan dengan Vierra.
"Ya, aku paham maksudmu. Semoga kamu tidak keberatan berbagi Joshua dengan kami. Mas Juna hanya ingin terlibat dalam membesarkan Joshua. Karna bagaimana pun, Joshua membutuhkan sosok ayah." Ujar Jasmine yang merasa kalau Vierra tidak suka ada orang lain yang ikut andil dalam mengurus Joshua.
"Joshua memang butuh sosok ayah kandungnya, aku saja yang egois karna memilih pergi dari Juna." Vierra mengukir senyum tipis di akhir kalimat.
"Aku harap kamu tidak menyesali keputusanmu." Jasmine menatap Vierra penuh selidik. Sebab perasaannya mendadak tidak enak ketika melihat senyum Vierra. Entah apa arti dari senyuman itu.
"Menyesal atau tidak, itu adalah urusanku." Jawabnya datar
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG
sy suka banget dengan ceritanya.
untuk endingnya mungkin blum beres, semoga authornya bisa sehat terus sehingga bisa membuat ending dengan sangat bagus. Semangat Terus