Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BALASAN UNTUK CHIKA
Adele terlihat sangat senang sekali sudah membalas Chika. Lalu Anton menyela. "Sudah yuk kita pulang."
"Adele 'kan sudah membalas perbuatannya," kata Anton.
Adele menganggukkan kepalanya. "Ayo." Jawabnya.
"Om Ragil. Adele pulang dulu ya, haching ... " Adele bersin membuat Ragil sangat khawatir.
Ragil hanya mengangguk pelan saja tanpa memperhatikannya karena dia masih akting buta.
Setelah Anton dan Adele sudah pergi dari rumahnya, Ragil langsung menyudahi aktingnya.
"Ke luar cepetan!" perintah tegas Ragil kepada Chika.
Dengan takut dan gemetar Chika berjalan perlahan kearah pinggir kolam renang.
Chika lalu dibantu oleh kedua pembantu itu supaya bisa naik ke atas. Setelah dia berada di atas, Ragil langsung menjambak rambutnya sangat kuat sekali.
"Aaa ... " Chika sangat kesakitan.
"Apa maksudmu berani melukai Adele, hah!" marah Ragil.
"Kamu pembantu tidak tahu diri!" ujarnya.
Ragil langsung membuat Chika tengkurap setelahnya dia menceburkan wajahnya ke air kolam renang dengan rambut kepala masih dia jambak sangat kuat.
Isha, Arfan, kedua pembantu dan kedua anak buah yang masih ada di situ pada diam saja memperhatikan.
"Tuan Ragil dan tuan Arfan orang yang baik asal satu jangan mengusik mereka berdua," batin Isha.
"Ternyata majikanku sangat menyeramkan. Untung saja aku tidak berbuat ulah," batin salah satu pembantu yang syok melihat kekejamannya Ragil.
"Aku harus bersikap baik. Cari pekerjaan sangat susah, di sini gajinya besar walau majikanku menyeramkan," batin pembantu yang lainnya.
Chika sangat gelagapan karena wajahnya dijeburin ke kolam renang oleh Ragil. "Am-Ampun, Tuan," ucap Chika.
Ragil lalu melepaskan kasar jambakan rambutnya Chika lalu berdiri dari duduknya.
"Asa kamu tahu!" marah Ragil sambil menunduk menatap Chika yang masih tengkurap di samping kolam renang.
"Jika saya tidak ke luar kamar tadi, Adele pasti sudah meninggal bodoh!" teriak Ragil.
"Untung saja saya melihatnya!" geram Ragil.
"Arfan." Panggilnya.
"Iya, Tuan," jawab Arfan.
"Potong kedua tangannya dan buang jauh dia dari sini serta bungkam mulutnya supaya dia tidak bisa bicara lagi yang penuh dusta itu!" perintah tegas dari Ragil.
Chika sangat ketakutan sekali. "Ampun, Tuan."
"Ampun, tolong maafkan saya," ucap Chika sambil memeluk kakinya Ragil.
Ragil langsung menendangnya sangat keras. "Tiada kata ampun di dalam hidup dan kamus saya. Kecuali ada pengecualian dari saya!" kata Ragil.
"Jika ada kata ampun di dunia ini. Apakah dia bisa mengembalikan kedua orang tua saya hidup kembali, hah!" marahnya.
Isha meringis mendengar perintahnya Ragil. "Tuan Ragil benar-benar ngeri. Dan cuma Adele saja yang berani berbuat sesuka hatinya kepadanya," batin Isha.
Chika sudah menangis gemetar, setelahnya Ragil beranjak pergi meninggalkan mereka semua untuk masuk ke dalam kamarnya.
Ketika Ragil melewati ruang keluarga dia melihat tas milik Adele yang masih tertinggal di situ. Ragil mengambilnya lalu dia bawa ke kamarnya.
Sedangkan Arfan dan para anak buah langsung menjalankan perintah Ragil.
"Ayo ikut kami!" perintah mereka sambil menyeret paksa tubuh Chika yang sudah lemas karena akan dieksekusi.
Entah akan dibawa ke mana si Chika oleh para anak buah namun yang pasti riwayatnya akan tamat malam ini.
Di saat Arfan dan yang lainnya sudah pergi, Isha mendekati kedua pembantu yang terdiam terpaku karena terkejut plus takut.
"Kalian berdua sudah melihat sendiri bagaimana menyeramkannya tuan Ragil?" ucap Isha dan kedua pembantu itu menganggukkan kepalanya.
"Iya."
"Jadi sekarang bekerjalah dengan baik jangan sampai menyinggung tuan Ragil."
"Kalian harus baik sama Adele. Cuma dia gadis yang sangat tuan Ragil sayangi," kata Isha.
"Baik, Mbak Isha," jawab kedua pembantu itu.
"Satu hal lagi, jangan bocorkan apa saja yang ada di dalam rumah ini kepada siapa pun, mengerti!"
"Jika kalian masih sayang nyawa, jadilah orang bisu supaya mulut kalian tidak bicara sembarangan kepada orang lain," kata Isha lagi.
"Iya, Mbak. Kami mengerti," jawab kedua pembantu itu, setelahnya Isha ikut pergi meninggalkannya.
Sedangkan kembali kepada Ragil lagi.
Setelah masuk ke dalam kamarnya dirinya langsung melepaskan semua pakaiannya yang basah dan cuma memakai bathrobe saja.
Ragil lalu duduk di pinggir ranjang untuk melihat semua buku yang ada di dalam tas milik Adele.
Ragil terkejut ketika melihat semua nilai yang Adele punya. Hampir semuanya seratus dan benar yang paling rendah cuma sembilan puluh empat.
Ragil tersenyum sendiri. Iya dia tersenyum setelah beberapa lama senyuman itu menghilang sejak kedua orang tuanya meninggal.
"Dibalik sifatmu yang bodoh dan oon, ternyata kamu punya kelebihan di bidang lainnya," ucapnya.
Padahal jika Ragil tersenyum begitu ketampanannya menjadi dua kali lipat lebih tampan dan tidak terlihat seperti seorang psikopat.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣