Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
KalZen 17
"Ayo," ucap Kal sembari mengulurkan tangannya pada Zenvia.
Lalu Zenvia berdiri sendiri tanpa memegang tangan Kal.
Lalu Kal menggandeng tangan Zenvia tanpa peduli apakah Zenvia keberatan atau tidak.
"Kal!!" panggil seorang wanita di belakang mereka berdua.
Lalu Kal menoleh begitu juga dengan Zenvia.
Zenvia mencoba melepas tangan Kal tapi Kal tetap tak melepaskannya.
Tampak wanita bertubuh seksi memakai pakaian olah raga yang sangat ketat hingga membuat tubuhnya terlihat sangat seksi di bagian bokong dan dadanya.
Zenvia sedikit menuntupi wajahnya dengan topi putihnya.
"Hmm? Ada apa?" tanya Kal.
"Kau juga olah raga?" tanya wanita itu.
"Ya, lalu?" tanya Kal.
"Kau mau ke Gym?" tanya wanita itu lagi sambil melihat heran pada Zenvia yang sama sekali tak melihat ke arahnya.
Dan wanita itu berpikir bahwa Zenvia adalah sosok wanita sombong dan merendahkannya karena tak melihat ke arahnya padahal mereka berdiri berhadapan.
"Ya," jawab Kal.
"Dia adikmu?" tanya wanita itu lagi.
"Pacarku," jawab Kal random.
Zenvia mendongak ke arah wajah Kal dan Kal mengerlingkan matanya.
"Pacar? Tapi aku tak pernah melihatnya bersamamu ketika kau ke club atau ke manapun," sahut wanita itu.
"Apakah aku harus selalu membawa pacarku ke manapun? Dan itu juga bukan urusanmu," jawab Kal dan dia berbalik pergi.
"Kal!! Apakah tak ada kesempatan lagi untukku?" teriak wanita itu.
Kal tak menjawab apa pun dan tetap berjalan ke arah gedung arena tinju.
Zenvia sedikit tahu situasinya. Zenvia berpikir sepertinya wanita seksi tadi adalah mantan pacar Kal dan Kal sengaja memperkenalkan Zenvia sebagai pacarnya agar wanita itu tak mengganggunya lagi.
Zenvia tak bertanya apa pun dan hanya berjalan mengikuti ke mana kaki Kal melangkah dan membawanya.
*
Setibanya di gedung sasana olah raga itu, Kal langsung membuka topi dan kaosnya dan menaruhnya di bangku panjang. Siang ini tak begitu ramai karena ini adalah weekdays.
"Buka topimu," perintah Kal.
Zenvia membuka topinya dan kemudian Kal membawanya ke area samsak tinju.
Lalu Kal memasangkan sarung tinju ke tangan Zenvia. Sedangkan dirinya hanya memakai balutan kain saja.
Setelah itu, Kal berdiri tepat di depan samsak tinju.
"Lihat aku," ucap Kal dan memberikan contoh cara memukul samsak yang benar.
Kal mengambil ikat rambut di kantongnya dan mengikat rambutnya yang sedikit gondrong itu.
Lalu pria itu kembali memukul samsak di depannya dan Zenvia memperhatikannya dengan seksama.
"Gerakan ini pelan tapi penuh penekanan. Kau mengerti?" ucap Kal.
Zenvia mengangguk tanda bahwa dirinya cukup mengerti.
"Cobalah," perintah Kal.
Lalu Zenvia mulai meninju tapi gerakannya sangat kaku.
"Lagi dan lakukan berkali kali," ucap Kal.
Zenvia kembali memukul samsak itu. Lalu Kal berdiri di belakangnya dan membenarkan posisi kaki serta tangannya.
"Begini," ucap Kal sambil memegang tangan Zenvia dan mencontohkannya gerakan yang benar.
Zenvia meneguk ludahnya karena sedikit gugup akibat punggungnya bersentuhan dengan dada Kal.
"Kau mengerti?" tanya Kal lagi.
Zenvia mengangguk dan Kal melepaskan tangannya.
Lalu Zenvia mulai memukul samsak itu lagi dan dia berharap sudah melakukannya dengan benar karena dia tak ingin Kal berdiri di belakangnya lagi.
"Gerakanmu sudah bagus. Kau cukup cerdas," ucap Kal mengawasi di samping Zenvia.
"Lebih keras lagi. Luapkan semua emosi dan amarahmu pada samsak itu," kata Kal.
Dan Zenvia kembali memukuli samsak itu dengan keras dan bertubi tubi karena mengingat apa yang terjadi pada hidupnya kala itu.
"Ya, teruslah memukul sampai kau merasa puas," ucap Kal.