Takdir Yang Telah Di Tentukan

Reyhan dan andre kembali ke halaman rumah tempat motor baru Reyhan berasa. "nah, sekarang kamu sudah punya motor maka sekarang kamu harus segera berangkat ke kampus agar tidak terlambat. "

"iya yah, Reyhan pergi dulu Assalamu'alaikum! " balas Reyhan sambil mencium tangan ayahnya. ia memakai jaket pemberian ayahnya dan berangkat ke kampus dengan motor barunya itu.

sementara itu, di rumah kirana juga hendak berangkat menuju kampus. tak lupa ia mengunci pintu kontrakan dan berjalan kaki menuju kampus. jarak antara kampus dan kontrakannya tidak terlalu jauh sehingga ia tak perlu menaiki taksi untuk pergi ke sana.

"bismillah! " ucapnya sebelum mulai berjalan.

Kembali ke kediaman Reyhan, Daniel masih kesal akibat ayahnya yang tadi memarahinya ia melampiaskan kekesalan itu pada intan dengan terus menggerutu. "kenapa sih papa selalu aja milih Reyhan daripada aku seolah-olah aku itu nggak layak buat jadi anaknya tau mah. "

"kamu sendiri juga tadi kenapa nggak bilang aja kalo Kamu yang nabrak bi Srini jadinya kita yang di marahin. "

"kan Daniel nggak tau mah, lagian tadi mamah juga keburu marah-marah pada bi Srini sampai akhirnya Daniel juga yang kena imbasnya. "

"ah, udah-udah ya! kamu itu malah bikin mamah pusing pagi-pagi udah sana berangkat ke kampus! "

"ck, iya-iya. " dengan malas Daniel mengambil tasnya dan otw ke kampus tepat pukul 06.49 Daniel tiba di kampus ia terkejut melihat Kirana yang ternyata juga kuliah di kampus yang sama dengannya. begitu menyadari bahwa gadis itu adalah gadis yang sama, Daniel langsung turun dari motornya dan langsung menghadang Kirana

"oho, ternyata kita satu kampus, kebetulan banget. " ucapnya dengan menampakkan senyum sarat akan balas dendam

"minggir dari jalan saya! " Kirana menyadari bahwa pria itu hendak kembali mengganggunya lagi tetapi, ia harus menjaga sikapnya karena itu area kampus.

"kenapa buru-buru? ada urusan yang harus segera kita selesaiin" wajah Daniel langsung berubah marah setelah berkata demikian, dirinya hendak memberi pelajaran kepada gadis itu.

"Hei! sepeda siapa itu? cepat parkir sebelum saya keluarin dari sini! " teriak satpam pada mereka. Daniel seketika mengurungkan niatnya karena bila satpam melihatnya berkelahi, ia tak akan di izinkan untuk masuk kampus.

"liat aja nanti! lo gak bakal selamat dari gue" ancam danil pada Kirana. Daniel pergi untuk memarkir motor miliknya sedangkan Kirana yang sama sekali tak menggubris pria itu pun dengan tenang berjalan ke dalam kampus. tepat setelah Daniel dan Kirana tiba di dalam kampus, Reyhan baru aja tiba di gerbang kampus tersebut.

"wah, rey! motor kamu baru nih kelihatannya? " teriak salah satu teman Reyhan, pria itu bernama Rendra. ia berjalan menghampiri Reyhan untuk melihat motor itu lebih dekat.

"widih, baru di beliin ye sama papa kamu? "

"iya."

"wih, cakep bener itu motor"

Reyhan tersenyum simpul, "alhamdulilah makasih! "

"eh, iya ku dengan ada anak baru yang masuk ke kampus kita. kamu tau siapa rey? "

"aku nggak tau, emang kamu kenal? "

"makanya aku bertanya"

"maaf aku nggak tau dra. "

"hmm... yasudah lah ayo kita masuk!"

"Oke"

Sementara itu, Kirana terus berjalan menyusuri lorong panjang kampus tersebut untuk mencari kelasnya tetapi ia di buat bingung karena ini baru pertama kali ia masuk ke gedung tersebut. sampai akhirnya ia berhenti di depan sebuah ruangan tapi sayangnya ruang itu bukan kelas melainkan klinik kampus. di depannya ada dua jalan yang harus ia pilih

"aku harus ke arah mana? "ucapnya bingung.

Di tengah kebingungan itu, tiba-tiba seorang wanita keluar dari dalam ruang klinik, ia melihat Kirana yang berdiri kebingungan di depan pintu.. ia pun menghampirinya..

"permisi" Kirana menoleh

"maaf, sedang cari siapa? " tanya wanita tersebut

"saya sedang mencari ruang Saya tapi, saya tidak tau di mana tempatnya. " jawab Kirana pelan.

"kami kelihatannya baru di sini? " Kirana mengangguk. sang wanita itu mengulurkan tangan padanya, "selamat datang perkenalkan aku dewi. "

"Kirana, " balasnya sambil menjabat tangan dewi.

"Kamu ambil fakultas apa? akan ku antar ke ruangan mu. "

"fakultas pendidikan sains. "

"Oh, oke ayo ikuti aku! " Kirana mengangguk lalu ia pun berjalan bersama dengan Dewi menuju ke ruangannya