Ternyata Aku Adalah Madunya

"Hahahaha rasakan kalian berdua sebentar lagi kalian akan dapat khasiat nya" gumam Mpok Mira

"Khasiat apa Mpok?" tanya Aldan yang tiba - tiba datang.

Mpok Mira langsung berbalik badan dengan panik nya.

"A-ah ini tuan saya membuat sayur bayam untuk tuan dan mbak Vega, agar tuan dan mbak Vega katanya ini bisa membuat badan lebih sehat dan bugar jadi badan tidak cepat kelelahan saat tuan menjalan kan aktifitas tuan" jawab Mpok Mira dengan mengontrol raut wajahnya agar tidak terlihat panik.

"Oh makasih ya Mpok. Panggil juga Vega kita sarapan sekarang" suruh aldan

"Sudah pak tapi tadi saya lihat pintunya terbuka, dan mbak Vega nya gak ada di kamar. Apa mungkin mbak Vega menginap di rumah mamah tuan" ucap Mpok Mira pura - pura tidak tau padahal dia tau si Vega ada di mana sekarang.

Saat Aldan ingin menjawab terdengar suara langkah kaki pelan turun dari lantai dua.

Tak.... Tak.... Tak.... Tak....

Mereka berdua langsung melihat ke arah tangga dan benar saja itu Vega.

Aldan menutup matanya dan terlihat dahinya mengerut.

"Mbak Vega saya kira mbak Vega nginep di rumah temen" ucap Mpok Mira

"Ng- ngga saya gak nginep. Saya tidur di kamar tadi" balas Vega dengan panik

"Tapi tadi pagi jam 5 an saya beres - beres rumah mbak Vega ga ada di kamar" ucap Mpok Mira membuat mereka berdua saling bertatapan dan terlihat raut wajah panik.

"Tadi mbak Vega ke kamar saya, ada urusan keluarga yang harus di bicarakan" balas cepat Aldan

"Oh. Genting banget kali ya tuan, sampe pagi banget" ucap Mpok Mira sedikit menyindir

"Hahahah begitu lah" balas Aldan

Mpok Mira juga melihat ke arah Vega dengan tatapan curiga sambil mengerutkan dahinya berpura pura terkejut dan bingung dengan pakaian yang Vega pakaian sekarang.

"Saya pakaian gini tadi panik ada masalah sama mantan suami saya, jadi saya gak ganti baju. tapi gak papa lah toh Aldan adik saya" ucap Vega namun masih terlihat gugup

Mpok Mira hanya mengangguk pura - pura mengerti.

"Ya sudah kalau begitu saya kembali ke dapur tuan mbak, ini makanan nya sudah saya siapkan" ucap Mpok Mira

"Iya makasih mpok" balas Aldan.

Mpok Mira pun langsung pergi dan bejalan ke arah dapur.

Vega langsung turun dan berhadapan dengan Aldan.

"Kamu sih udah aku bilang kan jangan pake baju gini di rumah ini, walupun si Aura lagi gak ada di rumah. Kan tetep ada Mpok Mira, apa lagi sekarang ada penjaga dari si Zodi" protes Aldan

"Ya maaf aku tadi males bangun pagi. soalnya kamu kemarin malem kurang fit jadi aku kesel" alasan Vega

"Ya kalo kamu tau tadi malem aku gak terlalu nafsu kenapa kamu malah ngajak terus terusan, ini nih kayanya kamu minta terus jadi kaya gini nih stamina aku jadi menurun" balas Aldan

"Ko kamu jadi nyalahin aku sih" balas Vega dengan raut wajah kesal.

Alhasil mereka pun bertengkar karena masalah sepele ini.

"Hahahah berantem" ucap Mpok Mira sambil tertawa pelan.

Mpok Mira pun meninggalkan mereka yang masih bertengkar.

"Udah lah baru pagi juga udah ribut. Ganti baju sana terus makan" kesal Aldan

Vega pun hanya menurut dan berjalan dengan kesal ke arah kamarnya dengan wajah cemberut nya.

Aldan yang melihat Vega yang cemberut seperti itu hanya bisa mengusap dadanya.

"Baru juga pagi udah ngajak ribut" oceh Aldan

Aldan pun duduk untuk sarapan..

"Kenapa ya akhir - akhir ini gue jadi lemah banget, gampang kecapean terus semalem juga akhh!! Kacau banget" gumam Aldan

"Mpok Mira kayanya tau badan gue lagi lemah, mungkin karena banyak kerja di kantor sampe Mpok Mira nyadar kalo gue lagi kurang stamina" lanjut gumam Aldan

Aldan pun dengan lahap makan makanan yang di masakan Mpok Mira, dia tidak tau jika penyebab stamina nya turun karena makanan dari Mpok mira.

Mpok Mira tau di mana dan berapa dosis racun yang harus Mpok Mira berikan kepada mereka agar tidak terlalu mencurigakan.

Walupun racun yang di berikan Aura sangat samar malah tidak ada bau obat, tidak berwarna dan yang paling penting tidak membuat rasa makanan berubah tapi Mpok Mira ingin semua rencana ini berhasil tanpa ada kebocoran sedikit pun.

Saat Aldan makan di susul oleh Vega yang ikut juga makan dengan lahapnya, tanpa saling menatap dan berbicara mereka makan dengan lahapnya.

10 Menit Kemudian

Aldan langsung pergi tanpa menyapa Vega, dan Vega pun hanya diam tak menggubris Aldan yang pergi.

**

"Nyonya Rianti kapan kami di beri gaji? Kami sudah 1 bulan tidak di beri gaji" komplen Rumi

"Ya kalian kan bekerja di rumah Aura kenapa kalian meminta gaji kepada saya. Minta sama dia" omel Rianti

"Bukan nya kami kerja di rumah nyonya kenapa kami meminta gaji kepada si Aura" balas Lia

"Apa kau bodoh. saya saja di beri uang sama dia berarti kamu juga di gaji sama dia, gimana sih! Telpon aja dia sekarang minta gaji kalian" ucap Rianti

Lia dan Rumi pun pergi ke belakang rumah untuk memikirkan mereka akan menelpon Aura atau tidak.

Rumi saling bertatapan dengan Lia, apa dia harus menelpon Aura apa tidak.

"Gimana? Mau telepon apa ngga, aku ragu soalnya kan kita udah gak kerja di rumah itu" ucap Rumi

"Telepon aja gak papa. toh kita pindah kan karena suruhan tuan Aldan, buka di pecat jadi kita belum di pecat secara sah masih bisa dapat gaji" ujar Lia

"Yaudah kalo gitu aku Telpon sekarang" balas Rumi

Lia hanya mengangguk mengerti, Rumi langsung menelpon Aura.

Drettt.... Dretttt.... Drettt.....

Tut!!!

Aura tidak mengangkat telpon dari Rumi.

"Gak di angkat" ucap Rumi

"Coba lagi. Terus coba, kita gak ada pilihan lain uang kita kan udah mau abis" balas Lia

Rumi pun mencoba kembali menelpon Aura, ada 5 kali Rumi menelpon Aura dan telepon ke 5 kali ini lah Aura mengangkat telpon dari Rumi.

"Halo? Ini siapa" ucap Aura yang tidak tau siapa orang yang sudah menelpon nya ini.

"Halo nyonya ini saya Rumi" ujar Rumi