NovelToon NovelToon
DULU AKU DITINGGALKAN, KINI DISAYANG SULTAN

DULU AKU DITINGGALKAN, KINI DISAYANG SULTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Karir / CEO / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Ketika cinta berubah menjadi luka, dan keluarga sendiri menjadi pengkhianat. Dela kehilangan segalanya di hari yang seharusnya menjadi miliknya cinta, kepercayaan, bahkan harga diri.
Namun dalam keputusasaan, Tuhan mempertemukannya dengan sosok misterius yang kelak menjadi penyelamat sekaligus takdir barunya. Tapi apakah Dela siap membuka hati lagi, ketika dunia justru menuduhnya melakukan dosa yang tak pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Kismin

"Mbak Dela, Bang Arsen kalian pada ngapain ke sini?" Tanya Tika.

Dela dan Arsen cukup terkejut dengan kehadiran Tika yang secara tiba-tiba.

"Tika kamu di sini juga?"

"Iya dong. Setelah dari salon kecantikan aku mau shopping. Pokoknya aku ingin terlihat sempurna di acara pernikahan aku nanti. Kalau Mbak Dela sendiri mau ngapain ke sini?" Jawab Tika dengan balik bertanya.

Dela langsung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dela bingung mau jawab apa. Memang suaminya menyuruhnya untuk membeli baju di sana, hanya saja Dela merasa sayang dengan uangnya karena baju di sana mahal-mahal.

"Jangan bilang kalau Mbak Dela datang ke sini hanya mau lihat-lihat saja," tebak Tika.

"Aduh Mbak. Kalau gak suka gak usah datang ke sini malu. Lihatlah penampilan kamu aja kaya gembel, kok bisa ya kamu diperbolehkan masuk ke sini," lanjut Tika dengan nada mengejek.

"Tika kami datang ke sini tentu saja ingin membeli baju." Arsen tidak ingin adik iparnya itu meremehkan istrinya.

Mendengar perkataan dari Arsen, Tika malah tertawa. "Haha apa tadi kata kamu? Kamu mau membeli baju di sini, yang benar saja. Aku kasih tahu ya, harga baju-baju di sini itu mahal-mahal, kamu mana ada duit untuk membelinya."

Arsen merasa kesal dengan adik iparnya karena dengan mudahnya merendahkan kakaknya sendiri. Andai saja Tika bukan adik iparnya, sudah Arsen sumpal mulutnya yang lemes itu.

"Loh kenapa tidak punya? Aku kan kerja," ujar Arsen.

"Sudah, sudah Tika jangan membuat keributan di sini, malu dilihat orang-orang," Dela tidak ingin adiknya itu mempermalukan dirinya di depan umum. Semua orang yang datang ke sana memang melihat ke arah Tika, karena terlihat Tika sedang cekcok dengannya.

"Ya sudahlah terserah kalian, yang penting aku sudah memberitahumu jika semua harga baju di sini itu mahal. Jangan sampai nanti kalian malah minta dibayarin ya sama aku. Aku ogah jika harus bayarin belanjaan Mbak Dela," peringat Tika.

"Lagian tumbenan sih Mbak Dela datang ke sini, seharusnya Mbak Dela itu bantu-bantu Ibu di rumah. Kasihan tau Ibu apa-apa sendiri di rumah," lanjutnya.

"Jangan bilang kamu kasihan sama Ibu jika diri kamu sendiri saja tidak pernah merasa kasihan dengan Ibu. Selama ini yang bantuin Ibu di rumah itu siapa jika bukan aku," balas Dela dengan kesal, karena seolah-olah dirinya tidak pernah membantu Ibunya di rumah. Padahal baru kali itu dirinya pergi keluar untuk sekadar jalan-jalan dan mencari udara segar.

"Sudah Sayang. Ayo kita cari baju yang cocok untuk kamu," karena tidak ingin ribut, Arsen langsung mengajak Dela untuk segera memilih pakaian.

"Ih gayanya sok banget. Lagian kalau kucel ya kucel aja kali, percuma mau beli baju bagus tapi kalau wajahnya buruk begitu," cibir Tika yang langsung menarik temannya untuk memilih baju malam.

Melihat penampilan Dela tadi, teman Tika sampai tidak percaya jika Dela adalah kakaknya Tika. Tika terlihat cantik, modis, dan berkelas. Sangat berbanding terbalik dengan Dela yang kala itu hanya memakai celana kulot dan kaos oblong yang warnanya sudah agak pudar.

"Kampungan, suaminya kuli bangunan aja pakai sok beli baju di sini. Aku itu takut aja kalau dia sampai nggak mampu bayar, memalukan," gerutu Tika, sedangkan temannya hanya menganggukkan kepalanya setuju.

Arsen melihat ada sebuah baju yang cantik. Baju itu terlihat sangat cocok dengan istrinya, sehingga Arsen mengambilnya.

"Sayang, baju ini sepertinya sangat cocok untuk kamu," ujar Arsen yang memegang gaun warna caramel. Gaun itu terlihat sederhana tapi sangat elegan.

Sementara Dela juga terlihat sangat suka dengan gaun itu, karena gaun itu terlihat sangat cantik, cocok dipakai untuk bersantai atau bepergian.

"Wah baju ini cantik sekali Mas. Kelihatan sederhana tapi terlihat mahal." Saat Dela melihat harganya, Dela terkejut, karena harganya sampai satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah.

"Eh tapi jangan yang ini Mas. Harganya mahal, yang lain saja yang harganya murah," tolak Dela.

Sementara Tika yang kebetulan berada tidak jauh dari mereka sayup-sayup mendengar perkataan dari Dela.

"Haha tuh kan aku bilang juga apa. Sudah deh lebih baik Mbak Dela itu keluar aja dari sini, nanti kalau gak bisa bayar malah malu sendiri," ujar Tika seraya tertawa mengejek.

Baik Arsen dan Dela tidak ada yang menanggapi perkataan dari Tika. Dela langsung mencari baju lain yang sekiranya lebih murah, tapi Arsen tetap mengambil baju yang tadi untuk dibeli.

"Kamu pilihlah yang kamu suka Sayang," ujar Arsen yang diabaikan oleh Dela.

Di sana Dela malah mengambil sebuah baju seperti tank top yang harganya paling murah, yaitu 250 ribu. Dela berniat untuk membeli itu saja, dari pada pergi tanpa membeli apapun.

"Sudah Mas. Dela beli ini aja ayo kita bayar," Arsen hanya mengiyakan seraya mengambil 3 potong baju yang menurutnya sangat cocok untuk istrinya.

Melihat kakak dan kakak iparnya menuju kasir, Tika juga ikut menuju kasir dengan membawa 3 potong baju malam yang Tika sukai. Tika membeli itu tanpa melihat harganya, karena Tika merasa sanggup untuk membelinya. Tadinya Tika kira kakaknya itu hanya membeli satu potong baju, tapi dia salah. Terlihat kakaknya mengambil beberapa potong baju.

"Serius itu mengambil beberapa potong baju? Sudah dilihat harganya? Takutnya nanti malah nggak bisa bayar lagi," cibir Tika.

Sedangkan Dela yang sudah menaruh sebuah tank top di atas meja kasir, langsung melihat ke arah sang suami yang terlihat menaruh beberapa potong baju.

"Mas kamu mengambilnya?" Tanya Dela dengan panik. Dela takut suaminya tidak sanggup untuk membayar, mengingat satu potong baju saja harganya sampai jutaan.

"Iya, aku sengaja mengambilnya untuk kamu," jawabnya.

"Langsung dihitung aja ya Mbak," pinta Arsen, sedangkan Tika hanya tersenyum meremehkan.

"Mas gak usah. Balikin aja ya bajunya," bisik Dela ke suaminya.

"Awas saja nanti kalau gak bisa bayar ya aku gak mau buat bayarin belanjaan kalian," ujar Tika yang tidak ditanggapi oleh Arsen.

Sementara Mbak-Mbak kasirnya merasa ragu dengan Arsen dan Dela, karena penampilan Dela yang terlihat agak kucel. Tapi walaupun begitu dia tetap melayaninya.

"Total semuanya 4 juta lima ratus lima puluh ribu," ujar Mbak kasir yang membuat Dela kaget.

Sedangkan Arsen dengan santainya langsung mengambil dompetnya lalu mengambil salah satu kartu yang berjejer di dalamnya.

"Ini Mbak."

Tika yang melihat Arsen mengeluarkan kartunya merasa terkejut. Tidak menyangka saja Tika jika kakak iparnya yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan bisa punya kartu untuk membayar belanjaannya.

"Wow keren juga ya. Kuli bangunan punya kartu juga rupanya jangan-jangan kartunya kosong lagi," ejek Tika.

Kebetulan di sana kasirnya dua orang sehingga belanjaan punya Tika di total oleh kasir yang satunya lagi.

"Total belanjanya 2 juta lima ratus ribu Mbak," ujar kasir itu. Mbak kasir itu mengira jika Tika banyak duitnya, karena dilihat penampilannya yang modis.

Dengan percaya diri Tika menyodorkan kartunya ke pihak kasir. Sementara Dela dibuat deg-degan. Dela takut jika apa yang dibilang oleh adiknya benar, kalau kartu milik suaminya itu kosong. Mengingat uangnya sudah diberikan kepadanya sebanyak 10 juta.

Tapi di luar dugaan, ternyata kartu milik Arsen bisa membayar semua belanjaan untuk Dela. Pihak kasir yang tadinya mengira Arsen tidak bisa bayar kini jadi merasa tidak enak, karena sudah berprasangka buruk sama pelanggan hanya karena melihat penampilannya.

"Ini belanjaannya terima kasih sudah berbelanja di toko kami," ujar pihak kasir dengan begitu ramah kepada Arsen dan Dela.

Sedangkan Dela merasa lega karena suaminya ternyata bisa membayar semua belanjaan itu.

"Sama-sama Mbak dan ini tips untuk Mbaknya," tidak disangka pihak kasir itu mendapatkan tips, padahal Mbak kasir itu tadi mengira kalau Arsen dan Dela itu orang tidak mampu.

"Wah makasih Tuan," ujarnya.

Tika yang melihat itu merasa begitu kesal, karena kakak iparnya bisa membayar barang belanjaan semahal itu.

"Gila dia bisa bayar cui. Dapat duit dari mana? Gaya banget kuli bangunan saja ngajak belanja istrinya di sini," gumam Tika.

"Keren juga ya kakak ipar lo Ka. Sebenarnya dia itu ganteng lo," ujar teman Tika yang malah memuji kakak iparnya.

"Ih apaan sih."

"Maaf Mbak. Apa ada kartu yang lain? Kartu ini saldonya tidak mencukupi," ujar Mbak kasir yang mengembalikan kartu milik Tika.

Sementara wajah Tika langsung memerah karena malu. Tidak menyangka Tika jika isi kartunya sudah limit.

"Apa aduh gawat kalau kartunya limit. Mau bayar pakai apa ini," gumam Tika yang merasa bingung.

"Bisa bayar tunai saja Mbak," ujarnya.

"Iya sebentar Mbak," Tika yang panik langsung berusaha meminjam uang temannya itu dengan cara berbisik.

"Apa pinjam? Yang benar saja lo masa seorang Tika gak punya duit," ujar temannya, sehingga Tika yang malu langsung membungkam mulut temannya itu.

"Ssst pelankan suaramu."

"Aduh sorry ya Ka. Tapi aku gak bisa bantu, aku juga lagi butuh duit. Kalau gak punya duit udah balikin aja bajunya."

"Ih bisa malu aku," tolak Tika.

"Tapi mau bagaimana lagi."

"Maaf Mbak mau dibayar pakai apa?" Tanya Mbak kasir yang merasa sedikit kesal dengan Tika. Tadi saja terlihat sombong seakan uangnya banyak, tapi nyatanya malah zonk.

"Ya ampun tadi aja gayanya selangit pakai ngatain orang. Eh taunya malah dia sendiri yang kismin," cibir Mbak kasir yang membuat Tika semakin malu.

Karena tidak bisa membayarnya, akhirnya Tika terpaksa mengembalikan barang belanjaannya. Lalu setelah itu langsung cabut dari sana, karena sudah kepalang malu. Tika malah diomeli temannya karena temannya merasa dipermalukan sama Tika. Tadinya minta ditemani ke salon dan shopping tapi Tika malah gak bisa bayar sehingga membuat temannya jadi ikut malu.

1
Nani Haryatiyati
bolehkan aku bahagia Tika 🤣🤣🤣🤣🤣
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ya gimana kemaren riki memperlakukan dela, begitu juga kamu diperlakukan 😂😂
Mimi Riza
keren
Mimi Riza
di tunggu update nya ya kak 😍
Nani Haryatiyati
nahhh gitu dong del
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Nani Haryatiyati
nahhhh gitu dong dela,tunjukkan pesonamu
Nani Haryatiyati
keluar dela,kluar. ngontrak
Mimi Riza
aku nungguin update nya kak
Nani Haryatiyati
bagus cerita nya 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!