NovelToon NovelToon
Dendam Membawa Bencana

Dendam Membawa Bencana

Status: tamat
Genre:Misteri / Desas-desus Villa / TKP / Tamat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.

Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka bakar Raga Dan Jiwa

Ruangan VIP di rumah sakit itu terasa sunyi dan dingin, meskipun AC berdesir lembut di sudut ruangan. Bau obat-obatan yang menyengat menusuk hidung, bercampur dengan aroma disinfektan yang tajam. Bima terbaring lemah di ranjang, tubuhnya nyaris tak bergerak. Wajahnya, yang dulu tampan dan penuh pesona, kini tertutup rapat oleh perban tebal yang menutupi luka bakar mengerikan akibat siraman air keras. Hanya matanya yang terlihat, sepasang mata yang dulu berbinar penuh semangat, kini meredup dan memancarkan kesedihan serta keputusasaan yang mendalam.

Luka bakar itu tak hanya merusak wajahnya secara fisik, tetapi juga menghancurkan jiwanya secara perlahan namun pasti. Ia merasa seperti kehilangan segalanya: harga diri, kepercayaan diri, dan harapan untuk masa depan. Ia merasa malu dan jijik dengan dirinya sendiri, merasa tidak pantas lagi untuk dicintai dan disayangi oleh siapa pun.

Maya duduk setia di sisi ranjang, menggenggam erat tangan Bima yang terasa dingin dan lemas. Air mata terus mengalir deras di pipinya, membasahi tangannya yang sudah keriput. Ia tak menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Suaminya, yang dulu sehat dan kuat, kini terbaring tak berdaya dengan wajah yang rusak parah. Ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Bima dari bahaya, merasa gagal sebagai seorang istri.

"Aku minta maaf, Bima," bisik Maya, suaranya bergetar dan hampir tak terdengar. "Aku minta maaf karena tidak bisa menjagamu. Aku seharusnya ada di sana bersamamu, mencegah hal ini terjadi."

Bima hanya membalas dengan tatapan kosong. Ia tidak bisa berbicara karena luka bakar di mulut dan tenggorokannya sangat parah. Setiap kali ia mencoba untuk mengeluarkan suara, rasa sakit yang luar biasa menusuk-nusuk tenggorokannya, membuatnya terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Ia merasa frustrasi dan marah karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya, tidak bisa mengatakan betapa ia mencintai Maya dan betapa ia menyesal telah menyakitinya.

Di luar rumah sakit, di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, Gita sedang berusaha untuk menghilangkan jejak. Setelah melakukan aksinya yang mengerikan, Gita kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Ia merasa puas karena telah berhasil membalas dendam, telah membuat Bima merasakan sakit yang sama seperti yang ia rasakan dulu. Namun, di sisi lain, ia juga merasa takut dan bersalah. Ia takut akan konsekuensi dari tindakannya, takut akan hukuman yang akan menimpanya jika ia tertangkap. Ia juga merasa bersalah karena telah melakukan tindakan keji yang tidak bisa dimaafkan.

Dengan tangan gemetar, ia membersihkan semua barang bukti yang bisa menghubungkannya dengan kejadian itu. Ia membuang botol air keras yang telah kosong, pakaian yang ia kenakan saat melakukan aksinya, sarung tangan yang melindunginya dari cairan kimia berbahaya, dan semua barang-barang lain yang bisa memberatkannya. Ia membakar semua barang itu di halaman belakang rumahnya, memastikan tidak ada satu pun yang tersisa.

Setelah itu, ia membersihkan dirinya dengan sabun dan air, berusaha menghilangkan semua jejak air keras yang mungkin masih menempel di tubuhnya. Ia menggosok kulitnya dengan keras, hingga terasa perih dan memerah. Ia merasa jijik dengan dirinya sendiri, merasa kotor dan ternoda oleh tindakan yang telah ia lakukan.

Dengan perasaan kalut, ia menghubungi Mbak Riani untuk meminta bantuan. Ia menceritakan semua yang telah terjadi, dengan suara bergetar dan penuh ketakutan. Ia meminta Mbak Riani untuk memberikan alibi palsu jika polisi memeriksanya, meminta Mbak Riani untuk melindunginya dari hukuman.

"Kamu harus tenang, Gita," kata Mbak Riani, suaranya terdengar dingin dan tanpa emosi. "Aku akan membantumu. Tapi kamu harus ingat, kamu tidak boleh menyebut namaku dalam keadaan apa pun. Jika kamu sampai tertangkap, aku tidak mengenalmu. Kamu harus menanggung semua konsekuensinya sendiri."

Gita merasa lega mendengar kata-kata Mbak Riani. Ia percaya bahwa Mbak Riani akan menepati janjinya, akan melindunginya dari bahaya. Ia tidak tahu bahwa Mbak Riani memiliki rencana lain, rencana yang jauh lebih jahat dan licik.

Mbak Riani kemudian mengatur strategi untuk melindungi Gita, sekaligus melindungi dirinya sendiri. Ia menghubungi beberapa temannya di kepolisian, orang-orang yang telah lama ia suap dan manfaatkan untuk kepentingan pribadinya. Ia meminta mereka untuk mengalihkan perhatian dari Gita, untuk mencari pelaku lain yang bisa dijadikan kambing hitam. Ia juga menyebarkan desas-desus tentang kemungkinan pelaku lain, dengan tujuan untuk menyesatkan penyelidikan dan mengalihkan perhatian dari dirinya sendiri.

Di kantor polisi, para penyidik sedang bekerja keras untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Bima. Mereka mengumpulkan bukti-bukti di tempat kejadian, mewawancarai saksi-saksi yang melihat kejadian itu, dan memeriksa rekaman CCTV dari kamera pengawas di sekitar lokasi kejadian.

Salah seorang penyidik, muda yang idealis dan berdedikasi bernama Ardi, menemukan petunjuk yang mengarah pada Gita. Ia menemukan bahwa Gita pernah memiliki hubungan asmara dengan Bima beberapa tahun lalu, dan bahwa hubungan mereka berakhir dengan pahit, meninggalkan luka mendalam di hati Gita. Ardi menggali lebih dalam, menemukan catatan lama tentang pertengkaran hebat antara Gita dan Bima, serta beberapa saksi yang mendengar Gita mengancam akan membalas dendam jika Bima meninggalkannya.

Ardi juga menemukan bukti bahwa Gita berada di sekitar lokasi kejadian pada malam penyiraman air keras itu terjadi. Rekaman CCTV dari sebuah toko di dekat rumah Bima menunjukkan seorang wanita yang mirip dengan Gita sedang berjalan kaki di sekitar area tersebut beberapa jam sebelum kejadian. Meskipun wajah wanita itu tidak terlalu jelas, Ardi merasa yakin bahwa itu adalah Gita.

**********

1
SitiGemini75
aku selalu update kok kak bahkan tidak cuma satu bab bahkan 4 bab
SitiGemini75
ya oke kak tunggu
Mari🧝‍♀️16
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
SitiGemini75: secepatnya kakak
total 1 replies
Donny Chandra
Bikin penasaran!
SitiGemini75: makasih ya kak
total 1 replies
StarJustStar
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
SitiGemini75: oke siap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!