Spin off Satu Malam Nathalie!
Nathalie yang begitu menyayangi Annabelle, anak dari mantan kepala pelayan di Mansion Sturridge ingin sekali menjadikan gadis belia itu sebagai istri sang putra tercinta, Daneesh Rainer Sturridge.
Lalu bagaimana dengan Daneesh sendiri, seorang gubernur muda yang masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya sendiri?
Belum lagi perbedaan usia mereka yang begitu ketara?
Kisah cinta Daneesh dan Annabelle akan di tuang dalam Novel Istri Nakal Sang Gubernur.
Happy reading, jangan lupa dukungan kalian semua reader's tersayang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prince Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 - Hai, Separuh Nyawa!
Suasana masih sama, di kamar inap yang sama, dan yang berbeda hanya satu saja. Kini kondisi Annabelle sudah lebih membaik dari sebelumnya, dan menurut dokter, Annabelle dapat pulang esok hari.
Sudah tidur, sudah makan siang, sudah minum obat, sudah menelpon orang tuanya di London, sudah dikunjungi oleh mertuanya.
Kini Annabelle sedang membuka aplikasi online shop. Ya, sejak dia di rawat, hal yang sering di lakukan adalah berbelanja, menghabiskan uang Daneesh, suaminya.
Sementara Daneesh sendiri, pria itu kini tengah fokus pada meeting menggunakan laptop, dirinya tidak ingin meninggalkan sang istri sejenak, walau Annabelle sudah menyuruhnya untuk pergi ke kantor, tapi tetap saja.
Ya sudahlah!
Sesekali pandangan Annabelle melirik wajah serius suaminya, tampan!
Iseng-iseng, wanita bersuami itu keluar dari aplikasi online shop, tidak sopan kali. Tapi jiwa penasaran Annabelle tinggi, wajar anak muda.
Di lihatnya beberapa aplikasi yang tentunya sangat membosankan bagi usia dirinya. Aplikasi pesan yang hanya di isi oleh teman bisnis suaminya, mungkin saja. Tapi ada satu hal yang membuat kening Annabelle mengernyit heran.
Satu nomor dan satu pesan bertuliskan 'Terima kasih Daneesh 💖'. Tidak ada percakapan sebelumnya, dan Annabelle tahu jika pesan itu tidak dia balas, atau belum?
Kecurigaan Annabelle semakin menjadi saat melihat foto profil seorang wanita menghadap belakang dengan rambut terurai bergelombang.
Sial!
Ini bukannya si tante-tante jahat itu ya?!
Kenapa suaminya masih berhubungan dengan mantannya?
Si Flo itu?
Tapi Annabelle tetap berpikiran positif, barangkali si tante-tante membutuhkan sumbangan lansia, bukan?
Hah!
Annabelle keluar dari aplikasi itu dengan rasa yang sedikit jengkel. Tapi dirinya lebih baik diam saja, menunggu Daneesh menjelaskan jika memang ada sesuatu hal yang cukup penting?
Hingga aplikasi catatan (notes) berwarna merah menyita perhatian Annabelle lagi, dasar sih!
Di bukannya halaman itu, tatapan Annabelle seketika tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Oh My God!
Di dalamnya terdapat beberapa catatan yang di tulis Daneesh sendiri, hanya ada dua buah.
Di bukannya bagian pertama itu. Tapi sialnya terkunci oleh PIN.
Annabelle seketika mengingat tanggal ulang tahun suaminya, setelah di tekan hasilnya adalah salah. Kemudian dirinya memasukkan ulang tahun dirinya sendiri, walaupun terlalu percaya diri tapi tidak masalah.
Seketika degup jantung Annabelle bekerja lebih cepat. Ini gila! Daneesh menggunakan sandinya dengan ulang tahun Annabelle? Dirinya? It's so crazy!
Kemarin dulu, Juli.
______________________________
Hai, Separuh Nyawa.
Selamat datang di dunia Daneesh. Lelaki biasa dan tua yang terus akan mengusahakan kata sempurna hanya untukmu seorang saja.
Aku mencintai, memilih, dan menjatuhkan hati padamu. Wanita ayu yang lebih sempurna di mataku.
Jadilah rumahku untuk pulang, jangan lelah terus memberikan aku dukungan.
Aku ingin menjadi pelengkapmu, bukan hanya sekadar penikmatmu.
Teruslah menjadi tangan saat aku berusaha selalu menjadi kaki. Teruslah bersamaku saat badai mulai datang silih berganti.
Sama-sama kita akan saling melengkapi, mencintai, dan menapaki biduk rumah tangga kita ini.
Janji hati yakin akan kuberi sampai nanti, hingga aku mati. Tanpa terkecuali.
Suamimu. Daneesh Rainer~
______________________________
Deg!
Deg!
Annabelle, wanita itu terpaku, terdiam, meresapi setiap kalimat tulus yang baru saja dia baca. Benarkah pria itu telah mencintai dirinya?
Yah, walaupun dari perlakuan Daneesh selama ini dia tahu apa yang pria itu rasakan.
Mata Annabelle mulai berembun, sebisa mungkin dirinya tahan. Oh, ayolah Anna! Jangan terbawa perasaan!
Tapi mau bagaimana lagi, dirinya tidak menyangka pria yang selalu terlihat kaku itu bisa menulis pesan seromantis ini!
Tuh, 'kan! Annabelle Annabelle!
Harapan wanita itu saat ini mulai terbang, hatinya berbunga-bunga!
Ah! Daneesh!
Kemudian, saat Annabelle ingin membuka notes bagian satunya. Suara Daneesh membuatnya terkejut.
Buru-buru layar handphone dirinya alihkan kembali pada aplikasi online shop.
"Kau kenapa, sayang?" tanya Daneesh panik saat melihat mata Annabelle yang terlihat menahan tangis.
"Kenapa? Kenapa menangis?" lanjutnya lagi.
Annabelle menggelengkan kepalanya, "tidak ada apa-apa Abang, aku hanya rindu Mommy Daddy saja." Kilah Annabelle yang langsung dipercayai oleh suaminya.
Huh!
"Di sini 'kan ada Abang, ada Mami Papi, sebentar lagi pasti Mommy Daddy pulang sayang, apalagi Grandma sudah lebih baik." Tutur pengertian Daneesh.
"Ya sudah, kau sudah pesan belanjaanmu? Kau beli apa saja?" tanya Daneesh mengalihkan perhatian Annabelle.
"Aku belum check out apa-apa, Abang. Tidak tahu mau beli apa?" jawab polos Annabelle, karena memang dirinya belum memilih apapun.
Huh!
"Ya sudah, sini Abang bantu. Bagaimana peralatan riasmu? Masih ada atau sudah habis? Lip balm? Skincare? Bedak?" tanya panjang lebar Daneesh.
"Baru saja aku membelinya kemarin," balas Annabelle.
"Kalau begitu pilihkan pakaian untuk Abang kerja saja sayang," ujar Daneesh memberi masukan.
Annabelle lantas senang mengangguk, kenapa dirinya tidak kepikiran?
Dasarnya wanita jika sudah berbelanja lupa jati diri darimana!
Kemudian Annabelle pun memilih beberapa kemeja, celana, dasi, dan beberapa alat keperluan laki-laki. Harganya pun tidak main-main karena wanita itu memilih belanja di toko terpercaya dan tentunya bermerek di kalangan atas.
🍒🍒🍒
Daneesh kini sudah selesai melakukan meeting, masih di kamar inap Annabelle. Kini langit sudah gelap gulita, malam datang.
Dilihatnya Annabelle yang sudah terlelap tidur setelah makan malam.
Daneesh berdiri, merapikan beberapa berkas dan menutup laptopnya. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sepuluh menit berlalu, kini pria itu keluar dengan tubuh yang sehat dari sebelumnya. Kaos hitam yang dikenakannya terlihat sangat pas di tubuh Daneesh.
Kemudian pria itu segera menyantap makan malamnya seorang diri di atas sofa, dengan tangan di salah satunya membuka ponsel. Daneesh ingin memeriksa pesan yang masuk kepadanya.
Tidak ada yang aneh, tapi notifikasi dari aplikasi online shop begitu beruntun. Dirinya dengan sengaja membuat aplikasi itu, melihat pesanan Annabelle yang dipesan khusus untuknya.
Dilihatnya satu persatu, senyum cerah terpampang di wajah Daneesh. Sesekali netranya melihat wajah Annabelle yang tidur menghadap dirinya.
Cantik!
Daneesh melanjutkan kegiatannya, makanan sudah habis. Kini fokusnya pada pakaian dan beberapa alat kebersihan untuk pria, seperti pencukur bulu di wajah.
Eh? Daneesh seketika meraba janggut di dagunya. Kenapa dia bisa lupa belum membersihkan ini semua? Pantas saja ketika dirinya mencium Annabelle, pasti reaksi tubuh wanita itu menggeliat. Seketika otaknya berputar, oh ternyata itu!
Daneesh kemudian meletakkan ponsel di atas meja yang ada di sampingnya. Dirinya duduk di samping ranjang Annabelle, membenahi posisi selimut wanita itu.
Cup!
Tidak terlewatkan kecupan di kening wanita yang menjadi istri kecilnya itu.
Daneesh kemudian membenamkan wajahnya di atas tangan yang di lipat di sisi ranjang Annabelle. Walau dirinya bisa saja tidur si atas sofa, namun Daneesh tidak ingin kecolongan jika sewaktu-waktu Annabelle ingin pergi ke kamar mandi.
Walaupun leher dan punggungnya kadang terasa pegal dan sakit, tapi ini demi Annabelle.
Apa sih yang tidak untuk istri kecilnya itu?
Sayup-sayup malam di keheningan mulai terasa, detakan jarum jam mulai terdengar jelas. Daneesh sudah terlarut di dalam mimpinya. Kedua tangannya tanpa sadar menggenggam tangan lembut Annabelle.
"Selamat mimpi indah, Daneesh, Annabelle," gumam author.
[ To be continued ]
--------------------------------
Spoiler!!!
Annabelle tidak menjawab apapun, tapi sebelum masuk ke dalam mobil. Dirinya memberanikan diri menatap wajah Daneesh.
Tatapan yang sangat berbeda sekali.
Daneesh menyadari itu semua. Tatapan kekecewaan yang di perlihatkan sang istri saat ini.
Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa sakit dan kecewa yang Annabelle rasakan. Sejenak Daneesh merasa bersalah, tapi emosi pria itu sudah ada di ubun-ubun.
Emosi Daneesh sudah menguasai diri pria itu.