NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Persahabatan / Tamat
Popularitas:244.4k
Nilai: 5
Nama Author: Linda manik

Menjadi orang baik dan tulus tidak lantas membuat seseorang terhindar dari masalah atau cobaan seperti yang dialami oleh wanita cantik bernama Regina. Karena kebaikan untuk membantu sahabatnya. Dirinya harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya.

Tidak ada yang percaya dengan keterangan dari mulutnya. Dia mendadak disebut sebagai pembohong dan wanita murahan oleh pacarnya sendiri. Hingga laki laki yang telah mengambil kegadisannya menyelamatkan Regina dari kata pembohong. Penyelamatan itu hanya sementara waktu. Justru penyelamatan itu adalah awal penderitaan Regina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Pagi hari Regina terbangun. Pagi ini bukan seperti pagi sebelumnya. Pagi ini Regina bangun dari tidur dengan pemandangan Kevin di depan matanya. Ternyata Kevin tidak pindah ke kamarnya tadi malam. Tadi malam setelah mereka menunaikan kewajiban sebagai suami istri. Kevin tertidur dalam keadaan polos tanpa pakaian dan kini Kevin memakai pakaian lengkap berarti tadi malam Kevin terbangun dan tidur bersama Regina adalah keinginannya.

Regina memandangi wajah Kevin. Dia tidak pernah menyangka jika kekasih dari sahabatnya menjadi suaminya meskipun saat ini hubungan mereka bukan seperti sepasang suami istri yang saling mencintai. Regina sangat berharap, dengan ketulusan hatinya melaksanakan kewajiban sebagai istri. Kevin juga bisa menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab bukan hanya bertanggung jawab dalam materi tapi juga bertanggung jawab menyayangi dirinya dan anaknya kelak.

Regina tidak mengingkari jika tanggung jawab Kevin secara materi kepada dirinya dan calon anaknya itu. Bisa dikatakan, Regina tidak kekurangan materi. Kevin memberikan lebih dari cukup. Dan Regina berharap setelah malam pertama yang mereka lakukan sebagai suami istri tadi malam, dirinya dan calon anaknya itu tercukupkan akan kasih sayang dari Kevin. Besar harapan Regina keinginan itu terwujud.

Perlahan tangan Regina turun ke perutnya. Regina mengelus perutnya seakan mengatakan jika ayah dari janinnya itu kini bersama mereka dalam satu ranjang. Regina tersenyum membayangkan anak kelak lahir didampingi sang Ayah. Regina melakukan ini semua demi anaknya. Jika hanya memikirkan dirinya sendiri. Regina tidak ada di ranjang yang sama dengan Kevin tadi malam dan pagi ini.

Senyum di wajah Regina memudar ketika mengingat tadi malam dirinya meminta berpisah kepada Kevin. Benar, tujuan Regina melakukan ini untuk membuat hubungan mereka membaik tapi mengingat pakaian pakaian sudah tersusun ke dalam tas. Regina sangat malu jika menyusun pakaian itu kembali ke dalam lemari. Jika pun dirinya menyimpan kembali pakaian itu ke dalam lemari. Regina ingin mendengar kepastiaan dari Kevin tentang hubungan mereka.

Regina memejamkan mata memikirkan harapannya sendiri setelah melakukan hubungan suami istri tadi malam. Dia tidak mengetahui sifat Kevin seperti apa. Regina takut, Kevin menikmati tubuhnya tadi hanya karena nafsu semata. Regina juga takut sikap suaminya itu kembali ke sikap kasar dan dingin.

Regina masih betah memejamkan matanya meskipun dia merasakan pergerakan di tempat tidur. Sepertinya Kevin sudah terbangun dan turun dari ranjang. Regina merasakan pergerakan Kevin semakin menjauh dari tempat tidur.

Apa yang dilakukan oleh Regina itu sebenarnya diketahui oleh Kevin. Dia yang terbangun terlebih dahulu dibandingkan Regina. Kevin juga sadar, Regina memandangi wajahnya. Dan Kevin juga melihat Regina ketika mengelus perutnya. Kevin tidak bisa lagi berpura pura tidur ketika melihat Regina memejamkan matanya.

Beranjak dari tempat tidur, pandangan Kevin langsung tertuju pada koper milik Regina yang sudah diisi pakaian. Kevin mengingat kegiatan mereka tadi malam dan ingin mengulang kembali kegiatan itu di malam malam yang selanjutnya.

Di tempat tidur, Regina membuka matanya. Dia melihat Kevin memindahkan pakaiannya ke dalam lemari. Seketika Regina sangat senang. Itu artinya, Kevin masih menginginkan dirinya di rumah itu. Regina akhirnya kembali berpura pura tidur dengan tangan mengelus perutnya di balik selimut.

Regina turun dari tempat tidur ketika Kevin sudah keluar dari kamar itu. Pagi itu, Regina langsung membersihkan tubuhnya sebelum berkutat di dapur. Pagi ini, Regina ingin menunjukkan buktinya kepada suami dengan membuatkan Kevin sarapan.

"Kak," pekik Regina terkejut. Ketika dirinya sangat serius memasak Regina terkejut ketika berbalik hendak mengambil sesuatu di dalam kulkas. Kevin berada di belakangnya hanya berjarak sekitar dua meter. Kevin tidak bereaksi apapun. Laki laki itu melangkah ke arah kulkas. Regina menduga, jika Kevin hendak mempersiapkan sarapannya sendiri seperti hari hari sebelumnya.

"Kak, ini sudah aku buatkan sarapan untuk kita berdua. Kakak duduk di Sana saja ya. Sebentar lagi ini matang."

Kevin berbalik arah. Bagaikan kata kata Regina seperti hipnotis. Kevin menurut duduk di meja makan. Laki laki itu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya bersamaan dengan Regina membawa hasil masakannya ke meja makan.

Brakk

Regina terlonjak kaget. Kevin meletakkan ponselnya dengan kasar di atas meja. Regina sudah menduga jika Kevin melakukan hal itu pasti karena melihat status Melati. Tapi Regina bersikap acuh. Melupakan Melati bukan hal yang mudah bagi Kevin dan Regina akan memberikan waktu pada suaminya untuk bisa move on dari Melati. Regina sangat yakin perlahan suaminya itu akan bisa luluh. Melihat Kevin kembali bersedia menyantap masakan nya pagi ini. Sudah cukup bagi Regina untuk bertahan.

Kevin dan Regina sarapan dalam diam. Regina bisa merasakan masakannya sendiri sangat enak dan Kevin juga terlihat lahap makan nasi goreng seafood buatannya.

"Kak, bulan ini aku belum periksa kehamilan," kata Regina setelah melihat piring Kevin sudah kosong. Laki laki itu menatap Regina sebentar kemudian meraih gelas dan meminum isinya.

"Kalau kakak ada waktu, aku mohon ikutlah memeriksakan kandungan bersama ku kak."

Regina menundukkan kepalanya setelah mengatakan permohonan nya itu. Regina sadar, dia terlalu cepat menuntut hal itu dari Kevin tapi Regina mengatakan itu supaya Kevin bisa memberikan kasih sayangnya kepada anaknya mulai dari kandungan. Akan percuma dirinya melayani Kevin di ranjang dan meja makan jika laki laki itu masih saja tidak menginginkan keberadaan janinnya.

"Minggu ini, aku sibuk," jawab Kevin dingin.

"Minggu depan juga tidak apa apa kak."

"Kita lihat saja nanti."

Kevin berdiri. Dia menatap Regina sebentar kemudian berlalu dari meja makan itu.

"Kak, sebentar," panggil Regina ketika Kevin hendak membuka pintu mobilnya. Kevin berhenti.

"Ini kak, aku buatkan bekal untuk kakak. Tapi ini bukan makan siang ya. Ini buah buahan. Kakak kalau di kantor jarang makan buah kan?"

Kevin tidak menjawab tapi menerima wadah berisi buah itu. Regina tersenyum. Seperti istri yang sangat di sayang suaminya. Regina melambaikan tangannya ke arah Kevin meskipun laki laki itu tidak melihat ke arahnya.

"Aku akan sabar, menunggu hati mu mencair untuk ku kak," batin Regina.

Di tempat lain, Melati dan Reza sedang memilih foto di galeri ponsel Regina yang akan dijadikan status.

"Sepertinya foto yang ini lebih meyakinkan jika kita sepasang kekasih asli Za," kata Regina sambil menunjuk sebuah foto dimana mereka berdua bergandengan tangan dengan latar belakang kampus.

"Yakin yang ini?" tunjuk Reza tapi jari jarinya salah menunjuk foto.

"Bukan Za, kamu kurang konsentrasi karena ditunggu Sasa ya," tanya Melati.

"Bukan Mel. Aku kurang konsentrasi karena lapar."

Melati tertawa. Reza memang apa adanya. Laki laki sederhana itu selalu terbuka pada dirinya termasuk tentang Sasa yang semakin gencar mendekati Reza.

"Ini Za, untuk mengganjal."

Melati menyodorkan roti kepada Reza. Laki laki itu terlihat ragu untuk mengambil tapi karena Melati langsung meletakkan ke tangannya. Akhirnya Reza menyantap roti itu juga.

"Mel, mengapa sih kamu sangat baik?" tanya Reza.

Reza tidak salah bertanya. Jarang jarang ada sahabat seperti Melati. Sudah kehilangan kekasih, tapi Melati masih bisa memikirkan kebahagiaan sahabatnya tanpa memikirkan sakit hatinya sendiri.

"Kamu salah Za. Aku bukan orang baik. Kalau aku baik, tidak mungkin nasib ku seperti ini kan?" tanya Melati dengan suara yang getir.

Kehilangan kekasih di saat sudah membicarakan rencana pernikahan tentu saja bukan hal yang mudah bagi Melati. Harapannya hancur tapi dirinya tidak bisa menunjukkan kehancuran itu di hadapan Melati supaya sahabatnya itu tidak merasa bersalah. Sebagai kekasih Kevin hampir tiga tahun. Melati mengetahui watak asli laki laki itu. Kevin bukan lah laki laki yang jahat. Kevin sulit menerima Regina itu semuanya karena besar rasa cintanya kepada Melati.

Saat ini, bisa saja Regina menderita. Dan jika suatu saat nanti, Kevin bisa mencintai sahabatnya itu. Tentu saja Regina akan menjadi wanita yang sangat berbahagia.

"Terhadap orang baik justru yang lebih banyak mendapatkan ujian supaya bisa Naik level Mel. Aku sangat berharap, kamu bisa mendapatkan laki laki yang jauh melebihi Kevin dari segi cintanya kepada mu, dari segi ketampanan maupun kemapanan."

Regina menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Reza. Mana mungkin dirinya bisa mendapatkan laki laki seperti yang dikatakan oleh Reza itu karena ruang lingkup pertemanan nya hanya sekitar teman teman kampus.

"Hei, apa kamu pikir Kevin itu laki laki level teratas?.

Melati tertawa. Baru kali ini dirinya mendengar level teratas dan tentu saja Kevin bukan di level itu. Kevin bukan sultan yang kekayaannya melimpah. Kevin hanya pekerja di salah satu perusahaan besai di kota itu. Walau hanya staf, Kevin mempunyai gaji yang cukup besar yang bisa menghidupi keluarganya di atas standart.

"Mau aku kenalkan kepada sepupu ku?" tanya Reza serius. Melati menggelengkan kepalanya. Saat ini, dirinya belum ingin menjalin hubungan dengan laki laki mana pun.

"Yang ini saja ya," kata Melati lagi sambil menunjuk sebuah foto.

"Oke. Tapi sepertinya untuk foto besok. Kita harus mengganti latar belakang. Bagaimana kalau nanti malam, Kita keluar?"

"Boleh," jawab Melati.

Untuk meyakinkan jika mereka berpacaran. Setiap hari, Melati harus membuat status kebersamaannya dengan Reza di media sosial.

"Yakin tidak mau aku kenalkan dengan sepupu ku, Mel?. Sepupu ku itu baik dan sudah aku anggap sahabat meskipun umurnya lebih tua sepuluh tahun dengan aku. Dia juga tajir. Mau tidak?" tawar Reza lagi. Melati hanya menggelengkan kepalanya menolak tawaran Reza.

"Tampan juga. Tapi lebih tampan aku."

Melati tertawa. Reza memang bisa saja membuat dirinya tertawa dan Melati menyukai hal itu.

"Jangan langsung ditolak. Lihat dulu orangnya. Kalau kamu mau. Aku bisa meminta dia kesini sekarang juga," kata Reza lagi. Lagi lagi Melati menggelengkan kepalanya.

"Coba lihat fotonya tidak mau?" tanya Reza lagi.

"Kamu kok maksa gitu sih Za. Kamu membuat kerja sama dengan sepupu mu itu. Kalau aku berpacaran dengan dia kamu mendapatkan untung?" tanya Melati. Dia merasa heran dengan tawaran Reza itu.

"Ya ampun, dikasih yang paten. Kok ga mau sih. Kamu tahu tidak, sepupu aku itu mirip aktor Korea. Meskipun dia lebih tua dari aku. Dia terlihat awet muda karena kulitnya putih bersih."

"Mana orang nya. Aku jadi penasaran sama sepupu kamu itu. Lihat foto nya saja dulu."

Reza tertawa melihat rasa penasaran di wajah Regina. Laki laki itu terlihat menggeser geser layar ponselnya.

"Ini dia Mel. Tampan dan awet muda kan?.

Reza menunjukkan layar ponselnya ke Melati.

"Pala kau tampan dan awet muda, Za," jawab Melati sambil memukul Reza. Dua insan itu tertawa terbahak bahak karena foto yang ditunjukkan oleh Reza tidak sesuai dengan yang dia sebutkan tadi. Foto yang ditunjukkan oleh Reza itu entah foto siapa. Foto yang memperlihatkan laki laki berkulit hitam dengan rambut kribo dengan semua gigi yang maju ke depan. Sepertinya Reza mencopot foto itu dari media sosial karena Melati juga biasa melihat foto itu di media sosial untuk bahan lelucon.

"Benar Za. Lebih tampan kamu sedikit. Banyakan dia."

Melati dan Reza sama sama tertawa terbahak bahak. Mereka tidak perduli dengan tatapan tatapan pada mahasiswa lain. Begitu cara mereka menghibur diri.

"Mau aku kenalkan dengan wanita cantik Za?" tanya Melati.

"Tidak mau. Tidak mau," jawab Reza menolak sambil tertawa. Melati juga masih tertawa. Reza tahu, Melati akan membalas dirinya dengan balasan yang setimpal.

1
fiyol jelek
g dilanjutin
Wahyu Indriani
gak jelas endingnya
Ayuimuet
lanjuttt
Ayuimuet
lsnjutt5
Ayuimuet
lanjutttttt
Ayuimuet
lanjutttt
Sopiati Sopiati
lanjut
Sopiati Sopiati
nex 55
Sopiati Sopiati
kpn kelanjutan ny bab 27nya
Sopiati Sopiati
regina, km hrs kuat dan tegas
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnn
Hasrie Bakrie
Dikit amat, update lama pas dah update cm 1 bab doank
Rapika Manurung
ee babilh ini orang
semoga ni orang mati
momnaz
nyesekkkk yg nanam benih gk ngerasa bersalah sama sekali
momnaz
Masih nyimak...tapi aku suka karya kak othorrr yang lain..
Agustin Indah Setiyaningsih
bukannya Kevin minggat gara² mulut regina ya!!duh mbulet banget..makanya tho,kalau hamil jangan ngomong aneh²,apalagi kalau masih cinta.
Nur Nuy
lama banget kemana aja thor double up lah kalau gini😃salah paham dah ini ujungnya hadeh
Mariana Hasibuan Riana Hasibuan
lanjut tour.
Sky Blue
Samngt berjuang🥰
Sky Blue
Samnt berjuang buaf Regina, jgan pntang mnuyerah. Kmu pntas mndaptkan kbahagiaan🥺🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!