Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. rencana
Sementara di tempat lain.
Adam yang merupakan kekasih dari Nisa semenjak 2 tahun pertemuan mereka, tampak terlihat galau dan merasa tidak nyaman. dia merasa kalau telah menyakiti Nisa sedalam-dalamnya.
jujur saja, Adam tidak tahu apa yang terjadi dengan perasaannya sendiri. dia sayang pada Nisa, namun hatinya malah terbagi menjadi dua dan lebih memilih Rini. yang nyatanya kehidupan Rini dan latar belakangnya jauh lebih baik daripada Nisa.
keluarganya juga begitu. mereka lebih mau Adam itu menjalin hubungan dengan Rini.
"CK, gue kenapa sih..!! aku kepikiran Nisa terus.. apa sebaiknya aku hubungi saja dia dulu..? kami ngobrol baik-baik, baru setelah itu mengambil keputusan. tapi jujur, kenapa rasa ragu untuk berpisah dengan Nisa malah muncul. padahal, 2 bulan menjalin hubungan dengan Rini tampak biasa-biasa saja." batinnya.
dia memegangi handphonenya dan memandangi wallpaper yang telah terpasang dan telah digantikan dengan foto Rini dan dirinya. dulu, wallpaper foto itu adalah Nisa seorang dengan gaya yang paling disukai oleh Adam. Adam memuji kalau Nisa sangat cantik.
Nisa memang cantik, dia hanya kurang perawatan saja, dan didukung oleh latar belakang keluarga yang tidak memadai. Karena itulah dia mendapatkan minusnya. namun pada dasarnya, Nisa adalah gadis yang baik, pengertian Dan lemah lembut. setidaknya, selama 2 tahun mereka berteman, Adam mengetahui segala sesuatu hal tentang sifat Nisa.
"sudahlah.. ini pasti akan berlalu juga. perlahan-lahan Aku pasti bisa melupakannya. camkan itu Adam, Rini jauh lebih baik ketimbang Nisa. Nisa memang cantik dan pengertian, tapi latar belakang keluarganya tidak memadai. dan kamu masih memiliki keluarga yang harus kamu tanggung." gumamnya pada dirinya sendiri.
walaupun nyatanya Adam tidak yakin, kalau dia bisa berhasil meyakinkan dirinya tentang hal ini. karena memang, dia menjalin hubungan dengan Rini bukan karena cinta, melainkan karena harta dan latar belakang semata. Nisa tidak memiliki harta dan juga merupakan orang yang merantau ke tempat ini, berbeda dengan Rini. kedua orang tuanya adalah PNS, dan tentu masa depan mereka akan jauh lebih baik ketimbang hidup bersama dengan nisa.
*****
malam hari pun tiba. keduanya tampak tidur di tempat yang sama. karena memang di sini hanya ada satu kamar, itupun digabung dengan ruang tamu. selebihnya ada dapur dan juga kamar mandi dan di belakang digunakan untuk tempat jemuran.
Keduanya tampak sedikit gugup. Karena ini memang pertama kalinya mereka berdua tidur dengan lawan jenis. keduanya tampak tidur seperti patung, hanya mata mereka yang berkedip dan menunjukkan kalau mereka sedang dalam kondisi gamang dan tidak baik-baik saja.
(aduh kenapa jadi gugup begini sih.. tenang-tenang.. Aku yakin dia laki-laki yang baik dan tidak akan nyosor begitu saja.) batin Nisa Sambil mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
mereka berdua membagi tempat tidur, dan tidur dengan jarak yang dekat. karena memang hanya ada satu tempat tidur saja dan itu lumayan untuk menampung mereka berdua. walaupun keduanya harus tidur di atas lantai seperti itu.
"mm.. Nisa.. kamu pasti gugup ya..? sama, Aku juga merasa gugup. tapi kamu percayalah, percayalah kalau aku tidak akan melakukan apapun padamu. bisakah kita istirahat..?" tanya Aslan dengan tenang dan dicampur oleh rasa gugup.
Nisa yang mendengar itu memejamkan matanya.
"mm.. sebaiknya kita istirahat saja. karena jujur saja, aku merasa lelah. besok pagi juga aku harus berangkat bekerja. dan sebelum itu aku harus bangun pagi untuk memasak." tuturnya lagi. Untung saja di pagi-pagi buta itu sudah ada orang yang menjual sayur-sayuran, dan bahan masak lainnya. sehingga mereka tidak perlu repot harus menunggu buka pasar dulu.
"mm..aku juga berencana untuk mencari pekerjaan besok. jadi kalau kamu bangun pagi, tolong bangunin aku juga ya." tutur Aslan. mendengar itu, Nisa tersenyum simpul dan menganggukkan kepalanya. kemudian Nisa mencoba untuk mencairkan suasana dan membiasakan diri dalam keadaan ini.
Nisa pun langsung memutar tubuhnya dan memunggungi sang suami. di sana dia langsung meminjamkan matanya hingga tertidur lelap. begitu pula dengan Aslan. dia tersenyum simpul terlebih dahulu dan menatap ke arah punggung istrinya.
"terima kasih.. kalau bukan karena kamu, mungkin sekarang aku sudah tidur di bawah kolong jembatan." ucapnya dengan suara yang pelan dan tentu saja didengar oleh Nisa.
ini Sayang mendengar itu juga ikut tersenyum.
"sama-sama Mas.. dan sebaiknya Mas Langsung istirahat saja. biar besok, Mas bisa bangun dengan perasaan yang tenang dan nyaman."
"mm.. baiklah. selamat malam.."
"selamat malam juga.."
akhirnya mereka berdua pun mencoba untuk memejamkan mata. dan begitu mata terpejam, Nisa langsung terlelap. namun tidak dengan Aslan. dia masih belum bisa tidur. seperti biasa, dia di rumah keluarga Purnomo tentu saja tidak begitu saja bisa tidur lelap. pasti dia akan direcoki terlebih dahulu, dan ditanyai serta dimintai tolong ini dan itu. palingan dia mentok akan istirahat pada pukul 12.00 malam.
karena masih belum merasa ngantuk, dia mencoba untuk membuka matanya lagi. kemudian kembali mengubah posisi tidurnya dengan telentang. dia menoleh sebentar ke arah punggung istrinya yang tampak terlihat berirama itu.
(besok aku harus cari konter.. setelah cari konter aku harus masuk pada situsku dan menarik sejumlah uang. uang itu bisa digunakan untuk membeli handphone dan peralatan elektronik lainnya. kalau sudah ada itu, aku bisa dengan leluasa menghasilkan uang melalui internet.) batinnya.
tentu saja. selama ini dia menyembunyikan kemampuannya. dan di luar dia menikmati uangnya tapi cuma sedikit. dia tidak ingin terlalu terlihat menonjol, karena takut keluarga Purnomo akan mencurigainya.
Aslan adalah laki-laki jujur, baik dan pekerja keras. semua yang dikeloni dan ditekuninya, pasti akan menghasilkan pundi-pundi rupiah. tapi, sekali lagi dia tidak ingin terlihat menonjol, karena takut semua usahanya akan diambil alih. dia juga khawatir kalau mereka akan memanfaatkan dirinya.
karena kecerdasannya itu, dia harus rela dan bersabar selama bertahun-tahun untuk menyembunyikan ini semua.
"seperti itu saja. nanti aku bisa beralasan pergi mencari kerja." gumamnya lagi dengan suara yang pelan.
setelah itu dia pun langsung mencoba untuk terlelap lagi. dan setelah dirinya berhasil merancang apa yang akan ia lakukan besok, ternyata dia mampu tidur dengan lelaki dengan waktu yang sesingkatnya. dan ini tentu saja sangat jarang dirasakan olehnya.
dan terlihat di kontrakan kecil itu, sepasang suami istri yang menikah dadakan kini tampak terlelap dan langsung tenggelam dengan mimpi masing-masing.
ternyata takdir untuk mereka berdua tidak disangka dan tidak diduga-duga. Nisa yang tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Aslan dan memaksa untuk menikah dengannya, tentu saja tidak pernah menyangka. begitu pula dengan Aslan. tapi malam ini, mereka tidur dengan nyenyak dan melupakan sejenak masalah yang menimpa mereka hari ini.