Brian Kurnia adalah laki laki dari keluarga miskin yang sedang mengambil kuliah disalah satu universitas kedokteran di kota jasin. Karena kebutuhan mendesak untuk membayar pengobatan ibunya, dia nekat melakukan rekaya kecelakaan dijalan raya. Namun naasnya dia bertemu pengendara yang salah, alih alih menginjak rem pengendara itu malah menginjak gas dalam dalam sambil menutup mata dengan kedua tangannya. dengan perasaan menyesal Brian tertabrak mobil tersebut dengan kencang. Setelah Brian ditabrak, dia tidak sadarkan diri dan dalam alam bawah sadarnya dia mendapatkan sebuah warisan jurus medis kuno. Setelah mendapatkan warisan itu dia mengetahui segala hal mengenai semua jenis ilmu pengobatan dan jurus bela diri yang luar biasa dan berhasil membuat banyak wanita suka kepada nya. Dalam perjalanannya Brian berhasil membuat namanya menjadi dikenal diseluruh dunia dengan kemampuan pengobatan dan ilmu beladirinya yang hebat. sampai suatu ketika terjadi invasi dari alam lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Yang Tidak Berotak
Brian sedang memikirkan cara menghadapi gadis manja ini, tiba tiba terdengar suara mesin dari jauh yang dikuti oleh tiga mobil off road yang sedang melaju dengan cepat.
Setelah melihat tiga mobil ini, para pemilik kios di sekitar segera menghindar. Dikuti suara tajam dari rem mobil, ketiga mobil ini berhenti di depan kios bakpao Gina, belasan preman turun dari mobil sambil memegang tongkat besi.
Pemimpin dari para preman adalah pemuda yang berumur dua puluhan tahun, ada luka sayatan Panjang di wajahnya, dimulai dari ujung mata sampai dagu, dia terlihat sangat menyeramkan.
"Gawat, bawahan Pak Marco datang ..."
"Sepertinya pemuda itu telat untuk kabur, preman preman itu sudah mengejarnya sampai di sini....”
"Sepertinya ini hal yang cukup rumit, pimpinan berandalan itu bernama Kak Regan, dia sangat kejam…”
Setelah melihat preman preman ini dan mendengar pembicaraan semua orang, Sherlene tiba tiba menyadari sesuatu dan bertanya, "Apa orang orang ini datang karenamu?"
Brian tersenyum, "Betul, mereka datang karena aku, tapi tidak apa apa, ada polisi di sampingku sekarang."
"Lagi lagi kamu menggunakanku sebagai perisai, jangan harap!" kata Sherlene dengan marah. Sherlene sama sekali tidak takut dengan preman preman itu, dia hanya tidak mau dimanfaatkan lagi oleh pria di depannya ini.
Brian berkata, "Tidak boleh, kamu adalah polisi, bagaimana bisa hanya diam melihat rakyat baik sepertiku ditindas?"
"Aku memang polisi, tapi aku sudah pulang kerja." Sherlene tiba tiba teringat sesuatu, dia tersenyum tipis kemudian berbisik kepada Brian, "Sudah kubilang, dilarang berkelahi di nusantara, aku akan menangkap kalian semua jika kalian memulai perkelahian ini."
Sherlene tidak ingin perkataan dia ini didengar oleh orang lain, jadi dia berbisik dalam jarak yang sangat dekat dengan telinga Brian, mereka berdua terlihat seperi pasangan yang mesra di mata orang lain.
“Kenapa kamu begitu kejam?” kata Brian , “Maksudmu, kamu menyuruhku untuk diam saja dan membiarkan mereka memukuliku begitu?”
“Itu urusanmu, yang penting aku akan menangkap kalian semua jika terjadi perkelahian, kita lihat saja bagaimana kamu akan menyombongkan diri lagi,” kata Sherlene sambil tersenyum puas dan menolehkan kepalanya ke samping seakan akan dia tidak peduli dengan hal itu.
Sebagai seorang polisi dengan rasa keadilan tinggi yang kuat, Sherlene tidak mungkin membiarkan preman preman itu, dia hanya ingin Brian membantunya menangkap mereka.
Dengan begitu, selain bisa dengan santai menangkap preman preman, dia juga bisa memberi sedikit pelajaran pada pria yang selalu memanfaatkannya ini, sambil menyelam minum air, begitulah yang Sherlene pikirkan.
Sherlen sangat percaya diri dengan kemampuan Brian, dia bahkan bisa mengalahkan seorang master seperti si Kepala Besi, jangankan preman preman biasa seperti mereka.
Pada saat ini, Gina yang melihat situasi ini langsung berjalan keluar kamar, “Anakku, cepat lari, ada ibu di sini….”
"Tidak apa-apa, Ibu, aku akan mengatasinya, masuklah ke kamar."
Brian takut ibunya terluka, jadi dia langsung mengantar ibunya kembali ke kamar dan menutup pintu.
Regan dan bawahannya berjalan semakin dekat, dia berkata kepada Sherlene, "Polisi Sherlene, apa kamu yakin ingin bermain seperti ini?"
Sherlene mendengus dingin, mengangkat dagunya dan tidak memedulikan mereka.
Brian tersenyum, "Gadis ini ingin bermain dengan dirinya sendiri, bersenang senanglah dan lihat siapa yang akan kalah."
"Kak Regan, pria itu yang memukul kami tadi," tunjuk pria bergaya rambut mohawk ke arah Brian. Mungkin karena terlalu bersemangat, pria bergaya rambut mohawk mengeluarkan sendawa yang keras yang hampir membuatnya menyemburkan bakpao dalam perutnya.
Sambil memegang tongkat besi, Kak Regan berjalan maju dua langkah, dengan sombong dia mengatakan, "Berani beraninya kamu menyentuh anak buah Pak Marco? Sudah bosan hidup?"
Brian berkata dengan ketakutan, "Kak, tadi memang salahku, aku tidak akan melakukannya lagi. Tolong beri aku kesempatan, alku bersedia untuk ganti rugi."
Sherlene mengira akan ada pertunjukkan bagus karena menurutnya Brian pasti akan langsung memukul Regan, tapi ternyata pria itu seorang pengecut.
"Ada apa ini? Pria itu sangat jago berkelahi, kenapa takut dengan preman-preman itu?
Akan tetapi, Kak Regan tidak mengetahui tentang ini, dia semakin bangga karena merasa karismanya sudah menaklukkan Brian.
"Sepertinya kamu memiliki kesadaran diri, kamu bersedia untuk ganti rugi, 'kan? Kalau begitu, beri aku dua miliar lalu berlulut dan meminta maaf kepada saudaraku, maka aku menganggap hal ini tidak pernah
terjadi."
"Boleh saja berlutut dan meminta maaf, tapi aku tidak punya uang sebanyak itu," kata Brian.
Ekspresi Regan berubah dan berkata dengan marah, "Tidak punya uang? Apa kamu sedang mempermainkan kami?"
Brian panik, "Kak, jangan marah, sekarang aku memang tidak punya uang sebanyak itu, tapi aku akan segera mengumpulkan uang itu, tidak akan kurang sepeser pun. Kalau kamu tidak percaya, kamu boleh mengambil pacarku sebagai jaminan, aku akan menebus pacarku setelah mengumpulkan semua uang."
"Dasar pria pengecut, mencampakkan pacarnya di saat kritis."
Regan menoleh ke arah pria bergaya rambut mohawk dan memarahinya, "Kalian membuat malu wajah Pak Marco, bisa bisanya dipukul oleh seorang pengecut sepertinya."
Sherlene yang sedang menonton pertunjukkan itu tiba tiba murka setelah mendengar perkataan Brian, "Hei, apa yang kamu katakan? Sejak kapan aku menjadi pacarmu?"
"Sherlene, jangan begitu, aku juga tidak berdaya, aku pasti akan datang menebusmu setelah mengumpulkan dua miliar," kata Brian sambil menunjukkan ekspresi tak berdaya, "Lagi pula, tadi kakak sudah melihat jelas semuanya, tidak ada gunanya kamu menyangkal hubungan kita."
"Betul sekali, kamu hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena mencari pria pengecut." Regan menatap Sherlene dari atas sampai bawah, sambil menganggukkan kepalanya.
Wanita pada umumnya tidak cocok memakai jaket kulit, tapi proporsi tubuh Sherlene sangat sempurna, dia tidak hanya tinggi dan ramping, bentuk tubuhnya bak biola, sangat seksi. Ditambah wajahnya yang mulus, semua pria pasti akan terpesona olehnya.
"Nona, ikutlah dengan Kak Regan, aku jamin kamu akan hidup berkecukupan…..”
Sherlene tidak bisa menahan emosinya, "Pergi! Aku akan mencungkil matamu jika kamu menatapku lagi."
"Galak sekali, sekarang priamu mau memberikanmu kepada kami, percuma saja kamu mengatakan apa pun."
Regan mengangkat tangannya dan berkata kepada preman preman di belakangnya, "Saudaraku sekalian, bawa wanita ini ke mobilku."
Dengan perintah Regan, setidaknya ada empat sampai lima preman yang langsung bertindak, mereka semua mau mencari kesempatan untuk menyentuh Sherlene.
Brian tersenyum jahil, dia berpura pura menunjukkan ekspresi takut, mundur beberapa Langkah dan bersembunyi di belakang Sherlene.
Sherlene sangat marah, dia tahu lagi lagi dirinya digunakan sebagai perisai lagi oleh Brian.
"Enyahlah kalian, aku bukan pacarnya." Bagaimanapun Sherlene menjelaskan, semua preman itu tidak mendengarkannya, mereka tetap menangkapnya.
"Berengsek! Dasar orang tidak berotak!" Sherlene tahu kalau dia tidak bisa kabur hari ini, jadi dia hanya bisa melampiaskan kemarahannya kepada preman preman ini.
Dia mengangkat tinjunya dan menghantamkannya dengan keras ke hidung salah satu preman, lalu mengangkat kakinya dan menendang preman lain di sampingnya.
Dia mengangkat tinjunya dan menghantamkannya dengan keras ke hidung salah satu preman, lalu mengangkat kakinya dan menendang preman lain di sampingnya.
Preman preman ini tidak memiliki seni bela diri sebagus Kepala Besi, dalam satu kedipan Sherlene mengalahkan mereka semua.
Regan terkejut, dia tidak menyangka wanita itu sangat jago berkelahi, baru saja dia ingin kabur tapi langsung ditendang oleh Sherlene, kemudian menggunakan kedua sepatu hak tinggi dengan tinggi 10 cm untuk melampiaskan amarahnya.
"Berengsek, dasar tidak punya otak, jangan menangkapku, jangan percaya apa pun yang di katakana pria itu... "