Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???
itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.
akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Membuka Diri pada Alaric
Momen pembelaan Siera di kebun menjadi titik balik yang signifikan. Duke Alaric melihat bahwa perubahan Elara adalah hal yang tulus dan berhasil menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Rasa waspadanya tidak hilang sepenuhnya, tetapi kini bercampur dengan rasa ingin tahu dan kekaguman yang mulai tumbuh.
Dalam minggu-minggu berikutnya, kolaborasi rahasia mereka melawan Countess Seraphina semakin intens.
Berbagi di Ruang Kerja
Setiap malam, setelah anak-anak tidur, Anya akan pergi ke ruang kerja Duke Alaric untuk membahas strategi. Interaksi mereka kini jauh dari formalitas kaku yang biasa. Duke Alaric mulai melihat Elara yang baru: cerdas, strategis, dan sangat bersemangat.
Pada suatu malam, Anya sedang menjelaskan tentang bagaimana Seraphina mungkin menggunakan jaringan pedagang untuk menjebak Duke.
“Seraphina tidak akan menyerang langsung. Dia akan menyerang dari kelemahanmu, Alaric,” jelas Anya, menunjuk peta. “Jika dia bisa memanipulasi harga impor gandum melalui para pedagang kecil ini, itu akan terlihat seperti kesalahan manajemen di pihakmu, bukan sabotase.”
Duke Alaric menatapnya dengan kekaguman yang nyaris tidak tersamarkan. "Bagaimana kau tahu detail jaringan perdagangan ini?"
Anya tersenyum misterius. "Aku adalah seorang pengamat yang baik, Alaric. Selain itu, bukankah aku seorang pebisnis sekarang? Aku harus tahu bagaimana pasar bekerja. Kompetisi di pasar teh dan sabun sama kejamnya dengan di politik."
Duke Alaric tertawa kecil—suara yang jarang terdengar. “Kau benar. Aku tidak pernah mengira kau memiliki selera yang begitu tajam untuk intrik bisnis. Bisnismu, Calla, bagaimana perkembangannya?”
Anya merasa inilah saatnya untuk berbagi, sedikit demi sedikit, tentang perjuangannya.
"Bisnisnya berjalan baik," jawab Anya, meletakkan pena. "Tetapi ini sangat sulit, Alaric. Aku harus menghadapi pesaing yang curang, pemasok yang tidak jujur, dan stigma karena menjual produk dari seorang wanita bangsawan. Gretchen sangat membantu, tetapi aku harus menjadi penggerak utama."
Dia menghela napas. "Kadang-kadang, aku merasa sangat lelah. Aku merindukan pekerjaan yang mudah, di mana aku hanya perlu menggambar desain dan tidak khawatir akan dihancurkan oleh musuh."
Anya sengaja menyelipkan sedikit kebenaran dari kehidupan masa lalunya.
Duke Alaric memperhatikan ekspresi lelah dan tulus di wajah Elara. Ia melihat seorang wanita yang berjuang mati-matian untuk kemandiriannya. Ia telah melihat Elara yang dulu menikmati kemalasan, kini bekerja lebih keras daripada siapa pun di mansion itu.
"Mengapa kau tidak menyerah?" tanya Duke Alaric, suaranya tenang. "Kau bisa kembali ke kehidupan lamamu. Kau tidak perlu bekerja keras seperti ini."
Anya menatap Duke Alaric. "Karena aku tidak mau, Alaric. Aku tahu nasib Elara yang lama. Nasib itu adalah kematian yang mengenaskan. Kesuksesan dan kemandirian ini adalah satu-satunya caraku untuk menjauhinya. Aku harus membuktikan bahwa aku tidak membutuhkan siapa pun untuk bertahan hidup. Itu adalah pertahanan terkuatku."
Kesan dan Rasa Hormat
Kejujuran Anya, meskipun parsial, menghantam Duke Alaric. Ia menyadari bahwa Elara tidak mencari kekaguman, tetapi hanya mencari kelangsungan hidup. Dan dalam prosesnya, ia telah berubah menjadi seseorang yang tangguh, cerdas, dan mandiri.
"Kau wanita yang luar biasa tangguh, Elara," puji Duke Alaric, nadanya dipenuhi rasa hormat yang baru. "Aku harus mengakui, kau telah mengajariku sesuatu. Aku hanya melihat wanita bangsawan yang lemah dan bergantung. Kau adalah pengecualian."
"Terkadang," kata Anya, tersenyum kecil. "Ketakutan adalah motivasi terbaik, Alaric."
Duke Alaric mengangguk. "Aku senang kau tidak menyerah pada ancaman Seraphina. Banyak bangsawan lain yang akan menyerah. Kau berani."
"Aku harus berani. Aku punya banyak hal untuk dipertaruhkan, Alaric. Bukan hanya hidupku, tetapi juga ikatan yang kurus dengan Siera dan Rian."
Momen Jeda
Setelah strategi dan pengakuan yang intens, terjadi keheningan yang nyaman di antara mereka. Duke Alaric mengambil teko teh dan menuangkan teh untuk mereka berdua—sebuah tindakan intim yang jarang dilakukan oleh seorang Duke.
"Bagaimana kau tahu cara membuat teh ini begitu lezat?" tanya Duke Alaric, mencicipi Teh Vitalitas buatan Anya.
"Itu adalah rahasia dagang, Duke," canda Anya. "Tapi aku bisa mengatakan, ini adalah campuran dari semua yang kusukai: damai, kuat, dan sedikit tidak terduga."
Duke Alaric menatapnya, ada sedikit senyum di sudut bibirnya. Mereka tidak lagi berbicara sebagai suami-istri yang terikat kontrak, tetapi sebagai dua orang dewasa yang saling menghormati kecerdasan dan perjuangan masing-masing.
"Aku akan mendukungmu melawan Seraphina," kata Duke Alaric. "Dan aku akan membantumu melindungi bisnismu dari siapa pun yang mencoba menjatuhkannya. Kau adalah aset berharga bagi keluarga ini, Elara. Jangan meragukan itu."
Pengakuan itu terasa seperti kemenangan besar bagi Anya. Ia telah mengubah kebencian menjadi rasa hormat. Ia telah berhasil meyakinkan Duke Alaric bahwa ia adalah sekutu, bukan musuh. Ini akan menjadi fondasi baru, fondasi yang jauh lebih kuat daripada cinta palsu yang dituntut Elara yang lama.
...****************...
Bersambung....
Terima kasih telah membaca📖
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️