NovelToon NovelToon
Cincin Peninggalan Kakek

Cincin Peninggalan Kakek

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:25.2k
Nilai: 5
Nama Author: RivaniRian21

Di sebuah desa kecil di lereng Gunung Sumbing, Temanggung, hidup seorang pemuda bernama Arjuna Wicaksono. Sejak kecil, ia hanya tinggal bersama neneknya yang renta. Kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan saat ia masih balita, sementara kakeknya telah lama pergi tanpa kabar. Hidup Arjuna berada di titik terendah ketika ia baru saja lulus SMA. Satu per satu surat penolakan beasiswa datang, menutup harapannya untuk kuliah. Di saat yang sama, penyakit neneknya semakin parah, sementara hutang untuk biaya pengobatan terus menumpuk. Dihimpit keputusasaan, Arjuna memutuskan untuk merantau ke Jakarta, mencari pekerjaan demi mengobati sang nenek. Namun takdir berkata lain. Malam sebelum keberangkatannya, Arjuna menemukan sebuah kotak kayu berukir di balik papan lantai kamarnya yang longgar. Di dalamnya tersimpan cincin perak kuno dengan batu safir biru yang misterius - warisan dari kakeknya yang telah lama menghilang. Sejak menggunakan cincin itu, kehidupanNya berubah drastis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hartono Brotoadikusumo

Senyum kecut di wajah Arjuna bukanlah tanda kepasrahan, melainkan tanda bahwa kesabarannya telah habis. Ia tidak akan membiarkan kesalahan yang sama terjadi dua kali di depan matanya. Ia tidak akan menunggu hingga detik-detik terakhir.

Saat si 'perawat' itu baru saja akan memulai kompresi dada yang kedua, Arjuna bergerak.

Ia tidak lagi ragu-ragu. Ia langsung menembus kerumunan, langkahnya cepat dan penuh tujuan.

"Minggir!" katanya. Suaranya tidak keras, namun mengandung otoritas dingin yang sama seperti saat di dalam ambulans, membuat orang-orang di dekatnya refleks memberi jalan.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?! Saya sedang menolong pasien!" teriak si perawat, kaget dan marah karena diinterupsi.

Arjuna tidak menjawab. Ia menyingkirkan tangan si perawat dari dada sang kakek dengan satu gerakan yang sopan namun sangat tegas dan tak terbantahkan. Tanpa mempedulikan teriakan protes dari si perawat atau gumaman kaget dari kerumunan, Arjuna berlutut.

Ia tidak melakukan CPR. Ia tidak melakukan hentakan. Ia melakukan sesuatu yang tidak masuk akal bagi semua orang yang melihat.

Dengan bimbingan insting dan kekuatan cincinnya, Arjuna menempelkan dua jarinya di satu titik spesifik di bawah tulang selangka sang kakek. Ia memejamkan mata sejenak, berkonsentrasi, lalu menekan titik itu dengan keras dan singkat.

DEG!

Sebuah denyut energi yang samar dan tak terlihat oleh mata biasa seolah mengalir dari jari Arjuna ke dalam tubuh sang kakek.

Seketika itu juga, keajaiban terjadi.

Tubuh sang kakek yang tadinya lemas dan membiru, tiba-tiba tersentak hebat seolah baru saja disetrum. Matanya terbuka, dan ia terbatuk dengan keras, menghirup udara dengan rakus seolah baru saja muncul dari dalam air. Wajahnya dengan cepat kembali mendapatkan warnanya. Penyumbatan di dalam tubuhnya seolah lenyap begitu saja.

Hening. Total.

Si perawat menatap dengan mulut ternganga, tangannya masih membeku di udara. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Tidak ada penjelasan medis untuk itu. Kerumunan orang terdiam, menyaksikan keajaiban yang mustahil.

Sebelum si perawat atau siapa pun sempat memproses keajaiban itu dan bertanya, Arjuna langsung berdiri. Ia menatap sang kakek yang kini sudah ditangani oleh istrinya yang menangis haru, memastikan ia sudah aman.

Lalu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia berbalik badan dan dengan cepat menghilang di antara keramaian lalu lintas, seolah ia tidak pernah ada di sana. Meninggalkan kebingungan total, seorang kakek yang selamat secara ajaib, dan seorang 'perawat' yang ilmunya baru saja dipatahkan oleh sebuah sentuhan misterius.

Keheningan yang tadinya mencekam kini pecah oleh suara batuk sang kakek dan isak tangis bahagia dari istrinya.

"Pak! Bapak! Kamu tidak apa-apa, Pak!" Sang nenek memeluk suaminya yang masih terduduk lemas di aspal, air matanya membasahi kemeja kusam pria tua itu.

Setelah memastikan suaminya benar-benar bernapas, sang nenek mengangkat kepalanya, matanya yang sembab mencari-cari di antara kerumunan. Ia ingin mengucapkan terima kasih, ia ingin bersujud di kaki pemuda yang baru saja mengembalikan belahan jiwanya dari ambang kematian.

"Pemuda tadi... di mana dia?" tanyanya pada orang-orang di sekitarnya. "Mana pemuda yang menolong suami saya?"

Orang-orang ikut mencari, menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi sosok pemuda berpenampilan sederhana itu telah lenyap, ditelan oleh keramaian kota seolah ia hanyalah bayangan. Sang nenek hanya bisa menatap kosong, hatinya dipenuhi rasa terima kasih yang tak tersampaikan.

Sementara itu, wanita yang mengaku sebagai perawat masih terduduk di atas lututnya, membeku. Wajahnya pucat pasi. Ia menatap tangannya sendiri, lalu ke arah sang kakek yang kini sudah bisa berbicara dengan terbata-bata. Pikirannya kosong. Semua yang ia pelajari, semua prosedur darurat yang ia hafal, terasa seperti lelucon. Ia datang sebagai seorang ahli, seorang penolong, namun ia baru saja dipermalukan oleh sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Rasanya seperti sebuah tamparan keras yang tak terlihat, meninggalkan bekas yang panas dan memalukan di harga dirinya.

Kerumunan orang mulai berbisik-bisik, suara mereka penuh dengan ketakjuban.

"Ajaib... disentuh begitu saja langsung sadar..."

"Ilmu apa itu tadi ya? Kayak di film-film..."

"Datang tiba-tiba, pergi tiba-tiba. Siapa anak itu?"

Beberapa saat kemudian, sirene yang sejak tadi mereka tunggu akhirnya tiba. Sebuah ambulans datang dengan tergesa-gesa. Dua orang petugas medis melompat turun dengan tandu dan peralatan darurat, siap untuk menangani kasus henti jantung.

Mereka tampak sangat bingung saat mendapati pasien mereka sudah duduk dan sadar, meskipun masih terlihat sangat lemah.

"Lho? Apa yang terjadi? Laporannya pasien tidak sadarkan diri," tanya salah satu petugas pada kerumunan.

Beberapa orang mencoba menjelaskan secara bersamaan.

"Tadi memang pingsan, Mas! Mukanya sudah biru!"

"Terus ada anak muda datang..."

"...nggak tahu diapain, cuma disentuh dadanya, eh langsung batuk-batuk!"

"...langsung pergi orangnya, nggak tahu ke mana!"

Para petugas medis itu saling berpandangan, jelas skeptis dengan cerita yang terdengar seperti dongeng itu. Mereka mendekati sang perawat yang masih syok untuk meminta keterangan yang lebih profesional, namun wanita itu hanya bisa menggelengkan kepala dengan tatapan kosong.

"Sudah, sudah," kata petugas medis senior, memutuskan untuk fokus pada pasien. "Walaupun sudah sadar, Bapak tetap harus kami bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lengkap. Kita harus pastikan tidak ada masalah lain."

Sang kakek, dengan bantuan istrinya, akhirnya dipindahkan ke atas ranjang troli dan didorong masuk ke dalam ambulans. Sebelum pintu ditutup, sang nenek masih sempat menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru, matanya yang tua masih berharap bisa menemukan wajah penolong misterius suaminya.

Ambulans itu pun melaju pergi, meninggalkan keramaian yang perlahan mulai bubar, masing-masing membawa cerita luar biasa mereka sendiri. Yang tersisa hanyalah sang perawat yang masih terduduk di trotoar, sendirian dengan rasa malunya, dan sebuah legenda baru yang mulai berbisik di sudut jalanan Jakarta tentang seorang pemuda dengan sentuhan ajaib.

Arjuna tidak pernah tahu, dan mungkin tidak akan pernah menduganya. Pasangan tua yang ia tolong di pinggir jalan yang ramai itu bukanlah orang sembarangan. Mereka memang terlihat sederhana sore itu, hanya mengenakan kemeja batik dan kain biasa. Tapi itu karena mereka sedang sengaja berjalan santai di lingkungan rakyat biasa untuk melatih kesehatan mereka, mencoba untuk sesaat lepas dari sangkar emas yang selalu mengelilingi mereka.

Kakek yang ia selamatkan adalah Hartono Brotoadikusumo, atau lebih dikenal sebagai Kakek Broto, seorang konglomerat pendiri dari Broto Group, salah satu perusahaan raksasa yang bisnisnya menggurita di berbagai sektor di Indonesia.

Saat ambulans tiba di rumah sakit paling mewah di ibu kota, status mereka yang sesungguhnya langsung terungkap. Tim dokter terbaik segera menyambut mereka. Kakek Broto tidak dibawa ke ruang gawat darurat umum, melainkan langsung ke sebuah kamar perawatan VVIP yang lebih mirip suite hotel bintang lima.

Di dalam ruangan itu, setelah serangkaian pemeriksaan canggih, seorang profesor dokter senior menatap hasil rekam medis Kakek Broto dengan kening berkerut.

"Ini sebuah keajaiban, Pak Broto," kata sang profesor. "Tidak ada tanda-tanda kerusakan pada jantung sama sekali. Saturasi oksigen dan tekanan darah Bapak sudah kembali stabil dengan sangat cepat. Kami hanya menemukan sedikit iritasi di tenggorokan, seolah Bapak sempat tersedak hebat. Tapi selain itu, semuanya bersih. Jujur, kami tidak bisa menjelaskan secara medis bagaimana kondisi Bapak bisa pulih secepat ini."

Kakek Broto, yang kini sudah berbaring dengan nyaman di ranjangnya, hanya tersenyum tipis. Ia tahu apa yang terjadi bukan keajaiban medis, melainkan keajaiban dari tangan seorang pemuda asing.

Istrinya, Nenek Lastri, duduk di sampingnya sambil terus mengucap syukur.

Setelah sang profesor dokter pergi, wajah Kakek Broto yang tadinya terlihat lemah berubah menjadi tegas dan penuh wibawa. Tatapan seorang pebisnis ulung yang telah membangun kerajaan dari nol kembali terpancar. Ia menekan sebuah tombol di samping ranjangnya.

Tak lama, seorang pria tegap berpenampilan eksekutif dengan setelan jas mahal masuk dan membungkuk hormat. Dia adalah Hendra, asisten pribadi sekaligus kepala keamanan kepercayaan Kakek Broto.

"Hendra," panggil Kakek Broto, suaranya masih sedikit lemah namun penuh dengan perintah yang tak terbantahkan. "Saya mau kamu kerahkan semua orang."

"Siap, Pak. Apa yang harus kami lakukan?" jawab Hendra sigap.

"Tadi, saya hampir mati di pinggir jalan," lanjut Kakek Broto. "Bukan karena jantung. Saya tersedak. Dan seorang pemuda menyelamatkan saya."

Ia menatap Hendra dengan tajam. "Cek semua CCTV di sekitar lokasi kejadian. Toko, lampu merah, gedung perkantoran, apa saja yang bisa kau dapatkan. Saya mau lihat wajah pemuda itu dengan jelas. Saya mau tahu siapa dia."

Kakek Broto berhenti sejenak, menarik napas. "Temukan pemuda itu. Apapun caranya. Berapapun biayanya."

Nenek Lastri menimpali dengan suara bergetar. "Benar, Hendra. Kami bahkan tidak sempat mengucapkan terima kasih. Pemuda itu... dia seperti malaikat yang diutus untuk kita. Kita harus membalas budinya."

Hendra mengangguk mantap. "Baik, Pak. Baik, Bu. Akan segera saya laksanakan."

Ia membungkuk hormat sekali lagi, lalu berbalik dan keluar dari ruangan. Ponsel sudah menempel di telinganya bahkan sebelum pintu tertutup, suaranya terdengar memberi instruksi dengan cepat dan efisien.

Sebuah operasi pencarian besar-besaran, dengan sumber daya tak terbatas dari Broto Group, kini telah dimulai.

Di ranjangnya, Kakek Broto menatap ke luar jendela VVIP-nya, memandang kerlip lampu kota Jakarta. Di suatu tempat di antara jutaan manusia itu, ada seorang pemuda misterius yang memegang kunci keajaiban. Dan Kakek Broto bertekad untuk menemukannya.

1
agus purnomo
kopi plus vote suhu
biar nulisny makin lancar...💪
Was pray
kalau merasa terbebani dengan cincin warisan kakeknya ya dilepas saja Juna, daripada kamu mengeluh terus, kayaknya gak ikhlas menerima takdirmu juna
Aman Wijaya
jooooz jooooz gandos lanjut terus
Aman Wijaya
lanjut terus Thor
Aman Wijaya
top markotop ceritanya Thor lanjut
Aman Wijaya
jooooz pooolll lanjut terus
4U2C
𝘆𝗮 𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗮𝘀𝗮𝗹 𝘂𝘀𝘂𝗹𝗺𝘂 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗯𝗶𝗮𝗿 𝗽𝗮𝗿𝗮 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 𝘀𝘂𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗸𝗶𝘀𝗮𝗵𝗺𝘂..
4U2C
𝗷𝗮𝘂𝗵𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴-𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗼𝗻𝗴𝗹𝗼𝗺𝗲𝗿𝗮𝘁 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝗼𝘀𝗼𝗸 𝗸𝗼𝗻𝗴𝗹𝗼𝗺𝗲𝗿𝗮𝘁 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗵 𝗻𝘆𝗮,,𝗶𝘁𝘂 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝘀𝘂𝗹𝗶𝘁𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽𝗺𝘂 𝗻𝗮𝗻𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮,,𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗮𝗽𝗮-𝗮𝗽𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮 𝗺𝘂𝗻𝘀𝘂𝗵𝗺𝘂 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮-𝗱𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮..𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗹𝗮𝗵 𝗿𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝗯𝗮𝗻𝘁𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗻𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗺𝗽𝘂..𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗴𝗶𝘂𝗿 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘆𝗮 𝗿𝗮𝘆𝗮..
4U2C
𝗽𝗮𝗰𝗮𝗿 𝗺𝗶𝗮 𝗥𝗜𝗔𝗡 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗦𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗜𝗢𝗡,,𝗮𝗽𝗮 𝗮𝗱𝗮 𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗗𝗜𝗢𝗡 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗠𝗜𝗔 𝘆𝗮,,𝗱𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗴𝗶 𝗸𝗲𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗶𝗯𝘂 𝗟𝗜𝗔𝗡𝗔 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗠𝗜𝗔,,𝗺𝗲𝗹𝗮𝗺𝘂𝗻,𝗮𝗽𝗮 𝗺𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗺𝗲𝗹𝗼𝗻𝗴𝗼..𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗮𝗿𝗮𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗱𝗲𝗸𝗮𝘁 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮..𝗺𝗮𝘂 𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗔𝗥𝗝𝗨𝗡𝗔 𝗯𝗶𝗮𝘀𝗮 𝗮𝗷𝗮 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗸𝗲𝗿𝗮𝘀,,𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗴𝗮𝗱𝗶𝘀 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝗮𝘀𝗮,,𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗠𝗜𝗔 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗔𝗨𝗟𝗜𝗔,,𝗽𝘂𝘁𝗿𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘆𝗮..
agus purnomo
kopi lagi suhu
Aman Wijaya
lanjut terus Thor semangat semangat ditunggu lagi updatenya 💪💪💪 sehat selalu untukmu Thor sehingga bisa berkarya terus
Aman Wijaya
Arjuna rasa disidak seperti seorang terpidana lanjut terus Thor lanjut
Aman Wijaya
jooooz pooolll Thor 💪💪💪
Aman Wijaya
babat semuanya Juna jangan beri ampun bikin mereka semua tidak bisa bangun
Aman Wijaya
top top markotop lanjut terus Thor semangat semangat semangat
Aman Wijaya
lanjut terus Thor lanjut
Aman Wijaya
jooooz jooooz pooolll Thor lanjut terus
Rita Natalia
Dion siapa ya ?
Achmad
ayo Thor lanjut semangat jangan kendor
Achmad
semangat Thor lanjut semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!