Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah acara lamaran usai, kini waktunya beramah tamah sekalian mencicipi hidangan yang telah tersedia. Para tamu dan keluarga nampak mengobrol dan saling bercengkrama. Namun tidak dengan Kaira, setelah Nana dan Nunu yang menjadi mainannya tertidur. Kini ia nampak kembali tak bersemangat.
Kak Naira pamit lebih dulu karena kasihan kedua anaknya yang sudah terlelap akan terganggu dengan suara ramai. Dan Kaira hanya diam dengan perasaan yang entah. Masih terlintas jelas pertanyaan para keluarga yang membuatnya kepikiran.
Rayya yang juga ikut kedua orangtuanya tersenyum melihat kakak ipar sendirian. Dia segera melangkah mendekati Kakak iparnya yang tengah merenung dengan piring yang masih penuh.
"Ngapain bengong aja kak? Abang nggak akan ke lain hati kok!" celetuk Rayya yang duduk dengan menyenggol tubuh Kaira.
Kaira menoleh dengan senyum mengembang, Rayya memang satu frekuensi dengan suaminya. Sama-sama iseng dan jail, tapi kaira cukup terhibur dengan keluarga Regan . Terlebih Daddy Tio yang selalu menyayanginya seperti anak kandung.
"Tau dari mana? memangnya Abang Regan pernah curhat?" tanya Kaira iseng ingin tau apa suaminya suka bercerita tentang perasaannya dengan keluarga.
"Tau donk, Abang tuh bucin akut sama kakak! tapi aku bersyukur cintanya kesampaian, ngeri aja aku tuh kalo sampe kakak tidak membalas. Auto ngunci pintu terus guling-guling di kasur sambil bilang Oh Kaira....mengapa kamu menolak cinta ku?Apa aku kurang tampan...Apa aku kurang uang...Atau aku kurang besar?"
Tuk
"Auwh......ssshhhhh......sakit Bang!" Rayya meringis kesakitan setelah mendapat satu buah jitakan di kepalanya. "Jahara!" celetuk Rayya.
"Kamu yang ngomongnya nggak jelas! Apanya yang kurang besar? tau-tauan! Otak kamu harus aku bawa ke pusat laundry biar bersih!" Regan begitu kesal karena ucapan adiknya yang menurut Regan tak sopan.
"Harusnya otak Abang yang di bawa ke laundry! aku tuh bersih-bersih aja, mana ada kotorannya. Udah di rukiah sama ustadz tampan yang sok jual mahal. Lagian aku belum selesai bicara, yang besar itu badan kakak! emangnya kakak pikir apa?" tanya Rayya membuat Kaira menunduk menahan tawa.
"Sayang, jangan dengarkan ucapan bar-bar Rayya oke!" ucap Regan dengan mengusap pipi sang istri.
Rayya pun tampak tidak terima, harusnya Regan berterima kasih padanya bukan malah menyalahkan apa lagi menyudutkan.
"Eeeh....Abang ini bukannya berterima kasih sama aku. Udah aku baik-baikin nama kakak di depan kakak ipar malah aku yang kena hujat!" ketus Rayya. "Males aku sama kakak!" Rayya segera pergi dengan tatapan sengit. Meninggalkan Regan dan Kaira yang menatapnya dengan pikiran yang berbeda.
Regan kembali menoleh ke arah Kaira yang kini tertawa kecil, wajah sendunya sudah hilang dan berganti dengan wajah sumringah. Benar kata Rayya seharusnya ia berterimakasih pada adiknya yang telah membuat Kaira tersenyum.
"Senyumanmu membuat rindu, apapun yang kamu dengar dan membuat hati tidak enak. Jangan kamu jadikan beban pikiran ya sayang. Aku tidak mau kamu merasa tidak nyaman dan beban."
Kaira tersenyum mendengar kata-kata dan sikap manis suaminya. Kaira menggelengkan kepala, memang tak dapat di bohongi jika tadi ia memikirkan nasibnya dan pernikahan yang tak kunjung di karuniai anak. Tapi bukannya masih banyak waktu untuk dirinya. Ini baru mau satu tahun pernikahan, di luar sana banyak yang sudah bertahun-tahun masih ikhtiar dan bersabar.
"Tidak, aku happy menjalaninya. Apa lagi ada kamu!" ucap Kaira dengan menunjukkan telunjuk ke hidung mancung Regan. Kaira sekarang sudah tak malu lagi menggoda Regan, rasa nyaman membuat cinta semakin mengembang.
Regan nampak lega, meski tak sepenuhnya ucapan Kaira benar adanya namun melihat senyuman tulus itu membuat Regan luluh.
"Ya sudah kalo gitu, aku tenang lihat kamu sudah lebih ikhlas. Sekarang mau pulang duluan atau masih mau ngobrol dengan yang lain, hhmm?" Regan begitu lembut memperlakukan Kaira. Hal itu membuat Kaira selalu bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan, jodoh idaman untuknya.
"Pulang aja, aku mau rebahan. Badan aku sakit semua, kamu kalo udah di kasih nggak kira-kira. Sampe pegel begini pinggang aku," keluh Kaira mengundang tawa Regan.
"Ini salah satu ikhtiar sayang, jadi harus semangat dan rajin usahanya." Ada saja jawaban Regan yang membuat Kaira kehabisan kata-kata. Selalu bisa membuatnya terbang dan kesal.
Produksi kalii
..
Di kasih monongan ketika menginjak 10 thn usia perkawinan
Dan ternyata stlh punya anak Baru sy sadar knp Mgkn Tuhan ngasih lama krn faktor istri adik saya.. Yg mgk secara kesiapan mental blm siap di kasih momongan mgk secara umur Iya tp mental blm krn msh Sak karepe dhewe..
Tapi kok kyk bego Dari peran istri gimana
Haruse ga boleh menolak apapun jatah suami
Mlh bahkan sunahnya menawarkan diri, Kan Dah hatam ilmunya seorang guru pula..
Klo kesannya menghindari Dr kewajiban gitu kok kyk org ga pernah punya ilmu