Tumbuh di lingkungan panti asuhan membuat gadis bernama Kafisha Angraeni memimpikan kehidupan bahagia setelah dewasa nanti, mendapatkan pendamping yang mencintai dan menerima keadaannya yang hanya dibesarkan di sebuah panti asuhan. namun semua mimpi Fisha begitu biasa di sapa, harus Kalam setelah seorang wanita berusia empat puluh tahun, Irin Trisnawati datang melamar dirinya untuk sang suami. sudah berbagai cara dan usaha dilakukan Kira untuk menolak lamaran tersebut, namun Irin tetap mencari cara hingga pada akhirnya Fisha tak dapat lagi menolaknya.
"Apa kamu sudah tidak waras, sayang???? bagaimana mungkin kamu meminta mas menikah lagi... sampai kapanpun mas tidak akan menikah lagi. mas tidak ingin menyakiti hati wanita yang sangat mas cintai." jawaban tegas tersebut terucap dari mulut pria bernama Ardian Baskoro ketika sang istri menyampaikan niatnya. penolakan keras di lakukan Ardi, hingga suatu hari dengan berat hati pria itu terpaksa mewujudkan keinginan sang istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16.
Ardian kembali mendengus napas mendengarnya.
"Sepertinya calon anak di dalam kandungan Kafisha ingin balas dendam pada papa-nya yang selama ini bersikap kurang baik pada mama-nya." ledek dokter Wisnu yang tahu betul bagaimana hubungan Ardian dan Kafisha.
"Diam kau!!!." kesal Ardian seraya memijat keningnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri usai mendengar semua penjelasan dari sahabatnya itu tentang apa yang kini dialaminya.
Dokter Wisnu melipat bibir, menahan tawanya agar tak pecah dan berakhir dengan kemarahan dari seorang Ardian Baskoro.
Percakapan Dokter Wisnu dan Ardian berakhir setelah kembalinya Kafisha ke kamar itu.
"Bagaimana kondisi mas Ardian, Dokter???." dengan memberanikan diri Kafisha bertanya. Bukannya takut pada dokter Wisnu melainkan takut Ardian menganggapnya lancang sudah ikut campur urusannya.
Dokter Wisnu membalas pandangan Kafisha. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tuan Ardian hanya mengalami Couvade syndrome." jawab Dokter Wisnu.
Meskipun ini kehamilan pertama baginya namun Kafisha pernah mendengar istilah tersebut dari salah seorang teman senasib nya di panti yang kini juga telah menikah.
"Kalau begitu saya pamit dulu." kata dokter Wisnu sambil beranjak dari duduknya.
"Baik, dokter."
"Tidak perlu mengantarnya, dia hafal betul dengan situasi rumah ini!." cetus Ardian ketika Kafisha hendak mengantarkan dokter Wisnu ke depan. Mau tak mau Kafisha pun mengurungkan niatnya mengantarkan dokter Wisnu hingga ke depan.
Dokter Wisnu hanya bisa geleng kepala.
"Katanya benci, giliran Kafisha ingin mengantarku ke depan saja sudah tantrum." batin Dokter Wisnu, tak habis pikir dengan sikap gengsi sahabatnya itu, tak pernah berkurang sedikit pun Masih sama seperti ketika mereka masih duduk di sekolah menengah atas dulu.
"Maaf dokter." kata Kafisha merasa tak enak hati pada dokter Wisnu
"Tidak masalah Nona Kafisha."
Pria dewasa itu puas saat menyadari tatapan tak suka Ardian padanya.
"Jika terjadi sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungi saya, Nona Kafisha!." sambung pria itu seraya menampilkan senyum. senyum yang terlihat begitu menyebalkan Dimata Ardian.
"Pergilah...jika terjadi sesuatu, maka aku sendiri yang akan menemuimu di rumah sakit." Ardian yang bersuara. Rasanya tak rela melihat Wisnu tersenyum pada istri keduanya itu terlebih Kafisha pun membalas senyuman Wisnu.
"Mau kemana???."
Kafisha sontak menghentikan langkahnya dan menoleh pada Ardian.
"Mau mengambil sarapan buat mas Ardian." jawab Kafisha dan Ardian pun mengangguk.
Tak berselang lama, Kafisha pun kembali dengan membawa sebuah nampan berisi sarapan pagi untuk Ardian.
Sungguh, Ardian tidak mengerti dengan reaksi tubuhnya. Ya, semalam ia bahkan tak dapat menelan makanan barang hanya sesuap akibat mual, namun pagi ini mengendus aroma bubur buatan Kafisha ia bahkan tak sabar ingin segera mencicipinya.
"Apa benar kata Wisnu, anakku ingin balas dendam karena sikapku yang selama ini kurang baik pada ibunya??." batin Ardian setelah mencicipi bubur buatan Kafisha yang terasa sangat nikmat di lidahnya. Ardian kembali melanjutkan makannya hingga bubur tersebut tandas tak tersisa.
*
Di sebuah rumah mewah di negera The Lion City, seorang pria tengah berdiri di balkon kamarnya.
"Selamat pagi, tuan." sapa seorang pria bersetelan jas lengkap berwarna hitam tersebut.
"Pagi... bagaimana, apa kau sudah berhasil mendapatkan informasi yang saya inginkan???." tanpa menoleh pria itu bertanya pada orang kepercayaannya tersebut.
"Benar tuan, saya sudah mendapatkan informasi tentang keponakan anda."
Informasi tersebut berhasil membuat Pria bernama Gandi Kusuma berbalik badan dan melangkah meninggalkan balkon kamarnya, kemudian diikuti oleh asisten pribadi sekaligus orang kepercayaannya itu.
Gandi, begitu biasa pria genap berusia empat puluh tahun tersebut di sapa, kini mendaratkan bobotnya di sofa, menatap pada asisten pribadinya yang kini berdiri tegap di hadapannya.
"Katakan, informasi apa saja yang berhasil kau dapatkan!."titahnya.
"Ternyata selama ini keponakan anda masih hidup dan dibesarkan di sebuah panti asuhan hingga akhirnya menikah. Tetapi _." pria bertubuh tegap dengan jambang tipis yang mengkhiasi wajah tampannya tersebut sengaja menjedah kalimatnya untuk sejenak.
"Tapi apa??." desak Gandi tak sabar.
"Tetapi, pria yang menikahi keponakan anda merupakan pria beristri, lebih tepatnya keponakan anda dijadikan istri kedua oleh pria itu. Dan menurut informasi, pria yang menikahi keponakan anda merupakan salah satu pengusaha ternama di Tanah air."
"Siapa dia???."
"Beliau adalah tuan Ardian Baskoro, pimpinan dari perusahaan Baskoro Group."
Tak butuh waktu lama bagi Gandi untuk mengetahui pemilik nama tersebut mengingat nama Ardian Baskoro cukup terkenal di tanah air.
"CK...." Gandi berdecak kesal mendengarnya. "Kebanyakan dari pria kaya memang tak pernah puas hanya dengan satu wanita." sambung Gandi dengan perasaan kesalnya.
"Tidak Tuan, menurut informasi yang saya dapatkan, justru alasan tuan Ardian Baskoro bersedia menikah lagi karena sangat mencintai istrinya."
"Apa maksudmu???." tanya Gandi dengan dahi berkerut bingung.
"Ya, istri pertama dari tuan Ardian Baskoro lah yang meminta suaminya untuk menikah lagi, bahkan istri pertama dari tuan Ardian Baskoro sendiri lah yang melamar keponakan anda untuk jadi madunya."
Kedua alis mata tebal Gandi bertaut dengan sempurna, seperti tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Fenomenal yang sangat jarang sekali terjadi di masyarakat.
"Siapa nama wanita itu???." Gandi jadi penasaran dengan nama wanita yang menurutnya tidak waras itu. menurut Gandi hanya wanita yang tidak waras yang meminta suaminya menikah lagi, kecuali jika ada alasan yang sangat masuk akal sengaja disembunyikan oleh wanita itu. Dan itulah yang teka-teki yang kini harus dipecahkan olehnya.
"Wanita mana yang anda maksud tuan." asisten pribadi Gandi merasa gamang. Siapa wanita yang dimaksud tuannya itu, nama keponakannya atau nama dari istri pertama Ardian Baskoro.
Menyaksikan sorot tajam tuannya akhirnya pria itu paham akan wanita yang dimaksud Gandi. "Beliau bernama Irin Trisnawati."
Nama yang baru saja disebutkan oleh asisten pribadi yang biasa dipanggil asisten Landi tersebut kedengarannya tidak asing bagi Gandi. pria itu nampak diam, seperti sedang berpikir.
"Irin....Irin Trisnawati...." Gumamnya dalam hati, berusaha mengingat-ingat nama itu.
Duar....
Bagai di sambar petir disiang bolong, setelah gandi berhasil mengingat pemilik nama tersebut. "Apa mungkin mereka orang yang sama???." gumam Gandi. selain mencari tahu lebih jauh lagi tentang anak dari saudara kandungnya, sepertinya sekarang ia harus mencari tahu banyak hal tentang wanita bernama Irin Trisnawati, begitu pikir Gandi.
Setelah puas memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi, Gandi kembali menatap pada asisten Landi. "Apa kau punya foto wanita itu???."
"Tentu saja, Tuan." jawab Asisten Landi kemudian memperlihatkan foto Irin kepada tuannya.
Duar....
Untuk kedua kalinya Gandi merasa tubuhnya seperti tersambar petir, sangat mengejutkan. Foto wanita bernama Irin tersebut sangat mirip dengan Foto yang ditemukannya di dalam dompet milik saudara kembarnya.
"Kita harus kembali ke tanah air sekarang. Aku ingin bertemu dengan wanita itu" Gandi beranjak dari tempat duduknya.
"Tapi tuan, saat ini nyonya Irin tidak berada di tanah air melainkan berada di negeri ini. Beliau sedang menemani ayahnya guna menjalani pengobatan."
Ibarat pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata wanita itu berada di negara yang sama dengannya. "Sebentar lagi, aku pasti menemukan jawaban atas semuanya." gumam Gandi.
disini siapa yang licik ???
disini siapa gak tamak???
gak usah sok playing victim gtu donk...
nggak semua orang bisa kamu jadikan boneka,yang hidupnya bisa kamu mainkan
ingin mengendalikan Ardian,tapi dia menyakiti Kafisha...
krᥒ ⍴ᥱᥒ᥆k᥆һᥲᥒ ᥒᥲmᥲᥒᥡᥲ һᥲm⍴іr mіrі⍴
sᥱmᥲᥒgᥲ𝗍 ᥡᥲ kᥲk ✍️
Ternyata Irin tak sebaik yang di kira...
aneh
jadi susah bedainnya kk Thor 😆🙏
seharusnya Ardian pindah ke kamar Kafisha ...
Ini kamar Ardian dan Irin gak pantes rasanya mereka tidur diranjang ini, apalagi Irin masih hidup.masih istri Ardian juga...
Kafisha dilamar sm irin untuk jadi madunya, karna anak lakinya suka sama kafisha
Gitu gak yaaa ?
Semakin seruuu ceritanyaaa, semangat terus thor 💪🏼
malang bener nasib mu Fisha....
kenak kehamilan simpatik ini si Adrian😆😆😆😆