Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlambat Bulan
Siang ini Gilang pergi ke ruang pantry dia duduk diantara OB di sana.
"Siang pak Gilang." sapa mereka, semenjak mereka tahu kalau Gilang yang mereka kenal adalah CEO perusahaan ini, mereka merasa canggung dengan Gilang.
"Siang." jawab Gilang singkat lalu duduk diantara mereka.
"Mau dibuatin apa pak? Tanya Irman.
"Tolong belikan makan siang saja ke kantin, minuman nya jus, sekalian bungkusin juga buat semuanya." ucap Gilang sambil memberikan beberapa lembar uang ratusan kepada Irman.
"baik pak, tapi ini kebanyakan pak," ucap Irman.
"bawa saja dulu, jaga-jaga kalau kurang." jawab Gilang.
Irman pun mengangguk lalu pergi ke kantin.
Retno dan Suci memilih duduk agak menjauh, karena rasa canggung yang ada pada diri mereka.
Hendra yang memang dari dulu orang yang paling dekat dengan Gilang pun mem berani kan diri untuk bertanya.
"Maaf pak, kalau saya lancang, apa bapak lagi kangen sama bu Alina sehingga bapak makan siang di sini? tanya Hendra hati-hati, karena takut menyinggung Gilang.
"Ya, saya lagi kangen dia, kira-kira menurut kamu saya harus ngapain? setiap hari saya mencari nya tapi sampai sekarang belum menemukan nya, entah apa yang harus saya lakukan lagi." ucap Gilang sambil mengusap wajah nya.
"Saya juga ngga bisa ngasih solusi selain kata sabar, kalau memang bu Alina adalah jodoh anda, dia pasti akan kembali pada anda." jawab Hendra.
"Entah lah Hen, sekarang saya sudah ngga mau berurusan lagi sama yang namanya wanita sebelum aku menemukan Alina." ucap Gilang.
"Bapak sangat mencintai bu Alina ya? Tanya Hendra.
"Ya, sanya sangat mencintai nya, saya ngga akan bisa mencintai perempuan lagi selain Alina, perasaan dan senyuman saya sudah di bawa pergi sama Alina." jawab Gilang.
Suci dan Retno yang mendengar penuturan Gilang pun merasa kasihan kepada Gilang yang kini menjadi atasan nya.
"Maaf pak, kalau boleh tahu kenapa bu Alina sampai meninggalkan bapak, padahal saya melihat kalau bu Alina juga sangat mencintai dan menyayangi bapak? Ingat kan pak, sewaktu di puncak pas bapak kedinginan? Terlihat bu Alina sangat khawatir sekali melihat bapak kedinginan." tanya Hendra.
"Kamu tahu kan yang di benci Alina apaan? Gilang pun nanya balik ke Hendra.
"Ya, bu Alina sangat benci sama pembohong." jawab Hendra dan seketika Hendra paham kenapa Alina pergi setelah jam makan siang waktu itu.
"Jadi? Pas kita makan siang itu, pak Gilang bersama pak Surya ada di pantry? terus bu Alina mengetahui semua tentang pak Gilang dan akhir nya bu Alina memutus kan untuk pergi." ucap Hendra.
"Ya seperti nya Alina mendengar semua pembicaraan saya dengan papah." jawab Gilang dengan tatapan sendu nya.
Retno dan Suci pun sekarang mengerti kenapa bu Alina pergi.
"Ini pak makan siang nya." ucap Irman yang baru datang dengan kedua tangan nya penuh dengan makanan dan minuman.
Suci dan Retno pun membantu Irman untuk menata makanan dan minuman di meja.
"Ya sudah ayo kita makan, kalian sini dong jangan jauh-jauh, temani saya." ajak Gilang tetap belum memberikan senyuman walaupun hanya sedikit.
Mereka pun mendekat dan makan bersama dengan Gilang, mereka makan tanpa suara dan tanpa bercanda karena merasa canggung.
*
*
"Dek, sudah ada kabar belum tentang Alina? Tanya bu Dewi.
"Belum bu, dan seperti nya no ponsel nya juga sudah di ganti, soal nya aku ngga bisa menghubungi nya sampai sekarang." jawab Dhea.
"Sampai kapan kakak mu sikap nya seperti sekarang, mamah kangen dia yang dulu, Gilang yang selalu tersenyum dan suka bercanda." ucap bu Dewi dengan mata yang sudah berkaca-kaca, mengingat sikap Gilang yang berubah seratus persen.
"Adek juga kangen berantem dan berdebat sama kakak mah, seperti nya kakak hanya bisa tersenyum dan sikap nya kembali seperti dulu kalau sudah bertemu dengan Alina." ucap Dhea.
"Padahal mamah juga sudah mengerahkan semua anak buah papah untuk mencari nya, tapi sampai sekarang mereka pun tidak menemukan nya." ucap bu Dewi.
"Ya kita hanya bisa sabar menunggu keajaiban dari tuhan, keajaiban yang tiba-tiba ada yang melihat nya atau tiba-tiba dia menghubungi aku." ucap Dhea.
Bu Dewi hanya terdiam sambil menatap kosong ke depan, dia sangat berharap sekali Gilang anak nya bisa tersenyum kembali.
"Assalamualaikum? Ucap Glen yang baru masuk.
"Waalaikum salam, masuk bang." jawab Dhea.
"Udah siap belum, kita berangkat." ajak Glen sambil mencium telapak tangan bu Dewi.
"Sudah bang, ayo kita berangkat." ajak Dhea sambil mengambil tas kerja nya.
"Mah, adek berangkat kerja ya? Jangan terlalu banyak pikiran, yakin saja suatu saat Alina akan kembali bersama kak Gilang." ucap Dhea lalu mencium telapak tangan dan pipi mamah nya.
"Iya, kalian hati-hati di jalan, Glen bawa motor nya jangan ngebut ya." ucap bu Dewi.
"Iya mah." jawab Glen lalu melangkahkan kaki keluar bersama Dhea.
*
*
"Bu udah ngga ada yang harus kita kerjakan lagi kan? Kalau ngga da kita mau berangkat sekolah." ucap Nura sambil memberikan pesanan ibu nya.
"Sudah nak, makasih ya? Ya sudah berangkat sana, hati-hati." ucap bu Diah.
"Iya bu." jawab Nura dan Nuri bersamaan, lalu mereka berangkat ke sekolah.
Sepeninggal anak kembar nya pergi sekolah, bu Diah pun menghampiri Alina ke kamar nya.
"Nak, ini makan dulu roti nya, dan ini susu yang kamu pesan." ucap bu Diah sambil memberikan roti dan susu kepada Alina.
"Alina pun terbangun lalu menyantap roti dan meminum susu yang dia mau.
"Nak, ibu mau tanya sama kamu mengenai hal pribadi boleh? Tanya bu Diah hati-hati.
"Boleh bu, tanya saja, memang nya ibu mau bertanya apa? Alina pun balik bertanya kepada ibu nya.
"Apa bulan ini kamu mendapatkan menstruasi? Tanya bu Diah pelan sambil menatap wajah Alina.
Bu Diah merasa curiga dengan Alina yang pusing dan muntah-muntah tadi, terus keinginan Alina yang tidak masuk akal, susu dan roti yang benar-benar dia ngga suka malah mau makan, sedangkan nasi goreng kesukaan nya malah ngga mau makan dan bilang kalau wangi nasi goreng bikin perut dia mual.
Alina pun terdiam sambil mengingat ya, "Bu, bulan ini aku tidak datang bulan, apa aku? Tanya Alina menggantung kalimat nya.
"Jadi benar dugaan ibu nak? Kamu tidak datang bulan? Sekali lagi bu Diah menanyakan nya.
"Seperti nya benar bu, bu tolong Alina bu, Alina harus gimana? Tanya Alina dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Biar lebih jelas, kamu tunggu di sini ya? Ibu mau ke apotek sebentar." ucap bu Diah sambil berdiri.
Sepeninggal ibu nya pergi menuju apotek, Alina pun menangis sambil memeluk guling.