felix bramasta seorang anak muda yang tampan tidak terlalu banyak bicara dan yang paling menonjol darinya dia adalah seorang petarung tangan kosong dan ahli dalam senjata.
bunga vasillia igor seorang gadis cantik, tapi terkenal cuek dia dari keturunan kaya raya. semua mengenalnya karena dia lahir di keluarga igor yang mana merupakan keluarga terkaya di negaranya.
hingga pada akhirnya keduanya di pertemukan, mereka menjadi tuan dan pelayan. banyak keseruan kelucuan, kebucinan, dan ketegangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Pertha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mie ramen
setelah keadaan kembali normal dan marco juga sudah pergi bunga segera menarik bram menuju mobil untuk segera pergi saja dari tempat itu.
" jalan.... " ujar bunga dingin.
" baik nona. " jawab bram seperti biasa santai.
lama tidak ada pembicaraan hingga beberapa menit.
" bawa aku ke mana saja aku sudah tidak tahan ingin buang air kecil. " ujar bunga.
" eh...
mengapa tiba tiba sekali nona. " ujar sama.
" kamu pikir aku menyeret mu tadi itu tanpa alasan. aku hampir saja kencing berdiri melihat siapa tadi itu namanya. " ujar bunga.
" marco. "
" nah iya marco...
untung saja aku masih bisa tahan jika tidak mungkin aku sudah di permalukan di sana. " ujar bunga.
" lalu kita akan berhenti di mana nona. " tanya bram.
" restoran sekalian makan. " ujar bunga.
" baik nona. "ucap bram tampa berlama lama bram segera memacu laju mobil ke arah restoran yang bram ketahui.
tak butuh waktu yang lama mobil sudah menepi di sebuah restoran sederhana yang jika orang kaya raya melihatnya akan menolak untuk masuk karena rasanya tidak pantas.
" kenapa ke sini. " tanya bunga.
" menurutku ini restoran terdekat dan juga restoran ini juga langgananku nona. dan uang pasti soal rasa jangan di tanya. " jelas bram.
" terserah kamu saja aku bisa makan di mana saja. sekarang yang terpenting di mana toilet aku sudah tidak sanggup untuk menahan lebih lama lagi. " ujar bunga seperti orang gelisah.
" oh mari aku antar nona. " ujar bram reflek saja mengatakannya.
" apa kau mencoba sesuatu pada ku bram. " ujar dingin bunga.
" tidak nona...
itu mari masuk kedalam nanti di sana nona akan di arahkan pelayan. " ujar bram.
bunga tidak menjawab dia melangkahkan kakinya segera masuk ke dalam restoran.
" selamat malam...
selamat sadatang di restoran kami
mari silahkan duduk. " ujar seorang pelayan masih tampak muda sepantaran dengan bunga.
" ya...
tapi bisakah aku ke toilet dulu karena...." jawab bunga.
" oh tentu mari lewat sini. " ujar pelayan.
bunga pun mengikuti pelayan itu, sedangkan bram memilih meja untuk dirinya temapati.
baru saja bram duduk dia di hampiri wanita paruh baya yang masih cukup cantik di usianya yang sudah kepala empat.
" bram....
lama sudah tidak datang ke tempatku. " ujar wanita itu
" bibi ana itu aku sibuk dan sekarang aku sudah bekerja pada seseorang. " jelas bram.
" oh....
aku pikir kamu sudah lupa dan bosan makan di sini. " ujar bibi ana
" mana ada seperti itu bibi masakan bibi itu yang terbaik jadi tidak ada alasan untuk bosan. " jawab bram
" ya sudah apa kamu pesan seperti biasa. "
" tunggu nonaku saja bi, biarkan dia saja yang memesan. " jawab bram.
" oh ya sudah. " ujar bibi ana kemudian kembali kedalam lagi mengerjakan pekerjaannya.
tidak lama berselang bunga sudah kembali kemudian segera menghampiri bram dan duduk.
" kenapa tidak pesan. " tanya bunga.
" maaf nona aku tidak tau apa yang nona suka. ini menunya silahkan nona pesan. " ujar bram. kemudian mengangkat tangannya memanggil pelayan
bunga mengambilnya kemudian melihat beberapa menu yang tersedia di sana.
" aku mau mie ramen sayur tongseng dan minumnya teh saja. " ujar bunga.
" baik nona. " ucap pelayan itu.
" aku mie ramen juga dan minumnya juga teh. " ujar bram
" baik silahkan di tunggu sebentar. " ucap pelayan itu kemudian berlalu pergi.
tak lama pesanan keduanya datang tidak ada sesuatu yang istimewa dari pesanan itu tidak seperti makanan saat di restoran berbintang.
" silahkan....
selat menikmati.... " ujar pelayan setelah meletakkan pesanan keduanya di meja kemudian pergi setelah itu.
" silahkan nona. " ujar bram.
bunga pin dengan santai menyiapkan sumpitnya kemudian mulai menyiapkan mie untuk di siapkan ke mulutnya.
" makan lah apa yang kamu tunggu. " ucap bunga yang melihat bram masih belum menyentuh apa pun.
" silahkan nona terlebih dahulu. " ucap bram.
" terserah. " ucap bunga kemudian mulai menyuapi mie ke mulutnya.
saat mie itu menyentuh mulutnya bunga mulai mengunyahnya matanya menunjukkan tanda tanya apa lagi pergerakan bunga terhenti tiba tian. bram melihat itu penuh harap harp cemas.
" enak.... " singkat bunga, kemudian mulai menyuapi lagi mulutnya.
bram yang mendengar itu bernafas lega kemudian bram pun memakan miliknya sendiri.
" nona cobalah sayurnya ini tidak kalah jauh rasanya. " ujar bram.
bunga pun mengikuti apa yang di sarankan bram awalnya menyumpit sedikit tapi setelah tau rasanya bunga menjadi lebih banyak menyumpit nya bahkan karena merasa tidak puas bunga memindahkan sayur itu ke mangkuk mie ramen nya.
" bram pesanan aku satu lagi semangkuk mie ramenya. " ucap bunga.
" apa nona yakin. " tanya bram tak percaya.
" aku yakin...
cepat lah.... " ucap bunga.
" baik... baik lah nona... "
" dan minta satu lagi tapi di bungkus untuk adel dan minta juga sesuatu yang bisa di makan untuk fira. " imbuh bunga karena mengingat adel dan fira di rumah sakit.
" baik nona. " jawab bram.
baram segera memesan apa yang di minta bunga. setelah itu bram melanjutkan memakan mie ramen miliknya, tak lama pesanan bunga datang. bunga tidak menunggu terlalu lama segera menikmati mie ramen itu.
" nona bunga ini nafsu makannya tinggi, bahkan dia tidak memikirkan tentang berat badannya tidak seperti wanita lain pada umumnya. " ujar hati bram.
" hah....
aku kenyang....
ini rasanya sungguh nikmat sekali. bram lain kali aku mau makan di sini lagi. " ucap bunga melihat ke arah bram yang bengong melihat bunga.
" bram apa matamu perlu aku cungkil agar tidak sembarangan menatap ku. " ucap bunga membuat bram tersadar dan salah tingkah.
" maaf nona. " ucap bram.
" lain kali hati hati dengan mata itu. " ucap bunga kesal.
" semua laki laki sama saja rupanya. mereka tidak bisa menjaga pandangan mereka pada wanita. " gumam bunga.
bram dan bunga kini sudah ada di jalan menuju rumah sakit untuk mengunjungi safira melihat bagai mana perkembangannya.
karena rumah sakit yang di tujuan cukup jauh bram dan bunga tiba di sana sekitar 40 menit dari restoran itu.
" kak adel...... " fira.
" ya ada apa fira. " jawab adel yang sedang memainkan ponselnya kemudian meletakkan ponsel nya.
" boleh aku bertanya kak. " fira.
" boleh tanyakan saja. " adel.
" apa kak adel sudah lama bekerja pada kak bunga. " fira.
" tidak juga aku rasa baru tiga hari itu pun kita bertemu secara kebetulan seperti kamu bertemu bunga juga kebetulan. " adel.
" begitu rupanya....
kak adel apa menurut kak adel kak bunga itu baik. " fira.
" tidak bunga bukan baik tapi sangat baik. " adel.
" em....
kak jika boleh tau bagai mana kak adel bertemu kak bunga. " fira.
" aku bertemu bunga di mall saat itu aku sedang di pukuli oleh mantan bosku karena aku menolak ajakan nya untuk menjadi simpanannya dan bisa selalu memuaskan dia di saat dia butuh. " singkat adel.
" oh...
tapi mengapa mengatakan itu hal itu di mall kak. " fira.
" dia membawaku untuk membeli beberapa baju dan juga perhiasan setelah itu baru dia mengatakan semua maksudnya. " adel.
" kaka adel masih beruntung tidak seperti aku yang kini sudah kehilangan masa depan karena sudah di hancurkan oleh manusia bajungan itu. " ujar fira tampak sangat marah.
clek.... ( pintu terbuka.)
" malam.... " bunga memasuki kamar sendiri saja setelah bram membukakannpintu.
" bunga.... " adel
" kak bunga... " fira
" malam.... " ucap keduanya menjawab sapaan bunga.
" adek ini mie ramen untukmu cobalah. dan ini untuk mu fira di makan ya.
" wah ramen terimakasih bunga. " adel menerima pemberian bunga.
" em.....
lalu fira bagai mana keadaan mu. " tanya bunga setelah menjawab adel.
" aku sudah merasa baik kak bahkan saat berjalan sudah tidak sakit lagi hanya saja masih terasa bengkak. " jelas fira.
" perkembangan yang bagus....
tapi apa tadi aku mendengar kamu memanggil kak. " ucap bunga.
" ah itu.... aku merasa tidak nyaman jika hanya memanggil nama saja jadi aku memutuskan untuk memanggil kakak saja. tapi jika itu terasa terganggu aku bisa merubahnya. " fira.
" tidak perlu cukup panggil itu saja karena itu juga tidak menyakitkan di telingaku.
Oh ya ayo coba di nikmati makanan yang aku bawa. ini enak lo aku sudah mencobanya tadi. " bunga
" terimaksih kak.. " fira.
" wah mie ramen ini enak sekali....
bunga beli di restoran mana mie ramen ini.
pasti di restoran berbintan yang terkenal mahal itu ya. " adel.
