TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06. Konflik berat
"Sorry ya say… abis kamunya gitu sih… Kita cuma mau bawa kamu doang kok" Sahut Ben sambil membelai rambut Rere mesra seolah-olah seorang kekasih bicara kepada gadisnya. Rere benci nada suara itu. Dia memutar otaknya. Bagaimana dia bisa keluar dari masalah ini.
"Tolong… jangan ganggu gue…Gue.. gue bakal bayar…bayar tiga kali lipat dari orang yang bayar lo.." dengan terbata-bata Rere mencoba untuk bernegosiasi kepada Ben.
"Engga bisa gitu dong say… emang kamu pikir kita-kita ini orang yang butuh uang. Enggak sayang…lagian ini udah termasuk urusan perasaan… right guys?" Ben bertanya ke teman-temannya dan sekali lagi mereka mengiyakan dengan kompak.
Rere pun merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk dirinya. Dia juga mendiamkan Ben yang meraih tangannya dan menggandengnya keluar.
Dengan menurut Rere berjalan keluar. Sesampai di luar tak jauh dari pintu rumah pak Somad. Rere kembali menghempaskan tangannya dan berusaha melepaskan diri berlari. Kaget dengan pegangannya, tanpa sadar tangan Rere sudah terlepas dari Ben.
Rere pun kembali berusaha berlari. Namun Dave, Zack dan si Indo-Pakis dengan cekatan mengejar Rere. Dengan perut yang masih sakit, Rere tidak bisa berlari sekencang tadi. Tapi dia terus berlari. Dia tidak berani melihat ke belakang.
Dan tidak lama kemudian dia merasa bajunya dipegang dan ditarik dari belakang. Tetapi Rere tetap berlari berharap tarikan baju itu akan terlepas.
Tetapi pegangan itu begitu kuat dan kencang sehingga merobek baju belakang seragam Rere. Rere pun kembali jatuh terjerembab di rumput belakang sekolahnya. Terjatuh tertelungkup. Dia coba untuk bangun tanpa menghiraukan bajunya. Tetapi tiba-tiba dibelakang tubuhnya ada yang menindih dan menahannya untuk tetap berada terlungkup di rumput.
"Lepasin gue!.. Lepasin!!! TOLONG!! TOLONG!!!" teriak Rere berusaha berontak.
Sedetik kemudian tangan kasar membalikan badannya dengan kuat. Di lihat Ben berada di atasnya. Dan PLAK!! PLAK!!
Dua tamparan kembali dihadiahkan di pipi kanan dan kiri Rere. Kembali Rere merasa seperti di hantam dengan benda yang sangat keras di kedua pipinya. Rere merasa seakan rahangnya ikut terlepas setelah tamparan kedua itu mendarat di pipinya. Ben masih menindih Rere yang sudah terlentang.
Dengan geram dia mencekik leher Rere. Rere tidak bisa mengelak lagi. Dia merasa akan mati. Dia tidak bisa bernafas. Dia juga tak bisa bicara. Tangan Rere dengan segera memegang tangan Ben mencoba melepaskan cekikannya. Kakinya menendang-nendang rumput di bawahnya. Muka Rere sudah memerah. Sungguh satu menit yang menyiksa kan setelah dengan tiba-tiba Dave mengingatkan Ben untuk melepaskan cekikannya.
"Ben, Gila lo… bisa mati dia!! Lepasin!" Lalu Ben tersadar dan melepaskan cekikannya. Rere pun terbatuk-batuk. Lega dia bisa bernapas lagi, meskipun kalau boleh memilih dia mau langsung tertidur, mati… atau pingsan dan bangun di tempat yang jauh dari sini. Selamat dan hidup normal lagi.
Tiba-tiba Ben bangun dari tubuh Rere dan menarik Rere untuk berdiri. Rere pun terbangun.
"Sam, pegangin dia! Biar enggak kabur lagi!" si Indo-pakis langsung bergerak memegang Rere, rupanya dia bernama Sam.
Ben kembali melihat ada sebersit goresan yang mengeluarkan darah di pelipis kanan Rere. Rupanya Rere tergores ketika jatuh tadi.
Dan sedetik kemudian Ben menarik seragam putih Rere dan langsung merobeknya terbuka tepat di dadanya. Kancing seragam Rere pun terlepas semua saking kencangnya robekan tangan Ben. Spontan buah dada Rere yang masih terpampang memperlihatkan isinya kepada keempat pemuda tersebut. Rere segera berusaha menutup dadanya dengan menyatukan robekan seragamnya. Tetapi Sam dengan cepat meraih tangannya menekuknya ke belakang sehingga Rere tidak bisa berkutik lagi.
PLAK!
Sebuah tamparan kembali mendarat di pipinya, sakit, malu dan menjijikan.
Rere merasa jijik kepadanya dirinya sendiri, dari sekian juta pertanyaan yang ada di dalam kepalanya yang terlintas hanya sebuah pertanyaan "Kenapa.. kenapa dan kenapa".
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe
gmn baiknya tuh 2 bocah deh thorr..tinggal urus sj..aq sediain sesaji sama like yg bnyk dehhh
thooor bikin rere bahagia kasian