Istri Untuk Tuan Simon

Rumah besar Kent,

Cahaya matahari menembus tirai putih polos di kamar luas nan mewah beraroma maskulin itu.

Hangat yang menggelitik membuat tidur Laura yang begitu nyenyak sambil memeluk buntalan besar di sampingnya terganggu.

Laura meringkuk, dia menarik buntalan besar empuk itu dan memeluknya lebih erat sambil bergumam.

"Emhhh.... hangat sekali, ini sangat hangat, aku suka... aku suka, nyamannya..... " seloroh Laura sambil memeluk buntalan itu dengan begitu erat.

Wajahnya dia usapkan di benda bidang nan empuk di depannya, rasanya sangat hangat dan nyaman sampai membuatnya enggan untuk bangun dari tidurnya yang sangat lelap.

Ini kali pertama bagi Laura merasakan istirahat yang begitu tenang dan nyaman tanpa ada mimpi buruk dan ketakutan.

Di saat yang Sama, Simon juga sedang terlelap dalam tidurnya yang begitu berkualitas. Tubuhnya serasa dihimpit beruang menggemaskan yang begitu manja padanya.

Simon memeluk beruang itu, memeluknya dalam Kungkungan tubuhnya yang besar, rasanya sangat nyaman saat beruang kecil itu mengusapkan kepalanya di dada bidang Simon apalagi ketika beruang itu memeluknya semakin erat.

Tidak pernah tidur Simon senyenyak ini. Mungkin karena pengaruh minum anggur bersama Hendry, Lanang dan Dani membuatnya merasa tenang meskipun ini rasa tenang yang berbeda.

Laura membuka kedua matanya saat merasakan tangan seseorang memeluk pinggangnya dengan erat, sama halnya dengan Simon, pria itu membuka matanya saat merasakan tangan beruang itu terlalu kurus.

dan....

Jedarrrrrr......

Bak di sambar listrik, kedua manusia yang baru bangun pagi ini syok saat kedua mata mereka saling bertatapan tepat setelah mereka bangun pagi dalam posisi yang sangat mesra, berpelukan begitu erat dalam satu selimut di atas satu ranjang saling menghangatkan satu sama lain.

Deg... deg... deg.....

jantung kedua manusia itu berdebar kencang, wajah keduanya langsung memerah Semerah tomat dan pipi mereka panas.

" Ya Ampun, apa aku bermimpi!???" batin Laura sambil menatap Simon dengan tatapan tak percaya kalau dia tidur satu ranjang dengan Simon.

Sama halnya dengan Simon, dia terkejut bukan main saat sadar dia memeluk Laura sambil terlelap, tapi apa ini nyata!?? jelas jelas dia berbaring di sofa semalam, tapi tunggu dulu....

Kedua orang itu mengangkat tangan masing masing. Laura mencubit pipi Simon sedangkan Simon menarik hidung mancung Laura.

" Akhhh...." Keluh mereka berdua kesakitan dan..

" Warrrkhhhhhhhh.........." Laura berteriak histeris sedangkan Simon terdiam syok dengan tubuh membatu di atas kasur.

Betapa terkejutnya kedua manusia beda genre itu saat sadar kalau sebenarnya sejak semalam mereka tidur saling berpelukan.

Laura berpikir Simon adalah buntalan besar yang hangat sedangkan Simon berpikir dia mimpi memeluk beruang kecil yang menggemaskan.

Sontak Laura melompat keluar dari kasur sambil menatap Simon dengan tatapan panik tak sadar kalau kancing piyama tidurnya lagi lagi terbuka dan tampaklah dua kacamata kuda berwarna hot pink di dalam sana sedang pamer keindahan pada Simon.

" Apa yang anda lakukan tuan!????" pekik Laura kaget.

Simon terperangah, dia juga tak menyangka kalau dia akan tidur di atas kasur. Sepertinya karena kedinginan dia sampai menyelinap ke atas kasur dan malah memeluk Laura semalam suntuk.

" Tu..tuan.. anda benar benar tidak sopan," protes Laura .

Simon terbelalak belum lagi ada pemandangan indah dua bongkahan kecil di depannya, sungguh menguji pria dewasa ini.

Glekk....

" Sialan, perempuan ini kenapa sih!??" Simon kesal, dia menatap dingin pada Laura, tapi lagi-lagi jantung nya berdebar kencang.

" Kau sadar tidak siapa yang sopan dan tidak, dasar tukang pamer Kentang kecil!!!" ejek Simon sambil duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur.

" Pamer!? pamer apanya tuan!? anda yang tidak sopan, beraninya memeluk saya!" balas Laura .

Simon berdecak,"tckkk mau pamer lagi hmm???" Simon menatap buah dada Laura lalu menatap wajah gadis itu.

Sontak Laura terdiam membatu, perlahan kepalanya menoleh ke bawah dan tampaklah aset kebanggaannya sedang melakukan pameran kacamata kuda hot pink pada Simon.

Gadis itu terdiam, lalu menatap Simon yang tampak gugup dan wajahnya memerah. Sebaik apa pun Simon menyembunyikan perasaannya, Laura tampaknya mulai paham dengan pria itu.

" Dasar pria mesum, om om mesum!!" ketus Laura yang langsung menutup pakaiannya dengan wajah cemberut.

" Aku bukan orang mesum, kau tidur di kamarku jadi hal seperti ini bisa saja terjadi, lagipula.. Kita suami istri!" tegas Simon.

Laura terdiam sejenak, lalu berbalik dan menatap Simon," Tuan, apa tidak ada kamar lain? ma..maksud saya, bagaimana bisa kita tidur dalam satu ruangan, saya merasa tidak layak, saya pikir semalam karena belum ada kamar saya tidur di sini, " ujar Laura.

" Tidak ada, tidur di sini saja, jangan buat orang merasa curiga dengan kita, kau ini bodoh ya, suami istri ya harus tidur satu kamar, apa kata orang nanti!" omel Simon sambil menatap Laura dengan tatapan dinginnya.

Laura mengerucutkan bibirnya," tcihhh... baiklah, tapi di mana saya akan simpan pakaian saya? tidak ada lemari di sini," tanya Laura sambil menggembungkan pipinya.

Yang benar saja, bagaimana bisa Laura semenggemaskan itu? pagi pagi seorang pria dewasa disuguhkan pemandangan seperti ini? apa yang akan terjadi pada Simon!?

" Cantik!" celetuk Simon kelepasan.

Laura terperangah, dia menatap Simon," Apa tadi tuan?" tanya Laura yang ingin memastikan dia tak salah dengar.

" Itu di sana ada ruang ganti, susun di sana, dasar pengacau!" balas Simon dengan ketus sambil beranjak dari kasur.

" Di mana?" tanya Laura yang belum tau seluk beluk ruangan itu.

Simon menghela nafas, dia berjalan ke arah Laura lalu mengambil koper milik Laura," Ikut aku," ucapnya sambil menarik koper itu menuju sebuah pintu putih di kamar tersebut.

Dibukanya pintu itu, dan tampaklah walk on closet yang begitu luas dengan deretan pakaian yang....

" Ya Ampun tuan ini berantakan sekali!!!!" teriak Laura syok saat melihat pakaian Simon hancur berantakan di dalam ruangan itu.

Simon bahkan sama terkejutnya dengan Laura, dia baru sadar kalau dia belum membereskan pakaiannya sejak berbulan bulan lalu, tak seorang pun dia ijinkan masuk ke kamarnya kecuali Hendry.

Dan sekarang di sinilah mereka dengan pemandangan berantakan di depan mereka.

" Belum dibersihkan, aku akan membersihkannya dahulu, sana mandilah, aku akan selesai dengan cepat!" ucap Simon.

Laura menatap pria itu," hah... bagaimana bisa selesai dengan cepat kalau dikerjakan sendiri, biar saya bantu!" ucap Laura yang tanpa basa basi masuk ke sana dan mulai memungut semua kekacau yan Simon lakukan.

" Tapi....

"Cepatlah tuan, bukankah anda juga harus bekerja? ini sudah jam 6 pagi, kalau kita cepat ini akan beres, atau biar saya yang bereskan, tuan bersiap saja berangkat kerja," ucap Laura yang sudah sibuk melakukan semuanya dengan kedua tangannya.

Simon menatap jam dinding, " Masih sempat," batin pria itu.

" Kita lakukan bersama, masih ada waktu," ucap Simon.

" Baik tuan,"

Laura dan Simon membersihkan kekacauan itu, bekerja sama dan merapikan ruang ganti dengan cepat.

" Tapi kenapa tuan tidak meminta pelayan? bukankah akan lebih praktis?" tanya Laura.

Simon terdiam sejenak, wajahnya sedikit berubah saat mendengar pertanyaan itu.

" Trauma, aku tidak bisa membiarkan sembarang orang masuk ke kamarku, " jelas Simon singkat.

" Lalu kenapa tuan memperbolehkan saya yang jelas belum kenal betul dengan tuan?" tanya Laura dengan tatapan penasaran dan serius.

Deghh...

Benar juga!

Simon yang tidak pernah membiarkan orang leluasa ke dalam kamarnya malah membiarkan Laura di kamarnya bahkan mengijinkan Laura tidur di atas ranjangnya, menyentuh barang barangnya dan tidak marah saat Laura menyentuhnya.

Simon terdiam, dia bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan itu, dia pun merasa aneh dengan dirinya yang seolah menerima Laura sepenuhnya padahal jelas dia tak pernah melakukan hal itu pada orang lain karena trust issue yang dia alami.

"Aku bahkan tidak tahu alasannya!"

.

.

.

Like, vote dan komen 🤗

.

.

.

like, vote dan komen 🤗