perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengantar Lulu
Ke esokan harinya Hadi langsung ke pesar tengah sepulang sekolah,
" baru dateng loe, sana istirahat dulu, setengah jam lagi gantiin gw" Ucap Noply saat melihat Hadi datang,
" iya Nop," sahut Hadi, ia memesan kopi dan meminta sebatang rokok pada pedagang kaki lima, milik Lulu, namun kali ini yang menjaga dagangan itu Ibunya Lulu.
" kak Hadiii" saat sedang ngopi Lulu tiba tiba datang dan langsung menyapa Hadi, di tangannya ada sebuah rantang dua susun.
" hei , baru datang?" tanya Hadi
" iya , tadi masak dulu, ini buat kak Hadi" Sahut Lulu sambil memberikan rantang yang di bawanya.
" apa ini?" tanya Hadi
" buka aja" ucap Lulu malu malu.
" wah nasi sama lauk dan sayur" seru Hadi saat membuka isi rantang itu.
" Ini masakan Lulu di makan yah," pinta Lulu penuh harap
" pasti, makasih yah" sahut Hadi , ia langsung memakan nasi yang di bawa oleh Lulu, karena memang lapar, pagi ia hanya memakan roti dan kopi saja, ia meminjam mangkok Mas Joko karena lulu memberikan nasi dan lauk yang cukup banyak, yang tak mungkin ia habiskan sendiri
" walah, mie ayamku ga di beli nak Hadi hari ini mah" mas Joko yang melihat itu menggoda Hadi dan Lulu
" he he he, namanya rejeki mas ga boleh di tolak" sahut hadi santai, sementara Lulu memerah mukanya dan langsung ke lapak dagangannya, namun sebelumnya ia memberikan dua batang rokok Gudang Garam Filter pada Hadi.
" Nop, gantian " pinta Hadi setelah makan dan beristirahat sejenak,
" Siip, udah laper gw juga" sahut Noply , Hadi memberikan rantang yang masih berisi lauk
" ini dari Lulu, gw makan cuma separuh pake mangkok mas Joko," ucap Hadi, ia membawa mangkok mas Joko untuk di cucinya.
" ok, makasih yah" sahut Noply menerima rantang itu.
Kini Hadi mulai mengisi mobil mobil angkot yang sedang ngetem di sana, setiap mobil yang penuh mereka mendapatkan 250 rupiah namun kalau hanya beberapa orang paling cuma 100 perak , namun saat malam mereka menghitung hasilnya mereka mendapatkan delapan puluh ribu lebih, namun mereka harus membagi dua penghasilan mereka dengan Bang Mamad yang memegang daerah tempat mereka nyalo,
" Nich. buat loe, kita dua puluh ribu ewang" ucap Noply sambil memberikan uang sepuluh ribuan dua lembar
" makasih Nop" ucap hadi, namun saat ia akan naik mobil, ia melihat Lulu seperti kesusahan membawa barang dagangannya
" Kamu pulang sendirian Lu?" Tanya Hadi sambil mendekat
" Iya kak, kakak ku lagi keluar kota, biasanya dia yang jemput" Jawab Lulu
" Sini aku bawain," Ucap Hadi sambil mengambil kotak dagangan Lulu,
." Makasih ya kak" Ucap Lulu malu malu, Hadi mengikuti Lulu dari belakang, karena tak tahu di mana rumah Lulu, mereka menyebrang dari pasar tengah ke pasar Bambu kuning, mengikuti gang di belakang pasar Bambu Kuning. Lulu yang di depan seperti sengaja berjalan lambat, dengan sedikit mengegolkan bempernya membuat , Hadi gemas ingin menepuk nya
" Nah itu rumahku kak" setelah masuk agak dalam di daerah kaliawi Lulu menunjuk sebuah rumah sederhana bercat putih,
Hadi membawakan kotak dagangan Lulu sampai ke depan rumah Lulu,
" Nah sudah sampai, kalau begitu aku pulang dulu yah" Ucap Hadi berpamitan setelah meletakan Kotak dagangan di depan pintu
" Kriiiiet" Pintu rumah Lulu tiba tiba terbuka,
" Eh, nak Hadi, terima kasih yah, udah nganter Lulu pulang, baru saja ema, mau nyusul" Ucap mak Rukmi, ibu Lulu.
" Sama sama mak, kebetulan nyalonya juga udah beres " sahut Hadi
" sini masuk dulu," Mak Rukmi menarik tangan Hadi agar masuk ke dalam
" Tapi mak, ini udah malem," Ucap Hadi tak enak, karena memang sudah jam delapan malam
" sebentar saja mak masak banyak makan dulu baru pulang" Ucap mak Rukmi, ia memberikan kode pada lulu agar mengajak Hadi masuk
" Ayo masuk dulu, cuma sebentar doang kak" Rayu Lulu sambil memegangi tangan Hadi, dan menggoyang kan
" Iya iya, " Ucap Hadi tergagap karena lengannya bergesekan dengan aset kembar milik Lulu yang mulai mengembang.
" Nah, gitu jangan malu malu, ayo makan" Mak Rukmi mengambilkan nasi dan lauk untuk Hadi .
"Makasih mak" Ucap Hadi.
Hadi makan bersama Lulu, sedangkan mak Rukmi kembali ke dapur, selesai makan Hadi berpamitan
Hadi kembali menyusuri jalan setapak
" Woi berhenti loe!?" Saat berada di belakang pasar Bambu kuning.
Satu sosok bertubuh besar dan gendut menegur Hadi
" Ada apa bang?" Tanya Hadi, sambil mendekat ke yang memanggilnya
" Dari mana loe jam segini, masih di pasar," Tegur sosok itu
" Abis nganter teman bang, anak mak Rukmi" Jawab Hadi,
" Gw yanto golok, gw kira loe keluyuran ga jelas" Ucap sosok itu sambil menegak minuman Topi Miring, dari mulutnya tercium bau alkohol yang keras,
" Ga bang tadi kasihan aja liat dia pulang dagang sendirian kakaknya lagi keluar kota" Jawab Hadi.
" Sekarang loe mau kemana?" Tanya Yanto lagi
" Pulang bang, besok ujian praktek di BLK" Jawab Hadi
" Ya udah sana, jangan ngeluyur lagi loe?" Yanto menyuruh Hadi pulang dengan gerakan tangan mengusir.
" Ya bang, gw pulang dulu" Ucap Hadi sambil melangkah, mencari angkot jurusan Rajabasa Tanjung Karang.
Namun angkot sudah jarang, yang masih banyak lewat angkot warna kuning jurusan Tanjung Karang way Halim , saat di depan bioskop king yang berada di pemukiman Gunung Sari, baru ia mendapatkan angkot jurusan Rajabasa
" Eh loe dari mana, jam segini baru pulang" Tegur si sopir yang mengenali Hadi,
" Abis nganter teman wa, di kaliawi" Jawab Hadi, ia mengenali sopir itu WA Ujang , orang Kampung Baru, ga jauh dari SMP nya dulu.
" Tadi loe nyalo juga kan di Pasar Tengah?" Tanya WA Ujang
" Iya WA, bantuin noply, dia sendirian, Pendi udah mulai narik angkot " Sahut Hadi.
" Kalau bisa jangan keseringan, nanti sekolah loe ke ganggu" Ucap wa Ujang menasehati,
" Iya wa, kalau ada kerjaan lain mah saya juga ga mau" ucap Hadi,
Wa Ujang terdiam mendengar perkataan Hadi tak bisa berbicara lagi, tanpa sepengetahuan Hadi, ada seorang wanita muda yang duduk di depan memperhatikannya, lewat cermin di wadah bedaknya
" eh, sekolah di mana?" tanya nya karena penasaran,
" Di SMK Bhakti Utama mbak" Jawab Hadi, ia pernah mendengar tentang wanita itu, seorang wanita yang sering ikut di mobil mobil angkot tertentu, dan angkot wa ujang salah satunya
" ngapain loe ikut nanya nanya, naksir loe!?" tegur Wa Ujang dengan suara agak keras, sepertinya cemburu, wanita itu bertanya pada Hadi
" Cuma nanya doang kok bang" jawab wanita itu, tetapi matanya masih melirik Hadi sesekali
" wa di sini saja" Ucap Hadi saat mobil telah sampai di depan UBL.
" udah turun aja, buat loe sekolah besok" ucap wa ujang saat hadi akan membayar ongkosnya
" makasih Wa" sahut hadi , ia turun dan menyebrang
saat sampai rumah asrama sangat sepi, mungkin karena sudah larut, sudah jam 10 malam
Hadi langsung tidur setelah menaruh tas dan membuka sepatunya